Tuesday, September 4, 2018

Mencicipi Soto Podjok, Soto Legendaris dari Kota Kediri

Saya selalu antusias saat diajak mencicipi kuliner khas di kota yang sedang saya kunjungi. Tak terkecuali saat menyambangi Kediri. Waktu saya tak banyak saat bertandang di Kota Tahu ini. Namun, semangkuk soto Podjok berhasil memikat hati saat kunjungan pertama kali.



Tepat pukul 12.30 siang kereta Malioboro Ekspres yang saya tumpangi tiba di Stasiun Kediri sesuai jadwal. Rasa lapar mulai mendera perut, meronta-ronta seolah meminta jatah asupan makanan yang sedari pagi tidak saya penuhi. Berbekal informasi ala kadarnya dari browsing di ponsel saat di kereta tadi, jadilah saya memutuskan untuk mencoba mencicipi Soto Podjok yang berlokasi tak jauh dari stasiun kereta api.

Soto Podjok digadang-gadang menjadi salah satu kuliner legendaris yang ada di Kota Kediri. Berdiri dari tahun 1926, warung soto ini masih eksis sampai saat ini. Pengelolaan warungnya pun diwariskan secara turun-temurun oleh anak keturunan si empunya warung dengan tetap menjaga cita rasa masakan serta suasana warung yang tetap dipertahankan dari dulu hingga sekarang.

Lokasi
Terletak di persimpangan perempatan jalan antara Jalan Dhoho dan Jalan Monginsidi, warung soto ini memiliki bangunan yang terbilang mungil. Untuk menemukan warung makan ini butuh sedikit kejelian mata, apalagi bagi yang pertama kali bertandang di Kota Kediri.


Warung soto ini seolah tenggelam di antara deretan pertokoan yang terletak di Jalan Dhoho, jalan yang digadang-gadang sebagai "Malioboro-nya" Kota Kediri. Apalagi plang (tanda warung) kurang terlihat mencolok. Tapi tenang saja, untuk menemukan warung ini sebenarnya cukup mudah kok.

Akses jalan menuju Warung Soto Podjok ini cukup mudah. Jika kalian turun di Stasiun Kediri, silahkan berjalan kaki menuju arah depan sampai menuju jalan besar, atau tepatnya menuju ke Jalan Dhoho yang memiliki jalur searah.

Lalu belok ke arah kiri, lurus terus sampai melewati Hotel Grand Surya, lanjut lurus saja melewati deretan pertokoan hingga menemukan perempatan kecil pertama. Nah, warung soto ini terletak di sebelah kanan jalan, persis di pojokan.

Suasana Warung
Memasuki bagian dalam Warung Soto Podjok ini serasa diajak ke dalam mesin waktu merasakan suasana jaman dulu. Pintu dan jendela berukuran besar yang membuat sirkulasi udara lancar, tirai kain berwarna krem untuk menutup sebagian daun jendela benar-benar membuat saya bernostalgia.


Belum lagi dinding ruangan yang dipenuhi dengan kalender dan menu makanan yang dipajang, meja dan kursi panjang yang ditata rapi, rak botol minuman dari kayu, toples-toples kaca berukuran besar untuk menyimpan beraneka macam kerupuk, hingga etalase makanan yang terbuat dari kayu yang digunakan untuk menyimpan lauk-pauk pun lengkap tersedia di warung makan ini.

Walaupun bangunan warung ini cukup mungil, namun sama sekali tidak terasa sumpek dan sumuk karena sirkulasi udara yang baik dari pintu dan jendela. Pencahayaan ruangan pun juga baik karena cahaya matahari yang berlimpah memasuki ruangan.

Cita Rasa dan Penyajian Makanan
Setelah memasuki ruangan, silahkan menuju arah belakang tempat soto disajikan. Di situ kita langsung saja memesan soto, minuman, dan lauk yang kita inginkan. Lalu kita beranjak menuju kursi sambil menanti pesanan datang.


Sajian Soto Podjok ini hampir mirip seperti sajian soto yang ada di daerah Solo dan Jogja. Nasi putih ditaruh di dalam mangkuk, diberi taburan kecambah rebus, irisan daun seledri, potongan daging ayam kampung, lalu disiram dengan kuah kaldu yang berwarna bening.

