Tuesday, February 28, 2012

Candi Gana - Candi yang Sedang Dalam Tahap Pra-Pemugaran


Melanjutkan perjalanan mengeksplorasi candi-candi yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, kali ini perjalanan saya lanjutkan menyusuri Candi Gana, candi yang sedang dalam tahap pra-pemugaran yang terletak tidak jauh dari kompleks Candi Sewu tepatnya di sebelah timur kompleks dan Candi Gana ini berada di tengah-tengah pemukiman rumah warga. Secara administratif Candi Gana ini terletak di Dusun Bener, Kelurahan Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Perjalanan menuju lokasi akan lebih mudah jika Anda menggunakan kendaraan pribadi. Ancer-ancer jalannya adalah dari arah Jogja langsung saja menuju Jalan Raya Jogja-Solo arah menuju Prambanan, sampai di simpang tiga lampu merah, belok saja ke kiri (utara) menuju Candi Prambanan lurus terus ke utara arah ke Candi Sewu. Cari plakat tulisan praktik dokter (saya agak lupa dokter siapa), ada gang kecil belok saja ke kanan (arah timur), lurus saja sampai ketemu bangunan Sekolah Dasar (SD) lalu lurus sedikit, maka sampailah Anda di Candi Gana ini yang terletak di sebelah kiri jalan.


Jika Anda bingung, Anda dapat menggunakan alternatif jalan lain yaitu dari simpang tiga lampu merah Prambanan belok ke kiri (arah utara) lurus saja sampai menemukan simpang tiga Kokosan belok saja ke kanan (arah timur), pada simpang tiga aspal pertama belok saja ke kanan (arah selatan) lurus saja sampai memasuki Desa Bener, kompleks candi berada di sebelah kanan jika melewati jalur ini. Jika Anda masih bingung, gunakan saja GPS manual alias bertanya kepada penduduk sekitar :P




Dari beberapa literatur yang saya baca, candi ini dinamakan Candi Gana karena konon banyak ditemukan hiasan gana yang menggambarkan orang kerdil. Candi ini juga memiliki relief-relief yang unik seperti pola-pola melingkar, ada pula relief yang menggambarkan seorang putri yang dilingkari beberapa ekor ular, ada pula relief yang berbentuk seperti kaki binatang, entah itu kaki singa atau kaki anjing. Menurut pak satpam yang menjaga kompleks candi tersebut, beberapa relief kini sudah diselamatkan dan disimpan di BP3 yang lokasinya tidak jauh dari kompleks candi ini. Ketika saya berkunjung di sini, ada seorang petugas dari BP3 yang sedang mengamati candi ini dan menuturkan bahwa candi ini memang sedang dalam masa pra-pemugaran. Masih dilakukan beberapa penggalian untuk menemukan struktur batu yang masih tertimbun tanah dan juga sedang dilakukan pencocokan antara batu yang satu dengan batu yang lain.


Ada hal yang unik lagi yaitu candi ini konon berlatar belakang agama Hindhu, namun ada bangunan yang mirip dengan stupa yang biasa ada di candi yang berlatarkan agama Budha. Bangunan mirip stupa ini berada di bagian pojok bangunan candi. Cerita unik lainnya adalah konon sebelum candi ini diubah namanya menjadi Candi Gana, candi ini pernah dijuluki sebagai Candi Asu karena konon dahulu banyak anjing yang berada di candi ini sebelum dipugar sehingga alhasil petugas penjaga candi ini harus membersihkan kotoran anjing yang berserakan. Masyarakat di sekitar candi menjuluki tempat ini sebagai "kandang asu". Entah benar atau tidak sampai sekarang pun Candi Gana ini masih cukup populer dengan sebutan "Candi Asu".


