Tuesday, April 30, 2013

Benteng Vastenburg - Cagar Budaya di Atas Lahan Sengketa

Berbicara mengenai cagar budaya, pikiran kita pasti akan tertuju pada sebuah bengunan tua yang mempunyai nilai historis dan juga budaya. Mungkin, bagi sebagian besar orang kurang mengetahui keberadaan sebuah bangunan cagar budaya yang sangat menarik di Kota Solo ini. Bukan bangunan kraton, melainkan sebuah bangunan peninggalan jaman Kolonial Belanda yang berada di depan bangunan Kantor Pos Besar, bersebelahan dengan bangunan Bank Indonesia. Sebuah bangunan yang bernama Benteng Vastenburg yang didirikan pada tahun 1745 ini masih berdiri dengan kokoh dengan tembok-tembok tebal mengelilingi area kompleks bangunan.


Jika dilihat sekilas, bangunan gerbang Benteng Vastenburg ini hampir mirip dengan Benteng Vredeburg yang ada di Yogyakarta. Pembeda keduanya adalah Benteng Vredeburg di Jogja lebih terawat dan kini menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal di kawasan Malioboro, sedangkan Benteng Vestenburg ini terkesan terbengkalai dan kurang terawat. Namun, kesan tidak terawat ini memunculkan kesan klasik pada bangunan.

Wednesday, April 24, 2013

Pura Mangkunegaran - Menikmati Bangunan dengan Perpaduan Nuansa Arsitektur Istana Jawa dan Eropa

Perjalanan menyusuri Kota Solo tidak hanya berisi agenda untuk memanjakan rasa dengan kuliner khasnya, pun demikian pula dengan wisata belanja yang terkenal dengan ragam batiknya yang murah. Julukan Solo sebagai Kota Budaya tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan Kraton sebagai tempat terciptanya sekaligus simbol eksistensi budaya Jawa yang hingga kini masih sangat kental dalam kehidupan keseharian masyarakat di kota ini.


Solo sendiri memiliki dua buah kraton, yaitu Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Saya pun tertarik untuk mengunjungi Pura Mangkunegaran terletak tidak jauh dari pasar barang antik Triwindu.  Bangunan ini didirikan oleh Raden Mas Said atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyawa pada tahun 1757 Masehi. Pura Mangkunegaran memiliki keunikan dari segi arsitekturnya. Eksterior bangunan menggunakan gaya bangunan Jawa dipadukan dengan nuansa Eropa pada bagian interior maupun ornamen-ornamen yang menghiasi beberapa sudut bangunan.

Monday, April 22, 2013

Es Kapal - Es Klasik dengan Cita Rasa Unik

Satu lagi sajian kaki lima pelepas dahaga yang tak boleh dilewatkan ketika kita berjalan-jalan di area Solo City Walk yang terletak di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, jalan utama yang membelah pusat Kota Solo. "Es Kapal Tempoe Doeloe, Resep Leluhur Cita Rasa Khas Solo", begitulah kata-kata di spanduk yang terpasang di gerobak tempat es ini dijual. 


Lapak Es Kapal ini bersebelahan dengan lapak milik Es Potjong Solo. Walaupun bersebelahan, namun lapak milik Es Kapal ini memang terlihat tidak begitu ramai seperti lapak di sebelahnya. Berdasarkan rasa penasaran saya akan kuliner-kuliner jadul, saya pun mendatangi lapak sederhana tersebut dan memesan segelas es kapal.

Saturday, April 13, 2013

Sisi "Metropolis" di Sudut Kota Surakarta

Pembangunan di Kota Solo mungkin memang tidak sepesat pembangunan di kota-kota lainnya. Dari jaman saya masih kecil dulu hingga menginjak tingkat akhir di bangku perkuliahan sekarang, suasana Kota Solo hampir terlihat sama, tidak ada perubahan yang membuat orang merasa pangling (tidak mengenal lagi) dengan suasananya. Apalagi di kawasan Jalan Slamet Riyadi, yang dari dulu kala memang menjadi pusat perkantoran dan perbankan sehingga tidak ada perubahan yang terlalu signifikan. 


Friday, April 12, 2013

Sate Kere - Olahan Sate dengan Bahan Dasar Tempe

Sajian menu sate lazimnya menggunakan bahan dasar daging seperti daging ayam, kambing, maupun sapi, namun di Solo kita dapat menemukan sate dengan bahan dasar tempe. Sate dengan bahan dasar tempe ini dikenal dengan sebutan sate kere dan warung Sate Yu Rebi merupakan salah satu warung yang menyajikan sajian sate berbahan dasar tempe yang cukup legendaris di kota Solo ini.

Thursday, April 11, 2013

Es Potjong Solo - Manis, Legit, dan Menggigit

Mengunjungi Kota Solo memang tidak dapat dilepaskan dari agenda berbelanja batik murah sambil memanjakan lidah. Setiap kali berkunjung ke kota Solo, agenda yang paling tidak bisa saya tinggalkan adalah berburu kuliner khas. Hampir di setiap sudut kota ini kita dengan mudah menemukan berbagai kuliner yang enak dengan harga yang cukup terjangkau. Salah satu kuliner pelepas dahaga yang cukup menjadi hits di Kota Solo adalah sajian Es Potjong (baca : es pocong).


Thursday, April 4, 2013

Tersihir Kecantikan Museum Ullen Sentalu


Udara sejuk siap menyambut kedatangan kita di Museum Ullen Sentalu ini. Museum yang terletak di kawasan Kaliurang ini memiliki keunikan baik dari segi arsitektur bangunan maupun dari koleksi yang ada di dalamnya. Perpaduan konsep arsitektur gothic ala Eropa pada bangunannya, dipadukan dengan koleksi peninggalan dari Dinasti Mataram yang memiliki nuansa budaya Jawa yang kental pasti membuat decak kagum bagi siapa saja yang datang mengunjungi Museum Ullen Sentalu ini.


Memasuki pintu masuk museum, kita serasa diajak untuk merasakan salah satu scene adegan dalam film The Chronicles of Narnia, di mana kita akan merasakan adegan seolah-olah masuk ke dalam sebuah almari kayu, kemudian keluar di dalam sebuah hutan yang sangat lebat dan terasa cukup lembab.

Wednesday, April 3, 2013

Hargo Dumilah, Puncak Tertinggi Gunung Lawu

Gemuruh angin gunung yang terdengar samar sambil sesekali menghembuskan udara dingin khas daerah pegunungan seolah memaksa saya untuk tetap bermanja-manja mencari kehangatan di dalam balutan sleeping bag yang sudah saya tata. Pondokan sederhana milik Mbok Yem memang cukup nyaman untuk ditinggali untuk memulihkan tenaga sebelum melanjutkan pendakian hingga ke puncak Gunung Lawu. Suara kokokan ayam jantan akhirnya memaksa kami semua untuk meninggalkan kehangatan sleeping bag dan segera bersiap untuk memulai hari. Pagi itu masih sedikit gelap, tak kuasa gigi ini bergemelutuk menahan dinginnya hawa pegunungan yang menerpa badan ketika saya keluar dari dalam pondokan.


Semburat warna orange muncul dari ufuk timur menyambut saya ketika keluar dari gubug. Udara dingin yang menusuk di badan seolah tak begitu saya hiraukan ketika melihat indahnya sang surya yang muncul dari peraduannya.

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com