Thursday, December 31, 2015

Gurihnya Sate Klopo Ondomohen, Surabaya

Geliat kuliner malam di Surabaya sepertinya semakin terasa semarak ketika larut tiba. Belum sah rasanya, jika tidak menikmati makan malam kedua jika berkunjung ke Kota Pahlawan ini.

Usai menikmati kuliner di Jalan Waspada, kami bergeser menuju daerah Ondomohen atau sekarang lebih dikenal dengan nama Jalan Walikota Mustajab. Lalu lintas malam itu cukup padat dengan lalu lalang kendaraan. Ada pula yang terlihat kebingungan mencari tempat parkir kendaraan untuk menuju warung sate klopo yang terletak di kawasan ini. Kali ini saya diajak mencicipi Sate Klopo Ondomohen Ibu Asih, salah satu warung sate yang cukup legendaris di Kota Pahlawan ini.


Kepulan asap dari tungku pembakaran seolah memanggil para pembeli untuk datang mencicipi kenikmatan sajian sate yang dijajakan di warung yang terlihat sederhana ini. Benar saja, ketika kami memasuki warung sate yang terletak di Jalan Walikota Mustajab No 36 ini, sudah terlihat pembeli yang memenuhi semua bangku yang disediakan di warung ini. Belum lagi pembeli yang berjbel di depan warung sambil menanti pesanan. Kami bertiga hanya bisa celingukan melihat kondisi di dalam warung, apakah masih ada bangku kosong untuk kami tempati. Sembari menanti ada kursi kosong, kami sengaja menunggu pesanan di bagian depan kios, mengambil kursi dan duduk di bagian trotoar jalan. "Awas lho mbak nanti kena garuk Satpol PP kalau makan di trotoar!", celetuk Bu Asih yang berada di bagian depan warung sembari menunggu bagian kasir. Kami bertiga pun berhamburan dan akhirnya memilih masuk ke dalam, lalu duduk di bagian pojok warung. Iya, kebetulan hanya di bagian pojok inilah ada bangku kosong yang dapat kami tempati bertiga.

Monday, December 28, 2015

Es Kacang Ijo Goyang Lidah, Surabaya

Es bubur kacang ijo atau orang Surabaya biasanya menyebutnya es kacang ijo merupakan salah satu sajian kuliner yang cukup mudah ditemui di mana saja. Namun, apa yang menjadikan sajian es kacang ijo di Jalan Waspada, Surabaya ini istimewa dibandingkan dengan sajian sejenis di kota lainnya?

Usai menyantap sajian nasi cumi di Jalan Waspada, mbak Yanti mengajak kami untuk memesan es kacang ijo yang berada persis di sebelah warung nasi cumi ini. Warung es kacang ijo ini juga terlihat cukup sederhana, namun pengunjung yang datang kemari tak kalah ramainya seperti di warung nasi cumi. Pedagang es kacang ijo di Surabaya biasanya berasal dari Madura. Bahkan, saking terkenalnya, banyak warung es kacang ijo di daerah tempat saya tinggal yang memberi embel-embel es kacang ijo Madura di warung milik mereka. Lalu apa sih keistimewaan es kacang ijo di warung Goyang Lidah ini?


Jika di daerah saya tinggal, penjual bubur kacang ijo biasanya dapat ditemui ketika pagi dan menjelang malam hari. Menu bubur kacang ijo bisa digunakan sebagai menu sarapan maupun camilan menjelang malam. Jika di pagi hari, penjual bubur kacang ijo biasanya menghidangkan menu ini yang terdiri dari kacang hijau yang dicampur ketan hitam dan diberi campuran santan encer sebagai kuah. Sedangkan pada malam hari, hidangan es bubur kacang ijo ini terdiri dari campuran kacang hijau, ketan hitam, bubur mutiara, potongan roti tawar, diberi santan sebagai kuah dan dicampur dengan sirup coco pandan. Nah, yang rasa manis pada sajian es bubur kacang hijau di daerah Solo ini didapatkan dari kuah santan dan juga campuran sirup pada sajian. Cukup kontras dengan es kacang ijo yang saya coba di warung Goyang Lidah, Surabaya ini.

Saturday, December 26, 2015

Nasi Cumi Jalan Waspada, Surabaya

Keberadaan kuliner malam memang selalu menggoda untuk dicoba. Nasi Cumi di Jalan Waspada Surabaya misalnya, warung kaki lima yang tidak pernah sepi oleh pembeli ini menyajikan masakan cumi yang menggoda untuk dicoba. 