Walaupun candi ini belum dalam keadaan utuh, tak ada salahnya jika sejenak Anda berkunjung ke candi ini. Anda bisa menggunakan imajinasi Anda untuk membayangkan bagaimana bentuk candi ini jika kelak sudah selesai dilakukan pemugaran :)

Wednesday, February 22, 2012

"Blusukan" Ke Candi Gebang


"Ambil buku atau peta, tunjuk satu tempat, kumpulkan informasi, kumpulkan kebernian, and you will be there to explore those place", begitulah kira-kira inti dari petikan percakapan Nadine Chandrawinata dan Duma Riris Silalahi di acaranya Hidden Paradise yang ditayangkan oleh Kompas TV, kata-kata itu selalu menginspirasi saya untuk tidak ragu menjelajahi setiap tempat yang saya anggap menarik, although I should alone to go that place. Yah, walau pengalaman menjelajah saya masih sedikit dan masih "bau kencur", but I promise one day I will exploring the beauty of Indonesia :)

Berbekal buku Situs-Situs Marjinal Jogja dan informasi yang saya dapat dari blognya Mas Wijna dan Mas Wijanarko saya kumpulkan beberapa informasi mengenai keberadaan candi yang tidak jauh dari Kota Jogja ini. Candi Gebang, yak mungkin bagi sebagian orang di Jogja lebih mengenal nama Candi Gebang sebagai nama sebuah perumahan dibandingkan dengan keberadaan bangunan candi itu sendiri. Berbekal informasi dari blog dan GPS konvensional alias nanya sana-nanya sini akhirnya saya dapat menemukan bangunan candi yang satu ini, dan memang benar sih setelah saya bertanya kepada beberapa orang dan sempat nyasar, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui keberadaan candi ini, namun lebih familiar dengan keberadaan kompleks perumahannya -__-


Bagaimana cara untuk menuju Candi Gebang? Sebenarnya cukup mudah untuk menemukan keberadaan Candi Gebang ini, saya sarankan lebih baik Anda menggunakan kendaraan pribadi untuk dapat lebih mudah menuju lokasi. Secara administratif, Candi Gebang terletak di Desa Gebang, Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Cukup gampang-gapang susah mencari lokasi candi ini. Dari arah Gejayan ambil saja jalan ke utara sampai dengan ringroad, lalu belok ke timur arah menuju kampus UPN di daerah Condong Catur. Setelah JIH (Jogja International Hospital) agak pelankan saja laju kendaraan sampai Anda menemukan baliho besar bertuliskan "Perumahan Candi Indah" lalu belok saja ke kiri lurus ikuti jalan sampai menemukan sebuah jembatan. Dari jembatan tersebut belok saja ke arah kanan di gang pertama setelah jembatan, tak perlu khawatir karena ada papan petunjuk ke Candi Gebang. Dari gang setelah jembatan itu ada pertigaan kecil, jika ke kanan ke arah perumahan, ambillah jalan ke arah kiri melewati jalan setapak yang kiri kanannya adalah ladang penduduk, lurus ikuti jalan, belok ke kiri sedikit sampai bertemu kembali dengan jalan halus lalu belok ke kanan, lurus saja sampai mentok, lalu belok ke arah kanan melewati jalan yang terbuat dari pavin. Ikuti saja jalan pavin tersebut hingga tibalah Anda di Candi Gebang.

Parkirkan saja kendaraan Anda di dekat pos satpam yang menjaga Candi Gebang tersebut. Retribusi yang harus dibayarkan untuk memasuki candi ini sebesar Rp 2.000,00 per-orang. Menurut saya kompleks Candi Gebang ini lebih terawat dan rapi dibandingkan dengan kompleks candi-candi marjinal lainnya yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Ketika saya berkunjung ke sini, terdapat beberapa pekerja yang sedang membersihkan bangunan candi dari lumut, ada pula yang sedang membersihkan area taman dan memotong rumput. Di sudut-sudut taman juga disediakan bangku untuk duduk dan sejenak mengistirahatkan kaki sambil memandang candi.


