Tuesday, January 14, 2014

Bakmi Jawa Bu Gito - Cozy and Yummy !

Jujur saya paling anti untuk beli bakmi Jawa kalau tidak kepepet. Bukannya tidak doyan dengan olahannya, namun saya tidak cukup sabar untuk mengantri sekedar menikmati sepiring mie kuah nyemek hangat dengan bumbu-bumbu yang memikat. Bayangkan, untuk sekedar menikmati sepiring bakmie saja harus rela antri minimal dua jam, bahkan untuk beberapa tempat bisa lebih lama dari itu. Bisa-bisa saya keburu ngamuk duluan sebelum hidangan disajikan !


Berbekal hasutan dari seorang teman akhirnya saya pun menuntaskan rasa penasaran saya dengan warung Bakmi Jawa Bu Gito di kawasan Rejowinangun. Saya hanya penasaran dengan tata ruang yang dimiliki oleh warung ini yang terlihat unik saat masuk ke liputan sebuah acara kuliner di stasiun televisi swasta. Kalau boleh saya bilang sih warungnya nyempil, dari luar keliatan sempit, tapi pas masuk ke dalam ternyata ruangannya cukup luas.

Apa Esensi dari Perjalanan yang Kamu Lakukan?

Sekitar dua tahun belakangan ini sepertinya trend traveling/backpacking sedang gencar-gencarnya mewabah di semua kalangan. Dari yang hanya sekedar hobi, menyenangkan diri sendiri, hingga menjadi upaya untuk pencarian jati diri. Trend traveling memang membawa berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Taruh saja dampak positif dengan mewabahnya tren ini adalah semakin mudahnya akses informasi untuk menuju lokasi yang ingin kita kunjungi. Untuk dampak negatifnya, saya tidak akan memberikan banyak ulasan dalam tulisan ini. Silahkan Anda kaji dan amati sendiri, dampak negatif apa yang Anda rasakan selama mengunjungi lokasi tujuan.

Wednesday, January 8, 2014

Jadah Manten - Panganan "Perekat" Pasangan

Pasar tradisional bagi saya merupakan salah satu surganya menemukan kuliner-kuliner tradisional yang tak pernah lekang oleh zaman. Salah satunya adalah pasar tradisional yang berada di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Di pasar tradisional ini kita dapat menemui beberapa jajanan tradisional khas yang mungkin saja sudah jarang kita temukan.


Adalah jadah manten, sebuah jajanan khas daerah Jogja yang mungkin saya keberadaannya asing bagi telinga Anda. Makanan berbahan dasar beras ketan ini sekilas memiliki komposisi yang mirip seperti lemper, hanya saja bentuk penyajiannya dibuat berbeda. Jadah manten memiliki komposisi bahan seperti beras ketan, santan, daging ayam/sapi sebagai isian. Setelah beras ketan dan santan dikukus hingga matang, adonan kemudian diberi isian cacahan daging ayam atau daging sapi yang sudah diberi bumbu-bumbu kemudian dibungkus dengan kulit dadar. Setelah itu kemudian adonan dilipat dilipat dan dijepit dengan tangkai bambu. Pada ujung tangkai bambu tersebut disematkan potongan kacang panjang atau buncis yang berfungsi sebagai pengunci jepitan. Langkah terakhir adalah membakar jadah manten yang sudah dijepit dengan tangkai bambu tersebut di atas bara arang hingga mengeluarkan aroma yang khas.

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com