Suasana Jalan Waspada di malam hari terlihat tak sepadat ketika siang hari. Jalan kecil yang terletak di samping Pasar Atum Surabaya ini memiliki sebuah spot kuliner menarik untuk dicicipi. Nasi Cumi Jalan Waspada, sebuah warung kaki lima yang cukup familiar bagi masyarakat Surabaya. Warung kaki lima ini terlihat selalu ramai oleh para pembeli yang ingin menuntaskan rasa lapar atau pengunjung dari luar kota yang ingin menuntaskan rasa penasaran.


Warung nasi cumi ini dahulu buka menjelang tengah malam, namun kini warung tersebut siaga 24 jam. Tapi, tetap saja pengunjung yang datang kemari lebih ramai pada malam hari dibandingkan siang hari. Maka tak heran, jika pada malam hari si penjual akan menambah jumlah meja dan kursi sehingga terkesan memakan sebagian badan jalan. Ya, itu juga demi kenyamanan para pengunjung agar mendapatkan tempat duduk untuk bersantap di warung sederhana ini.

Friday, December 25, 2015

Empuk dan Gurihnya Bebek Palupi, Surabaya

Belum lengkap rasanya berkunjung ke Kota Surabaya tanpa mencicipi olahan sego bebeknya. Bahkan, saking terkenalnya menu sego bebek ini, rasa-rasanya hampir di tiap sudut kota Surabaya dapat dengan mudah kita jumpai menu yang satu ini.

Selain terkenal dengan rujak cingurnya, Surabaya juga terkenal dengan kuliner sego bebeknya. Menu sego bebek sepertinya cukup melekat dengan keseharian orang Surabaya. Rugi rasanya jika berkunjung ke Kota Surabaya tanpa mencicipi menu sego bebeknya. Salah satu warung sego bebek yang cukup ternama di Surabaya adalah Sego Bebek Palupi. Warung sego bebek Papupi berlokasi di Jalan Raya Rungkut Asri Tengah nomor 10 Surabaya. Jika dilihat sekilas, lokasi warung bebek Palupi menempati sebuah tempat yang tidak seberapa luas dan terkesan cukup sederhana. Namun pengunjung yang datang terlihat selalu ramai, bahkan kadang harus antri untuk mendapatkan tempat duduk. 


Setelah mendapatkan tempat duduk, kami pun langsung memesan menu yang disedikan. Menu yang kami pilih adalah bebek goreng dan bebek goreng krispi. Tak lama kemudian pesanan kami pun datang. Sajian sego bebek terdiri dari sepiring nasi putih hangat, potongan bebek goreng, sambal, dan lalapan. Sedangkan bebek krispi penyajiannya hampir sama dengan bebek goreng biasa, hanya saja ditambah dengan taburan tepung krispi pada sajian bebeknya. Potongan daging bebeknya lumayan besar, berbeda dengan sajian bebek goreng yang pernah saya coba di kota lain.

Tuesday, December 22, 2015

Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro

Lalu lalang kendaraan cukup padat di Jalan Waspada yang terletak di samping Pasar Atum, Surabaya. Kami bertiga turun dari taksi dengan sedikit terburu-buru karena bunyi klakson dari mobil di belakang kamu seolah mengisyaratkan jika pengemudinya tak sabar menunggu. Mbak Yanti pun bergegas mengajak kami memasuki sebuah lorong di salah satu sudut Pasar Atum untuk memulai petualangan rasa siang ini. Apa saja kuliner yang ciamik di Pasar Atum yang wajib dicicipi?

1. Bubur Madura
Perburuan kuliner siang itu kami mulai dengan makanan bercita rasa manis gurih. Mbak Yanti mengajak kami untuk mencicipi bubur Madura yang banyak dijual di salah satu lorong Pasar Atum. Lorong ini seolah menjadi lokasi khusus untuk berjualan bubur Madura. Ada banyak penjual bubur Madura di sini dan semua penjualnya adalah perempuan yang biasa dipanggil "buk", sebutan untuk perempuan Madura.


Satu porsi bubur Madura terdiri dari campuran bubur sumsum, bubur mutiara, bubur ketan hitam, bubur candil (jenang grendul). Campuran bubur tersebut disajikan diatas pincuk kertas minyak yang dilambari daun pisang. Untuk menambah rasa manis, campuran bubur tersebut diberi santan kental dan kicir gula jawa cair atau orang Surabaya biasa menyebutnya kinca.