Candi Gebang merupakan candi yang bercorakkan agama Hindu, hal ini dapat kita lihat dari arca-arca yang ada di candi tersebut. Ada arca Ganesha yang berbentuk seperti gajah, lalu ada pula arca Nandiswara, serta  yoni yang terletak di dalam relung candi. Bangunan candi ini kecil dan tidak memiliki tangga untuk masuk ke dalam relung candi. Hanya sayang ketika saya berkunjung, arca Nandiswara yang konon kepalanya hilang ini ditutupi dengan sebuah kaos dalam -_- saya tidak tahu apa maksudnya tersebut. Bangunan candi ini menghadap ke arah barat, jadi memang jadi kurang leluasa untuk mengambil gambar dari depan candi karena sedikit menyisakan ruang dan medannya yang menurun agak curam di bawah.


Masih belum banyak literatur yang membahas mengenai Candi Gebang ini, dari papan keterangan mengenai candi ini disebutkan bahwa Candi Gebang dibangun sekitar tahun 730 sampai dengan 800 masehi. Candi Gebang sendiri pertama kali ditemukan pada bulan November tahun 1936 oleh seorang penduduk yang mencangkul tanah untuk mencari batu yang tanpa sengaja menemukan arca Ganesha. Pada tahun 1937 sampai 1939 Candi Gebang dilakukan pemugaran oleh Dinas Purbakala (Oudheid Dients) yang dipimpin oleh Dr. Van Ramondt pada masa pemerintahan kolonial Belanda.


Ada satu hal yang menarik yang terpampang di papan keterangan mengenai Candi Gebang ini, yaitu "Saat ini kita sebagai generasi penerus sudah seharusnya untuk turut menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang sangat berharga ini". 


Hmmm sebagai generasi penersus seharusnya kita harus mempertahan dan melestarikan peninggalan sejarah yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi ini, syukur-syukur jika kita mau untuk mempelajari kembali sejarah yang kita miliki di Indonesia ini.

Friday, February 17, 2012

Menikmati Lucunya Polah Tingkah Satwa di Kebun Binatang Gembira Loka


Liburan semester kali ini saya memang tidak memiliki rencana untuk berlibur di luar kota. Saya lebih memilih untuk tinggal di Jogja dan juga menunda untuk pulang kampung terlebih dahulu. Saya sengaja ingin menghabiskan liburan semester kali ini untuk tetap tinggal di Jogja, ya lumayan lah sekalian untuk mencari bahan ngeblog. Oke perjalanan saya kali ini adalah menuju ke Kebun Binatang Gembira Loka. Hmmm, sound that so funny, actually most of the visitors are children there who interesting with animals, tapi tidak ada salahnya kan kita berkunjung ke kebun binatang, sekalian untuk melihat tingkah lucu nan menggemaskan dari hewan-hewan yang ada di kebun binatang ini.


Sebenarnya sudah sering sih lewat di depan Kebun Binatang Gembira Loka ini, terutama jika akan menuju ke daerah Kotagede untuk berkunjung ke Makam Raja-Raja Mataram, untuk membeli Cokelat Monggo, atau sekedar mencari jajanan pasar yang rasanya manis legit yaitu jajanan Kipo. Namun, baru akhir bulan Januari kemarin saya kesampaian untuk mengunjungi Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun binatang ini berlokasi di Jalan Kusumanegara. Untuk mengunjungi Kebun Binatang Gembira Loka ini cukup mudah karena transportasi umum cukup memadai. Anda dapat menggunakan bus trans Jogja jalur 1A, 1B, 2A, dan 2B untuk menuju lokasi ini, maupun menggunakan bus kota biasa yaitu menggunakan bus kota jalur 7 atau jalur 9. Lalu kapan jam operasional kebun binatang ini? Untuk jam operasional kebun binatang ini mulai buka pada pukul 07.30 sampai dengan pukul 17.30 WIB. Tiket yang harus dibayarkan untuk memasuki kebun binatang ini adalah Rp 12.000,00 per-orang, untuk tiket terusan yaitu masuk lokasi plus naik kapal Rp 17.000,00 pada hari biasa, sedangkan pada hari Minggu/libur tiket masuk menjadi Rp 15.000,00 per-orang.




