Monday, July 11, 2016

Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema

"Restonya sudah buka mas?" "Oh, sebentar lagi mas, silahkan tunggu dulu di serambi samping ini, kami sedang siap-siap, sepuluh menit lagi buka", sambut seorang mas-mas pegawai Rumah Makan Inggil yang nampak masih membersihkan bagian depan rumah makan tersebut.

Sembari meletakkan tas ransel di bagian serambi, saya pun mencoba menengok ke salah satu ruangan yang berada di bagian depan rumah makan tersebut. Nampak sebuah ruang yang tak seberapa luas, dengan lantai yang menggunakan tegel yang bermotif khas, serta deretan meja panjang dengan kursi rotan yang menggunakan rangka besi yang unik.

Ruangan ini semakin terasa "nyeni" dengan hiasan tempat kaset pita. Kaset pita dengan berbagai genre musik ditata rapi memenuhi dinding ruangan, seakan-akan menjadi wallpaper yang menghiasi bagian sisi dinding ruangan. Sebuah konsep yang menarik menurut saya.

Saking asyiknya menikmati bagian ruangan depan, tak terasa akhirnya Rumah Makan Inggil ini pun buka siap melayani pembeli yang datang. Oke, saatnya untuk mencoba masakannya dan menikmati suasana yang disajikan di Rumah Makan Inggil Malang ini.

Suasana
Nyeni dan klasik, kesan pertama yang saya rasakan ketika memasuki bagian dalam ruangan di Rumah Makan Inggil ini. Konsep yang cukup nyentrik terlihat dari arsitektur bangunan serta dekorasi ruangan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Rumah Makan Inggil jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain.

Memasuki bagian dalam Rumah Makan Inggil ini serasa diajak untuk memasuki sebuah lorong waktu untuk menikmati nuansa klasik tempo dulu. Daun pintu kayu berwarna abu-abu bernuansa jadul seolah mengajak kita untuk memasuki sebuah lorong di mana sisi kanan dan kiri dinding terdapat pajangan foto-foto beserta keterangan tentang suasana Kota Malang tempo dulu.

Kemudian, di ujung lorong, kita akan disambut dengan hiasan topeng kayu yang digunakan dalam pementasan Tari Topeng khas Malang yang ditata dalam sebuah instalasi yang dibentuk melengkung, yang seolah menjadi sekat pembatas antara bagian lorong dengan ruang utama di rumah makan ini.




Walaupun terlihat mungil di bagian depan, namun ruangan utama di rumah makan ini tergolong cukup luas. Pengunjung dapat memilih tempat lesehan atau duduk di bangku. Bagian dinding ruangan diberi lukisan pemandangan pegunungan sehingga membuat suasana menjadi terkesan kembali ke alam. Di bagian tempat duduk bangku, kita akan dimanjakan dengan pajangan barang-barang kuno yang ditata dengan apik. Ada jam weker dengan berbagai bentuk, mesin jahit kuno, peralatan makan, radio tua, dan sebagainya.




Di bagian ruang utama ini juga terdapat sebuah panggung mini yang digunakan untuk pertunjukan seni. Ada seperangkat gamelan yang siap dimainkan di sini. Panggung seni ini sengaja dibangun di bagian dalam ruangan restoran untuk menghibur pengunjung yang datang. Di panggung mungil ini dipentaskan beberapa kesenian tradisional seperti tarian, gamelan maupun keroncong. Ketika saya datang, panggung ini digunakan untuk latihan menari oleh anak-anak yang dipandu oleh seorang pelatih.


Selagi menunggu pesanan, saya berkeliling ke ruangan lain yang ada di Rumah Makan Inggil ini. Ada beberapa barang kuno yang disimpan, seperti mesin ketik, piano, dan yang paling menyedot perhatian pengunjung tentu saja alat pengering rambut buatan tahun 1920 yang dahulu didatangkan langsung dari Belanda.

Jika dilihat sekilas, alat ini lebih mirip seperti alat untuk menyiksa seseorang daripada pengering rambut ya. Entah bagaimana cara kerjanya, yang jelas, alat ini terlihat cukup ribet penggunaannya jika dibandingkan alat pengering rambut jaman sekarang !

Kesan etnik semakin terasa kental saat melihat pramusaji di rumah makan ini. Para lelaki mengenakan baju khas Malangan dengan udeng atau ikat kepala yang khas, sedangkan pramusaji perempuan mengenakan setelan kebaya, semakin menambah kesan etnik di Rumah Makan Inggil ini.

Pilihan Menu Makanan
Menu utama yang disajikan di Rumah Makan Inggil ini sebagian besar merupakan menu rumahan dengan dominasi menu berupa masakan serba ikan dan ayam dengan variasi goreng atau bakar. Setelah membolak-balik buku menu, mas pramusaji memberi masukan kepada saya tentang menu andalan khas Malang yang disajikan di Rumah Makan Inggil ini. Jadilah saya memutuskan memesan menu pecel terong dan mendol penyet sesuai rekomendasi mas pramusaji.


