Menata kembali folder-folder foto yang berserakan, seolah menggugah kembali kenangan-kenangan masa silam yang terkadang terlupakan. Every pictures give us a story !
Ah, folder-folder itu mengingatkanku akan kegemaranku memainkan shutter kameraku. Walaupun sampai sekarang hasilnya pun masih tetap "sampah". Yah, "sampah" data yang bergiga-giga kapasitasnya. Aku mulai mengenang kembali masa-masa itu, di mana aku mulai menggemari mengutak-atik kamera untuk mendapatkan gambar yang aku inginkan. Datar, tanpa makna, dan memang "tidak dapat berbicara". Terkadang aku merasa sebagai seorang tukang foto yang hebat karena sanjungan dan pujian yang terlontar dari sosial media, di mana beberapa foto aku pasang di lini massa tersebut.Tak banyak, hanya beberapa yang memberikan komentarnya memang. Pujian yang sempat membuatku besar kepala dan menjadikan diriku seorang yang (sok) hebat dalam berkarya.
Folder-folder berserakan, yang seolah mengajakku mengingat kembali akan hobi jalan-jalan yang aku geluti, setelah mendapatkan kamera ini. Pikiranku seolah seperti digelitik, mengingat kembali apa esensi dari "jalan-jalan" yang aku jalani. Bukankah kita jalan-jalan untuk melepas penat? Bukan jalan-jalan yang menambah beban ketika kita selesai melakukan perjalanan tersebut. Beban yang saya maksud adalah beban untuk harus mendapatkan foto sebagus yang mampu kita hasilkan, beban ketika kita harus membuat sebuah catatan untuk menceritakan kisah perjalanan yang baru saja kita lakukan.
Berangkat pun sudah ada beban, pulang pun tanpa membawa sebuah kesan. Beban untuk mendapatkan foto yang layak untuk dipublikasikan, beban untuk mendapatkan informasi guna membuat ulasan dalam sebuah tulisan, dan beban untuk kapan segera menyelesaikan pekerjaan. Hambar, tak ada kenikmatan, tak ada perasaan penarasan, tidak ada rasa puas, dan pada akhirnya pulang tanoa memberikan kesan yang membekas ke dalam hati dan pikiran.
Apa esensi dari sebuah perjalanan? Untuk keluar sejenak dari rutinitas keseharian? Atau hanya sekedar ajang untuk pamer jika kita pernah berkunjung ke sebuah tempat yang menjadi impian setiap orang? Bukankah esensi dari sebuah perjalanan itu mengenai kualitas dari perjalanan tersebut? Bukan hanya kuantitas semata kan?
Jujur, aku mulai tidak menikmati setiap perjalanan-perjalanan yang aku lakukan akhir-akhir ini. Aku terlalu sibuk memikirkan bagimana caranya untuk mendapatkan foto-foto bagus (menurutku). Mencoba menangkap setiap kisah yang ingin aku dapat, sehingga lupa untuk menikmati perjalanan yang aku lakukan tersebut. Dan akhirnya perjalanan memang akan terasa hambar, tidak ada proses pembelajaran yang kita rasakan, yang ada hasilnya hanya foto yang bergiga-giga namun tak ada makna.
Perjalanan itu proses, nikmati proses yang ada, jangan memikirkan hasil akhir harus bagaimana, foto bagus anggap saja sebagai bonus ! Dengan menikmati proses kita akan lebih merasakan dan menghargai esensi dari perjalanan itu sendiri. Perjalanan untuk melegagan rohani yang sedang "haus". Nikmati proses, foto dengan momen bagus biasanya akan kita dapat ketika kita mulai menikmati proses yang kita jalankan.
Taman Sari, Maret 2013 |
Kraton Ratu Boko, Maret 2013 |
Tanjung Papuma, Jember, November 2012 |
Tak semua hal yang terlihat indah oleh mata, dapat divisualisasikan baik oleh lensa kamera ! Mungkin dia hanya dapat "dinikmati" langsung oleh mata saja !
Gini mas Bro, anggap saja orang yg hobinya jalan2 itu sama seperti dengan orang yg hobinya makan pedes2 macamnya ngemil keripik Maicih.
ReplyDeleteKita tau kan ya, rasa pedes itu "menyakitkan", tapi ya ada saja yang ketagihan. Jalan-jalan juga gitu. Bikin capek tapi ya bikin ketagihan. Jadi, kalau ditanya alasan, mungkin jawaban yg paling sip adalah karena "enak".
Saya jadi inget, dulu pas ke Lombok-Bali tahun 2010 selama 6 hari, saya habis memori foto 6 Gb. Pas ke Bali bulan lau, cuma 4 hari cuma pakai memori foto 2 Gb kurang. Mungkin karena sekarang saya menikmati perjalanan jadi selektif ketika motret.
mungkin karena dulu aku salah mindset mas bro
Deletepergi ke suatu tempat kalau bisa pulang bawa foto bagus, jadinya terlalu sibuk nyari moment, kurang menikmati suasana sekitar, jadi pulang malah hambar ga ada kenangan/cerita menarik selama perjalanan -_-"