Saturday, December 12, 2015

Menggapai Gunung Prau, Sekali Lagi !

Kata orang, ajaklah temanmu mendaki gunung, maka kamu akan mengetahui kepribadian asli mereka seperti apa. Tapi apa jadinya, jika kita mendaki gunung bersama orang-orang yang baru saja kita kenal dalam forum para pejalan?


Kumandang Adzan Ashar bergema dari pengeras suara masjid di perkampungan Dieng Kulon. Kami segera mempersiapkan diri melakukan pendakian sore ini karena rombongan teman-teman Komunitas Backpacker Indonesia chapter Cilegon, Bandung, Banyuwangi, Purwokerto, dan Jakarta sudah tiba. Ini adalah kali pertama saya bertatap muka langsung dengan mereka, walaupun sebelumnya kami sudah cukup intens berkomunikasi lewat group Whatsapp. Jadwal pendakian akhirnya kami ajukan menjadi sore hari mengingat anggota pendakian kali ini sebagian besar adalah pemula. Awalnya kami berencana memulai pendakian sekitar pukul delapan malam, sekalian menanti kedatangan anggota dari Semarang. Namun mengingat kondisi dan jumlah anggota dalam pendakian cukup banyak, akhirnya kami putuskan untuk mengajukan jadwal pendakian.

Thursday, November 26, 2015

[Adv] Intip-Intip Pilihan Paket Wisata dari Pikavia

Tren melakukan perjalanan rasanya semakin gencar menjangkiti semua kalangan beberapa tahun belakangan. Melakakukan sebuah perjalanan dianggap sebagai sebuah terapi energi dari segala kepenatan rutinitas harian. Menikmati keindahan alam, belajar kebudayaan dan adat istiadat setempat, serta merasakan kuliner lokal memberikan pengalaman tersendiri bagi mereka yang gemar melakukan perjalanan. Ada perjalanan yang dilakukan mandiri, namun ada kalanya kita memilih menggunakan jasa operator wisata karena kepraktisan yang ditawarkan. Pokoknya siap jalan, tanpa harus memikirkan urusan ini itu dalam perjalanan. Tapi, ada kalanya kita merasa khawatir dengan operator trip yang akan kita gunakan, apakah mereka bisa dipercaya, atau jangan-jangan mereka akan menipu kita dengan kedok paket wisata yang mereka tawarkan kepada kita?


Ada kabar gembira bagi para pelancong yang gemar melakukan perjalanan menggunakan jasa operator wisata. Adalah Pikavia, sebuah online travel fair pertama di Indonesia yang hadir mempertemukan operator wisata dengan para pelancong yang ingin melakukan perjalanan, Di situs Pikavia, kita dapat menemukan berbagai macam pilihan paket wisata yang ditawarkan oleh berbagai operator tour di seluruh Indonesia. Pikavia menjadi sebuah wadah bagi operator wisata untuk menawarkan paket wisata yang mereka sediakan bagi para pelancong, sehingga membuat pelancong leluasa untuk memilih pilihan paket wisata sesuai dengan bulan keberangkatan, budget, serta pilihan fasilitas yang mereka inginkan.

Tuesday, November 3, 2015

Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng

Telaga Warna menjadi salah satu primadona bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Akses jalan yang mudah serta fasilitas pendukung wisata yng lengkap, menjadikan Telaga Warna hampir selalu ramai oleh kunjungan wisatawan. Namun, ada cara lain menikmati keindahan Telaga Warna ini, yaitu dengan mendaki Bukit Sidengkeng !


Arloji yang melingkar di tangan sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Dengan sedikit rasa malas saya mulai berbenah meninggalkan kamar di Losmen Bu Djono yang saya tempati. Rasanya ini adalah bangun tersiang yang pernah saya lakukan ketika berkunjung di Dieng. Biasanya saya sudah mulai berbenah dari pukul tiga dini hari untuk memulai perjalanan menuju Bukit Sikunir guna berburu pemandangan matahari terbit. Namun, kali ini saya sengaja bangun lebih siang dari biasanya, karena saya hanya ingin berkunjung ke Bukit Sidengkeng di Wana Wisata Petak 9, selebihnya, saya ingin gunakan waktu untuk beristirahat mengumpulkan tenaga guna melakukan pendakian ke Gunung Prau sore nanti.