Apa saja koleksi satwa yang ada di kebun binatang ini? Koleksi satwa yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka ini cukup beragam, mulai dari mamalia, reptilia, amphibia, burung, dan juga ikan. Untuk jenis mamalia, koleksi yang dapat kita lihat antara lain adalah gajah, kuda nil, orang utan, harimau Sumatera, rusa tutul, zebra, unta, tapir, kanguru, banteng, serta harimau Benggala. Untuk koleksi burung sendiri ada burung kakatua, burung merak hijau, burung elang, burung nuri, dan lain-lain. Dari jenis reptil dan amphibia terdapat beberapa jenis buaya, kadal, ular, kura-kura, dan beberapa jenis katak. Jenis ikan yang ada di sini antara lain ikan arapaima raksasa, ikan patin albino, dan beberapa jenis ikan lainnya. Hmm...ada juga koleksi hewan purba dari tanah NTT yaitu komodo, hanya saja komodo di sini kulitnya berwarna-warni ya, beda dengan apa yang saya lihat digambar yang ada di Pulau Komodo :D





Selain menikmati polah tingkah koleksi satwa yang ada di Kebun Binatang Gembira Loka ini, ada beberapa wahana permaianan yang dapat Anda coba. Wahana permainan tersebut antara lain adalah sekuter air, permainan ATV, perahu senggol, perahu boat, perahu banana "orca", perahu kayuh, kolam tangkap ikan, serta kapal Katamaran. Selain permainan-permainan tersebut, Anda pun juga dapat menunggangi beberapa satwa koleksi kebun binatang ini antara lain gajah tunggang serta onta tunggang. Hmmm tiket yang harus dibayarkan untuk mencoba wahana-wahana ini bermacam-macam antara lain mulai dari Rp 5.000,00 sampai dengan Rp 20.000,00 per-wahana. Jika Anda merasa lapar dan haus, jangan khawatir, di sini ada rumah makan yang terletak di tengah danau yang berbentuk seperti sebuah kapal, yang menawarkan Anda suasana makan di tengah-tengah danau sambil menikmati pemandangan kapal Katamaran yang lewat mengelilingi danau.




Menurut saya banyak hal menarik yang dapat saya temukan di kebun binatang ini, banyak tingkah polah hewan-hewan di sini yang lucu-lucu, seperti tingkah simpanse yang menengadahkan tangan meminta kacang kepada pengunjung, tingkah harimau yang sedang menikmati jatah makanan mereka, tingkah burung hantu dengan matanya yang tajam serta lehernya yang bisa berputar 180 derajat, serta tingkah laku siamang yang sangat hiperaktif dan mengeluarkan suaranya yang khas seolah-olah memanggil-manggil dan mencari perhatian. Selain itu kita juga bisa memberi makan rusa-rusa koleksi kebun binatang ini, dengan membayar Rp 1.000,00 kita mendapatkan satu ikat sayur-sayuran yang sudah disediakan oleh pihak pengelola.




Selain tempat untuk rekreasi, Kebun Binatang Gembira Loka ini dapat Anda jadikan sebagai sarana untuk berwisata edukasi, mengenal jenis-jenis fauna sambil mengamati tingkah pola lucu mereka. Bagi Anda yang penasaran dengan tingkah-polah satwa-satwa ini, monggo mampir dan nikmatilah Kebun Binatang Gembira Loka ini :)

