Thursday, March 14, 2013

Hargo Dumilah - Perjalanan Menuju 3265 MDPL yang Penuh Hikmah (Part II)

Goncangan dari kendaraan yang melaju cukup kencang tiba-tiba saja membangunkan saya dari tidur singkat siang itu. Jalanan yang semula datar kini mulai naik-turun dengan kelokan-kelokan yang cukup tajam di beberapa sudut jalan. Sejuknya hawa lereng pegunungan kini sudah mulai terasa. Pemandangan sawah-sawah dengan kontur terasiring mulai terlihat di kanan-kiri jalan. Ah, akhirnya sudah memasuki kawasan lereng Gunung Lawu juga. Siang itu mata saya cukup tercengang dengan pemandangan anak sekolah yang naik angkot berdiri di bagian belakang. Badan mereka memeluk bagian kaca belakang mobil bak spyderman  yang merangkak di sebuah gedung yang tinggi. Miris juga melihat keadaan mereka yang harus berjuang sedemikian rupa untuk dapat pulang-pergi ke sekolah. Minimnya akses kendaraan umum memaksa mereka harus berjuang sedemikian rupa untuk dapat terangkut oleh angkot, entahlah, apakah mereka tidak terlalu memperdulikan nyawa mereka, yang penting segera sampai di rumah tercinta barangkali.

Pandangan mata saya kemudian disibukkan dengan pemandangan perbukitan yang cantik di sepanjang jalan. Tak berapa lama kemudian bus yang saya tumpangi pun memasuki terminal Tawangmangu. Terminal ini berada tepat di depan pasar Tawangmangu. Walaupun masih berupa pasar tradisional, namun pasar ini sudah mengalami revitalisasi sehingga nyaman untuk dikunjungi. Pasar ini terkenal dengan dagangan hasil bumi yang beraneka ragam dan juga masih sangat segar. Anda dapat berburu barang-barang hasil pertanian seperti sayur mayur, buah-buahan, aneka macam olahan keripik sebagai buah tangan. Saya jadi ingat, dulu setiap kali ke Tawangmangu bersama keluarga, oleh-oleh yang tak boleh terlewat ketika menyambangi pasar ini adalah pisang, jeruk Tawangmangu yang memiliki rasa kecut segar, ketela ungu, dan juga keripik ketela. Selain hasil bumi, pasar ini juga menyediakan kuliner dengan harga yang murah meriah, serta tempat yang cukup bersih.


Walau siang itu perut kami sudah kelabakan minta jatah, namun kami memilih untuk segera meneruskan perjalanan agar tidak terlalu sore tiba di pos awal pendakian. Turun dari bus, kami sudah ditawari oleh bapak-bapak sopir angkot yang mangkal di dekat pasar. Angkot di daerah Tawangmangu berupa Mitsubishi Colt karena memiliki bodi yang lumayan besar dan kekuatan mesin yang tahan untuk medan naik turun. Ah, Tawangmangu sekarang hawanya tidak sedingin dulu. Tujuan kami selanjutnya adalah pos pendakian di   Cemoro Kandang untuk titik awal pendakian. Siang itu lalu lintas cukup lengang, begitu pula dengan penumpang di angkot. Sepanjang jalan mata akan dimanjakan dengan pemandangan vila-vila yang bertebaran. Satu hal yang saya ingat selalu mengenai bangunan rumah di daerah Tawangmangu ini adalah atap rumah yang dibangun cukup pendek, hal ini berguna agar ruangan menjadi lebih hangat.

Tiga puluh menit perjalanan dengan menggunakan angkot pun berlalu, tibalah kami di pos awal pendakian di Cemoro Lawang. Jalur ini sengaja dipilih oleh teman saya karena jalur ini memiliki pemandangan yang cukup cantik selama pendakian nanti. Selesai berbenah, barang-barang kami titipkan di pos awal pendakian, saatnya untuk mengisi perut yang sedari tadi sudah meminta jatah. Warung makan yang berjajar di pinggir jalan pun kami jadikan pilihan untuk mengisi perut yang sudah kelaparan. Banyak pilihan menu yang disediakan di warung-warung yang berjajar ini. Menu andalan di sini tentu saja adalah sate kelinci. Namun, saya dan teman-teman memilih menu yang lebih sederhana untuk mengisi perut. Pecel dan rawon pun menjadi menu pilihan kami siang itu. Satu tips untuk makan di warung yang berjajar di sepanjang jalan ini, lebih baik tanyakan dulu harga dari menu yang Anda pesan karena rata-rata warung di sini tidak mencantumkan harga makanan. Namun tenang, harga makanan di warung-warung ini masih cukup bersahabat dengan kantong. Nasi pecel misalnya, dijual dengan harga Rp 5.000,00 saja per-porsinya. Masakannya pun cukup enak, ditambah dengan pemandangan perbukitan di belakang warung siap menemani santap siang di warung-warung kaki lima ini.

2 comments:

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com