Suasana perkampungan di Dieng Wetan masih terasa sepi pagi. Cahaya matahari bersinar cukup cerah, namun udara masih saja terasa dingin menusuk tulang. Sebenarnya saya ingin menggunakan jasa ojek motor untuk menuju Petak Sembilan, namun sayang, tidak terlihat satu orang pun di pangkalan. Satu-satunya pilihan adalah dengan berjalan kaki, menembus udara dingin khas Dieng yang cukup membuat tubuh menggigil pagi ini. Sekitar lima menit berjalan, saya melihat rombangan pemuda sedang menghangatkan diri dengan tungku perapian khas Dieng. Ah, hal tersebut mengingatkan saya akan suasana KKN tiga tahun silam di dusun sebelah. Saya meneruskan langkah kaki, sambil sesekali menyapa petani yang sudah bersiap menggarap ladang milik mereka. Sesekali saya harus berdamai dengan aroma yang sedikit kurang sedap yang berasal dari tumpukan pupuk organik yang diletakkan di pinggir jalan. Baunya memang tidak terlalu seberapa pekat, namun sedikit memekakan indera penciuman saya. Suasana pagi ini benar-benar masih sepi dari hiruk-pikuk wisatawan, mungkin mereka masih terpusat di Desa Sembungan, menikmati pemandangan matahari terbit dari puncak Bukit Sikunir sana.

Monday, October 19, 2015

Menggapai Sunrise di Sikunir

Cahaya bulan purnama menjadi teman setia selama kami melakukan perjalanan menuju Desa Sembungan. Dinginnya udara menjelang fajar terasa menusuk tulang seolah tak kami perdulikan. Diiringi pekatnya kabut pagi yang menyambut kedatangan kami, membuat kami semakin semangat untuk  mengejar terbitnya sang mentari di atas bukit nanti.

Suara alarm yang berbunyi nyaring memecah keheningan di salah satu kamar kecil di Losmen Bu Djono. Saya, Ajeng, dan Bang Ari pun segera terbangun, beranjak dari hangatnya selimut yang menepis dinginnya udara Dieng di kala dini hari. Kami segera bergegas, menyiapkan diri untuk memulai pendakian ke Bukit Sikunir. Suasana di depan losmen ternyata cukup riuh oleh pengunjung yang bersiap menuju Desa Sembungan. Tampak beberapa mobil dan motor yang sudah bersiap menuju ke sana, seolah tak satupun orang ingin ketinggalan momen matahari terbit dari atas bukit pagi itu.


Bukit Sikunir merupakan sebuah bukit yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian sekitar 2.463 meter di atas permukaan laut. Dengan mobil pick up sayur yang kami sewa, petualangan menuju Bukit Sikunir pun dimulai. Saya dan Bang Ari duduk di bagian bak pick up, satu kawan lagi, Ajeng, duduk di bagian depan di samping pak sopir. Dinginnya udara Dieng membuai lembut ke sekujur tubuh. ditemani sinar rembulan pun tampak malu-malu mengiringi perjalanan kami menuju Desa Sembungan semakin membuat perjalanan ke Dieng kali ini terasa begitu berkesan. Dua puluh menit perjalanan akhirnya kami memasuki area Desa Sembungan. Jalan aspal yang mulai rusak menjadi teman setia sepanjang perjalanan menuju kemari. Guncangan dari jalan aspal yang sudah banyak berlubang seolah membangunkan kami dari kantuk dan rasa malas akibat udara dingin yang menusuk.

Thursday, October 15, 2015

Jatuh Hati dengan Desa Wisata Arborek, Raja Ampat

Keindahan alam khas daerah pesisir Papua Barat serta kehangatan dan keramahan penduduk terhadap para pendatang, membuat seorang pelancong dari luar negeri bernama Hitesh Matlani ini jatuh hati dengan Desa Arborek, salah satu desa wisata yang berada dalam gugusan wilayah Raja Ampat ini.