Monday, February 13, 2012

Taman Pelangi Monjali : Cara Baru Menikmati Monumen Jogja Kembali di Malam Hari



Satu lagi hiburan malam yang baru dibuka dan semakin menambah kesemarakan suasana Jogja pada malam hari. Eiittsss..ini bukan hiburan malam seperti yang ada di Jalan Magelang lho, tapi sebuah taman lampion yang berada di Monumen Jogja Kembali atau biasa disebut dengan Monjali. Selama ini bangunan berbentuk seperti tumpeng ini lebih dikenal sebagai sebuah museum yang menyimpan barang-barang bersejarah. Untuk menambah daya tarik dari museum tersebut, maka pada tanggal 17 Desember 2011 kemarin resmi dibukalah festival lampu lampion, yang disebut dengan Taman Pelangi Monjali. Seperti temanya yaitu festival lampu lampion, akan lebih afdol jika Anda mengunjunginya pada malam hari untuk dapat lebih merasakan semarak suasana kerlap-kerlip lampu yang terbalut dalam berbagai macam bentuk. 






Terdapat berbagai macam bentuk lampion yang dipamerkan di Taman Pelangi Monjali ini, antara lain adalah berbagai macam bentuk bunga, binatang, replika keajaiban dunia seperti tembok besar China, Candi Borobudur, tokoh kartun, serta lampion yang berbentuk hati dan juga bintang, dan tak lupa ada pula replika icon kota Jogja yang sangat terkenal, yaitu tugu Jogja. Selaian suguhan lampion-lampion cantik dengan berbagai warna dan bentuk, di Taman Pelangi Monjali ini terdapat beberapa wahana permainan yang bisa Anda mainkan seperti trampolin, ATV, bom-bom car, bola air, perahu dayung, becak mini, dan lainnya. Jika Anda merasa lapar dan haus setelah mengelilingi Taman Pelangi Monjali ini, jangan khawatir karena di area ini tersedia pula food court yang menyediakan makanan dan minuman dengan beberapa menu pilihan.





Berapa harga tiket untuk masuk ke lokasi Taman Pelangi Monjali? Untuk memasuki Taman Pelangi Monjali ini tiket masuk yang harus kita bayarkan adalah Rp 10.000,00 pada hari biasa, sedangkan pada weekend tiket yang harus dibayarkan adalah Rp 15.000,00. Untuk tiket wahana permainan berkisar antara Rp 10.000,00 sampai dengan Rp 20.000,00. Untuk jam operasionalnya sendiri, Taman Pelagi Monjali ini dimulai pada pukul 17.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB. Ingin menikmati gemerlap lampu dan keindahan lampion-lampion dengan bermacam bentuk ini, monggo mampir dan nikmatilah Taman Pelangi Monjali :D

Sunday, February 12, 2012

Museum Sandi Yogyakarta


Setelah selesai menyusuri koleksi barang-barang yang dipamerkan di Museum Perjuangan Yogyakarta, jalan-jalan di bangunan bulat ini kita lanjutkan ke bagian ruang bawah tanah yang digunakan sebagai Museum Sandi.  Museum Perjuangan dan Museum Sandi ini memang menempati satu buah bangunan, hanya saja untuk koleksi barang-barang di Museum Perjuangan menempati ruangan di atas, sedangkan Museum Sandi berada di ruang bawah tanah. Untuk masalah tiket tenang saja, karena tiket masuk Museum Perjuangan sebesar Rp 2.000,00 ini sudah termasuk tiket terusan masuk Museum Sandi Yogyakarta ini. 


Hmm karena memang suasana museum yang sepi dan saya berjalan-jalan sendiri di ruang ini cukup membuat saya kurang nyaman juga sih, jadi saya kurang memperhatikan secara detail dari museum ini. Secara garis besar, apa saja yang dapat kita saksikan di Museum Sandi ini? Koleksi yang ada di Museum Sandi ini antara lain adalah :
  • barang-barang asli maupun replika dari mesin sandi, meubeler, tag, sepeda, patung tokoh yang berperan dalam sejarah persandian di Indonesia, serta etalase barang-barang keseharian pelaku sejarah sandi
  • dokumen-dokumen berupa buku kode, lembaran kertas, dan sebagainya
  • gambar-gambar berupa foto, peta yang menjelaskan napak tilas sandi, lukisan kegiatan sandi di dalam perundingan
  • diorama yang menggambarkan suasana kegiatan kurir sandi
  • ada pula fasilitas multimedia yang yang berteknologi touchscreen, ada pula fitur semacam permainan sandi di dalam fasilitas ini yang disebut dengan permainan kripto (cryptogame)