Kuah soto di warung ini tidak menggunakan campuran santan dan tidak ada campuran bumbu taburan koya seperti sajian soto yang ada di Jawa Timuran pada umumnya (lebih tepatnya style Soto Lamongan sih).

Hal yang unik adalah penggunaan mangkuk yang bentuknya lucu. Di bagian bawah berbentuk kecil, namun pada bagian daun mangkuk berbentuk lebar. Nasi dikumpulkan di salah satu sudut mangkuk, sehingga terkesan di bagian "pojok".

Porsi nasinya terasa cukupan, tidak terlalu banyak, dan juga tidak terlalu sedikit. Cocok untuk dinikmati saat sarapan. Pun juga dengan potongan daging ayam kampungnya juga cukup banyak..

Kuah sotonya terasa gurih dan "terasa ringan" di lidah, disajikannya pun hangat-hangat sehingga terasa segar saat dinikmati. Jujur, bagi lidah saya ada bumbu rempah yang terasa agak asing dan susah untuk didiskripsikan. Cita rasa bumbu ini belum pernah saya temui pada sajian soto yang biasa saya cicipi. Namun, secara keseluruhan, saya cukup menikmati cita rasa sajian Soto Podjok ini.

Bagi yang tidak suka pedas, harap berhati-hati saat mencampurkan sambal yang sudah disajikan di atas nasi yang tersaji di dalam mangkuk. Sambal di warung ini cita rasanya cukup nendang, apalagi bagi kalian yang tidak terlalu suka dengan pedas. Mulut otomatis akan mengeluarkan suara "huh hah" kepedasan!


Untuk lauk pelengkap, kalian bisa mengambil kerupuk yang beraneka macam yang sudah tersaji di dalam toples kaca besar. Atau kalian bisa memesan tahu khas Warung Podjok dan kulit goreng. Sayang, siang itu sajian kulit goreng sudah habis dan saya hanya kebagian menu tahu khas Warung Podjok.

Sajian tahu khas Warung Podjok menurut saya mirip seperti tahu Kediri pada umumnya. Tahu berukuran besar digoreng lalu dipotong-potong menjadi beberapa bagian, disajikan dengan campuran kecap dan sambal. Tekstur dan cita rasa tahunya pun sama seperti tahu-tahu pada umumnya, namun dengan tekstur kulit luar yang terasa renyah dan ukuran yang lebih besar.

Oh iya, untuk isian potongan daging ayam, kalian bisa memesan sesuai dengan keinginan lho. Bisa request bagian dada, paha, atau campuran antara daging, usus dan jeroan.

Harga
Saya kurang tahu pasti berapa harga semangkuk soto ayam di Warung Podjok ini. Saya memesan satu porsi soto, tahu khas Warung Podjok, dan segelas es teh manis harus saya tebus dengan harga Rp 27.000,- (data bulan Agustus 2018)


Kalau menurut penuturan penduduk setempat (driver gojek yang saya tumpangi) sih harga soto di Warung Podjok ini tergolong cukup tinggi untuk ukuran warga lokal di Kota Kediri. Menurut saya sih, harga yang harus ditebus masih cukup sepadan dengan cita rasa serta suasana tempat yang disajikan.

Bagi kalian yang sedang plesiran atau mampir di Kota Kediri, boleh loh memasukkan Warung Soto Podjok ini sebagai refrensi petualangan kuliner kalian selama berada di Kota Tahu ini !


Keterangan :
Soto Podjok
Jalan Dhoho No 146 Kota Kediri
buka setiap hari (Senin - Minggu) mulai pukul 07.00 - 16.00 WIB

6 comments:

  1. Kalo liat porsi nasinya saya harus nambah 3x nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahaha iya bang, porsinya tergolong kecil untuk ukuran soto ayam di daerah Jawa Timuran :D

      Delete
  2. Kalo porni nasinya kayak gitu, pasti saya habis. Hehehe.
    Soalnya emang gak biasa makan nasi banyak, wkwkwk :D
    Kapan2 kalo kesana harus nyobain nih.
    Soto emang gak ada matinya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk iya kak, tiap daerah punya cita rasa soto yang berbeda-beda, kalau ke Kediri coba mampir icip-icip di sini deh :D

      Delete
  3. wah soto nya beda sama yg di Malang. kaldu bening bukan kental kaya di siini.. kangen soto kaya gini. tapi mosok harus ke Kediri

    ReplyDelete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com