Tiba-tiba saja ada sebuah email masuk ke dalam inbox di ponsel saya malam itu. Sebuah email dari seorang traveler bernama Hitesh Matlani, seorang turis yang berasal dari Oman. Dia menceritakan kisah petualangannya yang baru saja berkunjung ke Raja Ampat, Papua. Hitesh berkisah bahwa dia telah jatuh hati dengan Desa Wisata Arborek yang baru saja dikunjunginya sekitar bulan Agustus yang lalu. Sebagai ungkapan kecintaannya dan rasa terima kasih yang mendalam, dia mengajak saya berkolaborasi untuk membuat sebuah tulisan untuk memperkenalkan desa tersebut di media online, salah satunya adalah melalui tulisan di blog. Seperti kutipan di akhir email yang dia kirim kepada saya yang menyebutkan bahwa he just a traveler who is trying to give something back to Arborek village.


Photo by Hitesh Matlani
Arborek merupakan salah satu desa wisata yang berada di gugusan Raja Ampat. Pulau kecil dengan penduduk kurang dari 200 jiwa ini memiliki pemadangan alam yang menawan. Pasir pantai halus berwarna putih, berpadu dengan jernihnya air laut, sehingga dengan leluasa kita dapat melihat gugusan terumbu karang serta ikan-ikan yang berenang di dalam air. Suasana pulau tersebut terasa makin syahdu dengan rimbunnya pohon kelapa yang tumbuh subur di pulau Arborek.

Tuesday, September 29, 2015

The Umbrella Reborn at Festival Payung Indonesia 2015

Keramaian pengunjung mulai terasa ketika ojek yang saya tumpangi memasuki sebuah jalan kecil menuju Taman Balekambang. Motor-motor mulai berdatangan dan berdesakan mencari area parkir yang mulai penuh sesak oleh pengunjung yang ingin menikmati acara Festival Payung Indonesia siang itu. Kemeriahan acara mulai terlihat di bagian gerbang masuk Taman Balekambang, di mana ratusan kerangka payung yang diberi cat warna-warni digantung dan ditata dengan cukup artistik sehingga menarik pengunjung untuk mengabadikan gambar melalui ponsel dan tongkat narsis masing-masing.


Tahun ini, acara Festival Payung Indonesia kembali digelar di Kota Solo mengangkat tema "umbrella reborn". Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, yaitu mulai tanggal 11-13 September 2015. Instalasi payung berwarna-warni terlihat begitu kontras dengan hijaunya pepohonan dan birunya langit Kota Solo siang itu. Panas yang cukup menyengat pun tidak menghalangi minat pengunjung untuk berjalan-jalan mengelilingi Taman Balekambang sambil mengambil beberapa gambar.

Friday, July 3, 2015

Serba-Serbi Destinasi Wisata Pilihan di Jawa Tengah

Indonesia memiliki pilihan destinasi wisata yang beraneka ragam, seolah tak pernah habis memancarkan pesonanya. Hampir semua propinsi yang ada di Republik Indonesia ini memiliki destinasi wisata dengan karakteristik dan keunikan masing-masing. Tak terkecuali dengan Propinsi Jawa Tengah, propinsi dengan maskot burung Kepodang ini memiliki beragam destinasi wisata yang siap untuk Anda jelajahi bersama kawan maupun keluarga.

Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Propinsi ini memiliki keunikan tersendiri bagi saya dalam hal pariwisata. Jawa Tengah menyimpan beragam potensi wisata, baik itu wisata alam yang beraneka macam, wisata religi dan budaya, wisata edukasi dan sejarah, maupun wisata kuliner yang siap memanjakan lidah. 

Hargo Dumilah, puncak tertinggi Gunung Lawu
Bagi penyuka wisata petualangan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan mendaki dan bercumbu dengan alam bebas, Anda dapat mencoba menapaki Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro-Sumbing, atau Gunung Slamet yang merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.

salah satu pemandangan pagi di Bukit Sikunir, Dieng
Selain gunung-gunung di atas, Propinsi Jawa Tengah juga memiliki lokasi pendakian yang "diperuntukkan" bagi para pemula. Sebut saja Gunung Andong dan Gunung Prau yang keberadaannya sangat popular saat ini. Atau ingin menikmati sunrise dari ketinggian bukit tanpa terlalu menguras tenaga untuk mendakinya? Bukit Sikunir di Kawasan Dieng bisa menjadi alternatif pilihan mendaki bagi Anda.

Friday, June 19, 2015

Menikmati Atraksi Paralayang dari Atas Samudera

Jalur konblok yang berkelok dengan kontur menanjak membuat saya sedikit was-was ketika melewatinya. "Tolong siap-siap turun dari boncengan ya, kalau motor ini tidak kuat di tanjakan terakhir nanti", pinta saya kepada seorang kawan yang membonceng di belakang.