Secara garis besar, koleksi barang-barang di Museum Sandi ini menerangkan mengenai sejarah persandian di Indonesia termasuk sejarah ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, selain itu museum ini menerangkan mengenai sejarah persandian dunia. Dalam perkembangan sejarahnya, ilmu persandian ini terbagi menjadi dua sistem yaitu 
  1. Sistem Kriptografi Klasik yang terdiri dari Caesar, Cipher, Albert Disc, Cardan Grille, dan Vigenere
  2. Sistem Kriptografi Modern yang terdiri dari Alogaritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hellman, RSA dan Rijndael (AEL)


Di Museum Sandi ini juga kita akan mendapatkan ilmu tentang sejarah peralatan sandi yang pernah digunakan di Indonesia, baik itu peralatan buatan dari luar negeri, maupun peralatan buatan dari Indonesia itu sendiri. Hmm ngomong-ngomong saya tidak terlalu memperhatikan isi dari koleksi museum ini, hanya saja ada sebuah batu yang boleh dikatakan seperti prasasti ketika memasuki ruangan ini yang berbunyi : "Ingatlah bahwa : kekhilafan  satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan negara" - dr. Roebiono Kertopati, hmm mungkin inilah slogan yang sangat dipegang teguh oleh orang yang bekerja pada Lembaga Sandi Negara.

Saturday, February 11, 2012

Museum Perjuangan Yogyakarta : Wahana Pengenalan Sejarah Bagi Generasi Muda


"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya", tiba-tiba saja teringat pepatah tersebut ketika akan menulis blog tentang Museum Perjuangan ini. Hmmm, menurut saya benar juga sih, jika kita tidak menghargai jasa-jasa para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada jaman dahulu, mungkin sampai sekarang kita tidak akan menjadi bangsa yang seperti ini. Oke setelah puas mengambil gambar di Gereja Gothic Sayidan, perjalanan saya lanjutkan menuju Museum Perjuangan Yogyakarta. Mungkin di luar sana beberapa orang yang berpikiran skeptis menganggap bahwa museum itu tempat yang membosankan hampir sama seperti candi, bahkan ada yang bilang seperti anak TK/SD saja pakai acara mengunjungi museum. Tapi, bagi saya mengunjungi museum adalah sebuah hal yang menyenangkan, saya seperti diajak berimajinasi untuk kembali ke masa lalu dan diajak merasakan atmosfer pada masa itu ketika melihat koleksi barang-barang yang dipamerkan di dalam museum.



Di mana lokasi Museum Perjuangan Yogyakarta? Museum Perjuangan Yogyakarta ini terletak di Jalan Kolonel Sugiono No.24 Yogyakarta. Dari arah Malioboro langsung saja menuju arah Taman Pintar sampai di perempatan lampu merah, lalu belok ke kanan arah ke Jogjatronik, lurus saja ikuti jalan sampai menemukan lampu merah lagi di daerah Pojok Beteng, lalu belok ke kiri, ikuti saja jalan sampai Anda menemukan shelter Trans Jogja di kanan jalan, nah letak Museum Perjuangan Yogyakarta ini terletak persis di sebelah shelter bus tersebut.


