Thursday, December 31, 2015

Gurihnya Sate Klopo Ondomohen, Surabaya

Geliat kuliner malam di Surabaya sepertinya semakin terasa semarak ketika larut tiba. Belum sah rasanya, jika tidak menikmati makan malam kedua jika berkunjung ke Kota Pahlawan ini.

Usai menikmati kuliner di Jalan Waspada, kami bergeser menuju daerah Ondomohen atau sekarang lebih dikenal dengan nama Jalan Walikota Mustajab. Lalu lintas malam itu cukup padat dengan lalu lalang kendaraan. Ada pula yang terlihat kebingungan mencari tempat parkir kendaraan untuk menuju warung sate klopo yang terletak di kawasan ini. Kali ini saya diajak mencicipi Sate Klopo Ondomohen Ibu Asih, salah satu warung sate yang cukup legendaris di Kota Pahlawan ini.


Kepulan asap dari tungku pembakaran seolah memanggil para pembeli untuk datang mencicipi kenikmatan sajian sate yang dijajakan di warung yang terlihat sederhana ini. Benar saja, ketika kami memasuki warung sate yang terletak di Jalan Walikota Mustajab No 36 ini, sudah terlihat pembeli yang memenuhi semua bangku yang disediakan di warung ini. Belum lagi pembeli yang berjbel di depan warung sambil menanti pesanan. Kami bertiga hanya bisa celingukan melihat kondisi di dalam warung, apakah masih ada bangku kosong untuk kami tempati. Sembari menanti ada kursi kosong, kami sengaja menunggu pesanan di bagian depan kios, mengambil kursi dan duduk di bagian trotoar jalan. "Awas lho mbak nanti kena garuk Satpol PP kalau makan di trotoar!", celetuk Bu Asih yang berada di bagian depan warung sembari menunggu bagian kasir. Kami bertiga pun berhamburan dan akhirnya memilih masuk ke dalam, lalu duduk di bagian pojok warung. Iya, kebetulan hanya di bagian pojok inilah ada bangku kosong yang dapat kami tempati bertiga.

Monday, December 28, 2015

Es Kacang Ijo Goyang Lidah, Surabaya

Es bubur kacang ijo atau orang Surabaya biasanya menyebutnya es kacang ijo merupakan salah satu sajian kuliner yang cukup mudah ditemui di mana saja. Namun, apa yang menjadikan sajian es kacang ijo di Jalan Waspada, Surabaya ini istimewa dibandingkan dengan sajian sejenis di kota lainnya?

Usai menyantap sajian nasi cumi di Jalan Waspada, mbak Yanti mengajak kami untuk memesan es kacang ijo yang berada persis di sebelah warung nasi cumi ini. Warung es kacang ijo ini juga terlihat cukup sederhana, namun pengunjung yang datang kemari tak kalah ramainya seperti di warung nasi cumi. Pedagang es kacang ijo di Surabaya biasanya berasal dari Madura. Bahkan, saking terkenalnya, banyak warung es kacang ijo di daerah tempat saya tinggal yang memberi embel-embel es kacang ijo Madura di warung milik mereka. Lalu apa sih keistimewaan es kacang ijo di warung Goyang Lidah ini?


Jika di daerah saya tinggal, penjual bubur kacang ijo biasanya dapat ditemui ketika pagi dan menjelang malam hari. Menu bubur kacang ijo bisa digunakan sebagai menu sarapan maupun camilan menjelang malam. Jika di pagi hari, penjual bubur kacang ijo biasanya menghidangkan menu ini yang terdiri dari kacang hijau yang dicampur ketan hitam dan diberi campuran santan encer sebagai kuah. Sedangkan pada malam hari, hidangan es bubur kacang ijo ini terdiri dari campuran kacang hijau, ketan hitam, bubur mutiara, potongan roti tawar, diberi santan sebagai kuah dan dicampur dengan sirup coco pandan. Nah, yang rasa manis pada sajian es bubur kacang hijau di daerah Solo ini didapatkan dari kuah santan dan juga campuran sirup pada sajian. Cukup kontras dengan es kacang ijo yang saya coba di warung Goyang Lidah, Surabaya ini.

Saturday, December 26, 2015

Nasi Cumi Jalan Waspada, Surabaya

Keberadaan kuliner malam memang selalu menggoda untuk dicoba. Nasi Cumi di Jalan Waspada Surabaya misalnya, warung kaki lima yang tidak pernah sepi oleh pembeli ini menyajikan masakan cumi yang menggoda untuk dicoba. 

Suasana Jalan Waspada di malam hari terlihat tak sepadat ketika siang hari. Jalan kecil yang terletak di samping Pasar Atum Surabaya ini memiliki sebuah spot kuliner menarik untuk dicicipi. Nasi Cumi Jalan Waspada, sebuah warung kaki lima yang cukup familiar bagi masyarakat Surabaya. Warung kaki lima ini terlihat selalu ramai oleh para pembeli yang ingin menuntaskan rasa lapar atau pengunjung dari luar kota yang ingin menuntaskan rasa penasaran.