Motor yang saya kendarai akhirnya kuat melewati tanjakan demi tanjakan jalan menuju Bukit Parangendog. Beberapa kali ke bukit ini, hampir saja motor yang saya kendarai tidak kuat melewati tanjakan terakhir dengan kemiringan yang cukup curam. Dari pengalaman tersebut saya selalu berpesan kepada kawan yang membonceng saya untuk siap-tiap turun dari boncengan, kalau-kalau motor yang saya kendarai tidak sanggup melewati tanjakan terakhir tersebut.


Bukit Parangendog terasa lebih ramai dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Mungkin sudah banyak orang yang mengenal keberadaan bukit ini dari media sosial yang semakin digemari kalangan anak muda jaman sekarang. Bukit Parangendog merupakan sebuah bukit kecil yang berada di atas Pantai Parangtritis yang terkenal dengan legenda Ratu Pantai Selatan. Bukit kecil ini memiliki pemandangan yang indah. Kita dapat melihat hamparan pesisir pantai selatan, hutan-hutan dan perbukitan, serta hamparan persawahan dari atas ketinggian. Bukit Parangendog juga menjadi salah satu lokasi menikmati pemandangan matahari tenggelam di kala senja tiba.

Monday, May 25, 2015

Kue Bagiak, Teman Ngopi dari Banyuwangi

Meneguk secangkir kopi sambil ditemani beberapa kudapan menjadi kenikmatan tersendiri dalam menikmati hari. Mungkin, kudapan khas dari Banyuwangi ini bisa menjadi pilihan cemilan untuk menikmati secangkir kopi Anda.

Buah tangan memang selalu menjadi buruan bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata. Ada berbagai macam bentuk buah tangan, entah itu souvenir maupun barang kerajinan, maupun dalam bentuk makanan. Salah satu oleh-oleh khas dari Kota Banyuwangi yang terkenal adalah kue bagiak. Kue kering berbentuk lonjong seukuran jari tangan orang dewasa ini selalu menjadi incaran pendatang yang sedang singgah di Bumi Blambangan.


Kue bagiak merupakan kue kering berbahan dasar tepung garut, tapioka, gula, susu, dan garam. Adonan tersebut kemudian diberi campuran parutan kelapa yang sudah dikeringkan dan bumbu-bumbu lain sehingga membuat kue bagiak ini memiliki cita rasa manis dan gurih. Tekstur kue bagiak sekilas terlihat keras, namun terasa lembut ketika dikunyah.

Sunday, May 17, 2015

Rujak Soto Mbok Mbret Banyuwangi

Mungkin orang Banyuwangi memang gemar mencampurkan dua jenis makanan sekaligus untuk dinikmati bersama. Tengok saja sajian pecel rawon maupun rujak soto. Namun, sajian rujak soto sepertinya masih menjadi primadona bagi penggemar kuliner yang sedang singgah di Bumi Blambangan ini.

Bagi masyarakat Jawa Timur, rujak merupakan makanan yang menggunakan bumbu kacang yang dicampur dengan sayuran segar, potongan tahu dan tempe, di mana sekilas mirip seperti sajian pecel, lotek atau gado-gado. Hal yang sedikit membedakan rujak Jawa Timuran adalah adanya campuran bumbu petis yang khas. Hal ini sedikit berbeda apabila kita menyebut rujak di daerah Jawa bagian tengah dan barat yang mengidentikan rujak berupa campuran buah-buahan segar yang disiram dengan sambal yang dicampur dengan gula merah.


Kota Banyuwangi memiliki makanan khas yaitu rujak soto. Rujak soto merupakan campuran dari dua buah masakan, yakni rujak sayur yang disiram dengan kuah soto babat. Perpaduan dua buah makanan yang sedikit "nabrak", namun menciptakan cita rasa yang nikmat.

Thursday, March 19, 2015

Mengenal Lebih Dekat Anak Gimbal Dieng

Selain menawarkan keindahan alamnya yang menawan, Dieng juga memiliki adat-istiadat serta budaya yang unik dan tak kalah menarik. Adalah rambut anak rambut gimbal, anak istimewa, titipan dari dewa.