Lalu kapan jam operasional museum ini serta berapa tiket masuknya? Untuk jam operasional museum sendiri dibuka pada hari Senin sampai dengan hari Jumat. Untuk hari Senin sampai Kamis jam buka mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB, sedangkan untuk hari Jumat mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00 WIB, untuk hari Sabtu dan Minggu libur. Untuk tiket masuknya, kita cukup membayar Rp 2.000,00 saja per-orang, selaian menikmati koleksi Museum Perjuangan Yogyakarta, tiket tersebut termasuk untuk terusan masuk Museum Sandi yang terletak di bawah tanah. Untuk Museum Sandi ini akan saya tulis di cerita berikutnya :)


Apa saja yang dapat kita temui di museum ini? Oke kita mulai dari bagian eksteriornya terlebih dahulu, dari bentuk bangunan Museum Perjuangan Yogyakarta sendiri mengadopsi perpaduan antara arsitektur gaya barat dan gaya timur. Arsitektur gaya barat terlihat dari bentuk bangunan bulat silinder yang mirip dengan bangunan di Roma pada jaman Kekaisaran Roma yang terlihat pada bagian atas bangunan. Sedangkan arsitektur gaya timur terlihat dari bagian dinding luar bangunan yang mengambil model candi-candi di Indonesia, yaitu adanya relief-relief peristiwa sejarah yang menggambarkan peristiwa lahirnya Boedi Oetomo sampai masa bersatunya kembali pemerintah Republik Indonesia dengan terbentuknya NKRI, serta patung kepala pahlawan nasional, seperti Sultan Hasanudin, Kapten Pattimura, Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, R.A. Kartini, Dr. Wahidin Soediro Hoesodo, Ki Hajar Dewantara, Mh. Thamrin, dan Jendral Soedirman




Oke lanjut menjelajahi di bagian dalam ruangan, di sini dipamerkan beberapa barang yang digunakan pada masa perjuangan kemerdekaan, mulai dari peristiwa sejarah datangnya bangsa barat ke Nusantara, sampai dengan kembalinya RIS (Republik Indonesia Serikat) kembali menjadi NKRI. Apa saja benda-benda yang dipamerkan? Ada replika meriam, miniatur kapal angkatan laut Belanda, mata uang VOC, ada juga buku kedokteran dari STOVIA, yang dahulu digunakan oleh mahasiswa kedokteran di STOVIA yang dahulu bermula dari Sekolah Dokter Jawa yang ada di Jakarta, buku ini memang sangat tebal dan berukuran cukup besar.



Koleksi berikutnya adalah miniatur kepanduan, perlengkapan Ir. Soekarno ketika berada di Rengasdenglok, samurai yang merupakan benda penyerahan dari seorang Kompeitei Jepang kepada R. Suprapto Wasito, replika granat dan selongsong peluru, klise mata uang ORI dan uang ORI yang masih utuh belum dipotong, meja guru militer Akademi Yogyakarta, koleksi PMI, dokumen Parwoto Hadi yang berbentuk semacam buku harian, lumpang batu yang digunakan untuk menyiapkan logistik anggota TGP (Tentara Genie Pelajar) yang bermarkas di daerah Sayegan, Sleman, kemudian ada sepeda TP yang memiliki peran dalam sejarah perjuangan Tentara Pelajar, yaitu sebagai sarana koordinasi antar pucuk pimpinan perjuangan dan sebagai sarana transportasi para pejuang TP pada tahun 1948-1949. Ada pula perlengkapan SPN (Sekolah Polisi Negara) di Nanggulan, dan beberapa barang lainnya


Selain koleksi barang-barang tersebut terdapat pula patung beberapa tokoh pahlawan nasional serta beberapa lukisan yang menggambarkan berbagai peristiwa pada masa perjuangan. Hmm, saya merasa seperti diajak untuk sedikit merasakan suasana pada jaman itu. And then how lucky I am, I got a book about Museum Perjuangan Yogyakarta for free :)

Bagi Anda yang penasaran dengan museum ini, monggo sejenak mampir, tak ada salahnya mengunjungi museum untuk sekedar flash back dan menambah wawasan kita mengenai sejarah bangsa ini :)

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com