Warung nasi cumi ini dahulu buka menjelang tengah malam, namun kini warung tersebut siaga 24 jam. Tapi, tetap saja pengunjung yang datang kemari lebih ramai pada malam hari dibandingkan siang hari. Maka tak heran, jika pada malam hari si penjual akan menambah jumlah meja dan kursi sehingga terkesan memakan sebagian badan jalan. Ya, itu juga demi kenyamanan para pengunjung agar mendapatkan tempat duduk untuk bersantap di warung sederhana ini.

Friday, December 25, 2015

Empuk dan Gurihnya Bebek Palupi, Surabaya

Belum lengkap rasanya berkunjung ke Kota Surabaya tanpa mencicipi olahan sego bebeknya. Bahkan, saking terkenalnya menu sego bebek ini, rasa-rasanya hampir di tiap sudut kota Surabaya dapat dengan mudah kita jumpai menu yang satu ini.

Selain terkenal dengan rujak cingurnya, Surabaya juga terkenal dengan kuliner sego bebeknya. Menu sego bebek sepertinya cukup melekat dengan keseharian orang Surabaya. Rugi rasanya jika berkunjung ke Kota Surabaya tanpa mencicipi menu sego bebeknya. Salah satu warung sego bebek yang cukup ternama di Surabaya adalah Sego Bebek Palupi. Warung sego bebek Papupi berlokasi di Jalan Raya Rungkut Asri Tengah nomor 10 Surabaya. Jika dilihat sekilas, lokasi warung bebek Palupi menempati sebuah tempat yang tidak seberapa luas dan terkesan cukup sederhana. Namun pengunjung yang datang terlihat selalu ramai, bahkan kadang harus antri untuk mendapatkan tempat duduk. 


Setelah mendapatkan tempat duduk, kami pun langsung memesan menu yang disedikan. Menu yang kami pilih adalah bebek goreng dan bebek goreng krispi. Tak lama kemudian pesanan kami pun datang. Sajian sego bebek terdiri dari sepiring nasi putih hangat, potongan bebek goreng, sambal, dan lalapan. Sedangkan bebek krispi penyajiannya hampir sama dengan bebek goreng biasa, hanya saja ditambah dengan taburan tepung krispi pada sajian bebeknya. Potongan daging bebeknya lumayan besar, berbeda dengan sajian bebek goreng yang pernah saya coba di kota lain.

Tuesday, December 22, 2015

Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro

Lalu lalang kendaraan cukup padat di Jalan Waspada yang terletak di samping Pasar Atum, Surabaya. Kami bertiga turun dari taksi dengan sedikit terburu-buru karena bunyi klakson dari mobil di belakang kamu seolah mengisyaratkan jika pengemudinya tak sabar menunggu. Mbak Yanti pun bergegas mengajak kami memasuki sebuah lorong di salah satu sudut Pasar Atum untuk memulai petualangan rasa siang ini. Apa saja kuliner yang ciamik di Pasar Atum yang wajib dicicipi?

1. Bubur Madura
Perburuan kuliner siang itu kami mulai dengan makanan bercita rasa manis gurih. Mbak Yanti mengajak kami untuk mencicipi bubur Madura yang banyak dijual di salah satu lorong Pasar Atum. Lorong ini seolah menjadi lokasi khusus untuk berjualan bubur Madura. Ada banyak penjual bubur Madura di sini dan semua penjualnya adalah perempuan yang biasa dipanggil "buk", sebutan untuk perempuan Madura.


Satu porsi bubur Madura terdiri dari campuran bubur sumsum, bubur mutiara, bubur ketan hitam, bubur candil (jenang grendul). Campuran bubur tersebut disajikan diatas pincuk kertas minyak yang dilambari daun pisang. Untuk menambah rasa manis, campuran bubur tersebut diberi santan kental dan kicir gula jawa cair atau orang Surabaya biasa menyebutnya kinca.

Saturday, December 12, 2015

Menggapai Gunung Prau, Sekali Lagi !

Kata orang, ajaklah temanmu mendaki gunung, maka kamu akan mengetahui kepribadian asli mereka seperti apa. Tapi apa jadinya, jika kita mendaki gunung bersama orang-orang yang baru saja kita kenal dalam forum para pejalan?


Kumandang Adzan Ashar bergema dari pengeras suara masjid di perkampungan Dieng Kulon. Kami segera mempersiapkan diri melakukan pendakian sore ini karena rombongan teman-teman Komunitas Backpacker Indonesia chapter Cilegon, Bandung, Banyuwangi, Purwokerto, dan Jakarta sudah tiba. Ini adalah kali pertama saya bertatap muka langsung dengan mereka, walaupun sebelumnya kami sudah cukup intens berkomunikasi lewat group Whatsapp. Jadwal pendakian akhirnya kami ajukan menjadi sore hari mengingat anggota pendakian kali ini sebagian besar adalah pemula. Awalnya kami berencana memulai pendakian sekitar pukul delapan malam, sekalian menanti kedatangan anggota dari Semarang. Namun mengingat kondisi dan jumlah anggota dalam pendakian cukup banyak, akhirnya kami putuskan untuk mengajukan jadwal pendakian.

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com