Dataran Tinggi Dieng tersohor dengan keindahan alamnya yang mempesona. Deretan perbukitan yang gagah, telaga warna yang anggun, candi-candi peninggalan kejayaan peradaban Hindu yang masih terjaga keberadaannya, hingga kawah vulkanik yang terlihat cantik namun menyimpan bahaya. Selain keindahan alam, Dataran Tinggi Dieng juga menyimpan sebuah keunikan yang mungkin tidak akan dapat kita temukan di daerah lain. Adalah anak berambut gimbal, yang dipercaya sebagai titisan Kyai Kolodite, leluhur masyarakat Di Hyang, yang bersemayam di dalam raga anak-anak yang dianggap pilihan.


Anak rambut gimbal seolah memiliki kharisma tersendiri. Rambut gimbal mereka tumbuh secara alami, bukan karena hasil karya tangan-tangan kapster yang bekerja di salon. Anak berambut gimbal dipercaya memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan anak-anak lain sebayanya karena mereka dianggap sebagai anak pilihan, sehingga memang ada perlakuan khusus semacam diistimewakan. Pada saat kecil, anak berambut gimbal ini tumbuh selayaknya anak-anak pada umumnya. Namun ketika memasuki usia sekitar dua atau tiga tahun, mereka tiba-tiba mengalami demam yang tinggi, dan pada keesokan harinya tumbuh rambut gimbal secara tiba-tiba di rambut mereka.

Thursday, March 5, 2015

[Adv] Koleksi Jaket Parka yang Menggoda

Saya adalah salah satu orang yang gemar mengenakan jaket. Outfit ini tak hanya saya kenakan untuk kegiatan harian, namun juga selalu menjadi fashion item yang wajib saya bawa ketika melakukan perjalanan. Fungsi jaket tak hanya sekedar untuk menghalau hawa dingin saja, melainkan juga untuk menghalau sengatan sinar matahari, apalagi jika harus sering melakukan kegiatan di luar ruangan. Dari segi estetika, fashion item yang satu ini juga dapat menujang penampilan kita.


Saya termasuk orang yang suka dengan model jaket yang simpel. Alasannya sih sederhana saja, model jaket yang simpel mempermudah saya untuk memadu-padankan dengan fashion item lainnya, seperti jeans, kaos, maupun sneakers saat dikenakan.


Nah, beberapa waktu lalu saya lagi ngidam pengen beli jaket baru nih. Dan mulailah saya browsing di internet untuk mencari jaket yang sesuai. Browsing punya browsing, akhirnya saya kesengsem dengan koleksi jaket parka dari Zalora ! Modelnya simpel dan terkesan casual sehingga cocok untuk dikenakan dalam kegiatan harian, baik untuk ke kampus maupun hang out bersama kawan. Bagi kalian yang sedang bingung mencari jaket yang cocok untuk dikenakan, bisa lho lihat-lihat koleksi jaket parka dari Zalora ini sebagai refrensi belanja kalian !

Thursday, February 12, 2015

Pecel Ndeso Khas Kutho Solo

Menyambangi pasar tradisional, bagi saya seperti menikmati langsung denyut kehidupan perekonomian masyarakat lokal. Ada transaksi jual beli berbagai macam barang kebutuhan, termasuk sajian kuliner lokal yang menggiurkan. Perjalanan kali ini membawa saya kembali menyambangi Kota Solo, sebuah kota yang terkenal dengan tradisi budaya Jawa yang masih kental, serta kuliner tradisionalnya yang beraneka ragam.

Pagi ini saya menyambangi Pasar Gede untuk mencari kuliner tradisional yang mungkin sedikit mulai sulit ditemukan. Salah satu sajian lokal yang saya cicipi pagi ini adalah pecel ndeso. Bagi masyarakat Jawa, sajian pecel cukup mudah kita temukan dan biasa dijadikan sebagai menu sarapan. Campuran aneka sayuran segar yang direbus kemudian disiram dengan bumbu sambal kacang memberi cita rasa pedas, manis dan gurih yang khas. Namun, pecel ndeso ala Kota Solo ini sedikit berbeda dibandingkan dengan pecel-pecel pada umumnya yang biasa kita temukan.


Letak perbedaannya adalah pada sambal pecel yang digunakan untuk menyiram campuran sayur mayur yang telah direbus. Sambel pecel ala pecel ndeso Solo ini menggunakan campuran bahan cabuk, yaitu ampas dari proses pembuatan minyak wijen. Campuran dari bahan cabuk inilah yang memberikan warna hitam pada sajian sambal pecel ndeso ini.

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com