Tak berapa lama menunggu,  menu yang saya pesan pun sudah dihidangkan di atas meja makan. Pecel terong berbahan dasar terong yang dibelah kemudian dibakar hingga layu. Menu ini disajikan di atas wadah yang berbentuk cobek yang dibuat dari batu. Sebagai pelengkap, ditambahkan tempe dan telur rebus, daun kemangi sebagai pelengkap. Bumbu pecel kemudian disiramkan di bagian dalam wadah cobek.

Rasa terongnya sedikit manis, dengan campuran bumbu pecel yang gurih dan sedikit pedas terasa pas ketika masuk ke dalam indera perasa. Tambahan tempe dan telur rebus serasa "ngelawuhi" walaupun sajian ini tidak disantap dengan nasi. Karena cita rasa gurih dan pedas yang pas, maka tak heran jika menu pecel terong ini banyak dipesan pembeli yang singgah di tempat makan ini. Satu porsi pecel terong ini bisa dinikmati dengan harga Rp 15.500,- saja (data bulan Maret 2016).


Menu kedua yang saya pesan adalah mendol penyet. Mendol merupakan menu khas Malang yang biasanya digunakan untuk lauk pendaping makan. Mendol terbuat dari tempe yang dihancurkan, diberi bumbu-bumbu, kemudian dibuat kepalan lonjong dan digoreng. Menu ini cukup lazim dihidangkan dengan menu pecel sayur biasanya.

Di Rumah Makan Inggil ini, kalian bisa memesan mendol biasa atau mendol penyet. Mendol penyet terdiri dari dua buah mendol yang dibuat buat pipih yang disajikan di atas wadah berbentuk cobek yang terbuat dari batu, kemudian diberi tambahan sambal yang memenuhi bagian wadah. Sebagai pemanis tampilan, diberi daun kemangi dan potongan mentimun.

Rasa mendolnya gurih (tapi cenderung asin bagi lidah saya) ditambah sambalnya lumayan pedas, cukup nikmat disantap dengan nasi putih hangat. Mendol penyet di Rumah Makan Inggil ini bisa dinikmati dengan merogoh kocek Rp 12.500,- per porsinya (data bulan Maret 2016).

Untuk menu minuman, rumah makan ini menyajikan varian minuman yang cukup beragam. Ada minuman hangat, minuman dingin, jus buah, hingga minuman tradisional. Harganya pun cukup terjangkau untuk ukuran menu minuman yang dijual di rumah makan.


Secara keseluruhan Rumah Makan Inggil menyajikan pengalaman mencicipi makanan yang mengesankan. Suasana rumah makan yang nyeni nan klasik, lokasi yang cukup strategis dengan pilihan menu makanan yang cukup beragam bercita rasa enak dan harga yang cukup ramah di kantong, pantaslah jika Rumah Makan Inggil ini dijadikan refrensi berwisata kuliner di Kota Malang ini.

Rumah Makan Inggil
Jalan Gajahmada No. 4 Malang
Lokasinya dekat dengan Balaikota Malang dan Stasiun Malang Kotabaru
Telpon (0341) 332110
Buka dari pukul 10.00 - 22.00 WIB

5 comments:

  1. Saya pikir tari topeng itu tarian punya cirebon doang. ada juga di Malang ya Mas Andika.
    btw rumah makan itu selain nyeni, bersih, enak yang penting lagi murah...heeh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, recomended buat dikunjungi pas lagi plesiran ke Malang :D

      Delete
  2. sekilas mirip kayak tempat pertunjukan budaya gitu tau2nya rumah makan.. waaa sambil makan bisa sambil explore seisi restaurant :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa, padahal dari depan nampak biasa dan kurang meyakinkan, pas masuk baru ngerasa wow :))

      Delete
  3. Rekomendasi wisata kuliner yang unik di kota Batu Malang :
    • Sate Kelinci
    • Jagung & Pisang Bakar
    • Aneka sambal & masakan tradisional khas Jawa lainnya.
    Rasanya extra kuat, tapi harganya relatif murah.
    Suasananya santai & romantis, cocok untuk nongkrong atau sekedar refreshing bersama keluarga. Berlokasi tepat diantara Jatim Park & Museum Angkut.

    Warung Khas Batu
    Jalan Sultan Agung 29, Batu, Jawa Timur 65314 (Jatim Park 1 - Museum Angkut)
    Tel / Fax : +62 341 592955
    HP/SMS/Whatsapp: +6285707585899
    BBM : 7D8DEB8C
    www.TheBatuVillas.com/WarungKhasBatu
    www.Facebook.com/WarungKhasBatu

    NB : blogger / pengulas / reviewer / tour guide kami undang test food GRATIS !

    ReplyDelete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com