Tuesday, March 27, 2012

River Tubing Kali Oyo - Menikmati Mini Rafting Melintasi Aliran Sungai Oyo


Belum puas basah-basahan di dalam Goa Pindul, petualangan saya lanjutkan menyusuri aliran Sungai Oyo yang letaknya tidak jauh dari lokasi Goa Pindul. Pilihan paket wisata kali ini adalah River Tubing Kali Oyo yang cukup menantang adrenalin kita. Memang di sungai ini jeram-jeramnya tidak terlalu ganas seperti sungai-sungai lain yang biasa digunakan untuk olahraga rafting, namun paket river tubing Sungai Oyo ini tak kalah asyik kok untuk dicoba. Tak seperti rafting-rafting pada umumnya yang menggunakan perahu karet, river tubing di Sungai Oyo ini menggunakan ban sebagai pelampungnya, bukan bannya dipakai di badan seperti di kolam renang, melainkan kita duduk di atas ban, mirip dengan penjelahan di Goa Pindul, dan sekali lagi saya merasa kurang bebas untuk bergerak -__-


Dari base camp setelah kita melakukan registrasi, kita akan diantar dengan sebuah mobil bak terbuka untuk menuju lokasi Sungai Oyo yang jaraknya tidak terlalu jauh sebenarnya dari base camp, hanya saja dijamin bakal gempor kalau jalan kaki. Pemandangan di sepanjang perjalanan menuju starting point cukup memanjakan mata, dengan hamparan sawah dan tanaman padinya yang menghijau ditambah dengan dereran pohon kelapa yang seolah-olah melambaikan tangannya karena tertiup oleh angin.


Tiba di starting point si pemandu satu terlebih dahulu menceburkan diri untuk memantau arus air sungai, lalu dilanjutkan kami turun satu per satu menaiki ban yang telah kami bawa dari base camp, lalu disusullah pemandu dua yang bertugas untuk menjaga dan mengarahkan kami. Baru sebentar merasakan jeram-jeram dan aliran sungai kami harus berhenti dan naik sejenak, lalu berjalan menyusuri sungai karena ada satu jeram yang cukup berbahaya untuk ukuran river tubing. Jalan-jalan di pinggir sungai memang agak licin dan cukup banyak tanaman duri, jadi kami harus berhati-hati ketika menyusuri pinggir sungai ini. Selesai melewati jeram yang cukup berbahaya tersebut, kami harus menyeberangi sisi sungai untuk dapat melanjutkan river tubing. Harus ekstra hati-hati karena kontur sungai terdiri dari batuan kapur yang cukup licin karena keberadaan lumut-lumut yang tumbuh. Oke setelah berhasil menyeberangi sungai, dimulailah kembali petualangan menyusuri Sungai Oyo dengan ban ini.

Sepanjang perjalanan memang masih nampak pemandangan yang cukup asri dengan nuansa khas pedesaan. Sungai Oyo pun masih cukup bersih walau memang airnya berwarna cokelat. Di pinggir sungai memang terlihat beberapa sampah yang tersangkut di pepohonan bekas terbawa aliran banjir. Menurut pemandu kami, kedalaman Sungai Oyo ini bermacam-macam, mulai dari yang dangkal, kedalaman 2 meter, hingga kedalaman 8 meter, itu kalau sungai sedang tidak banjir. Aliran Sungai Oyo ini konon sampai dengan daerah Imogiri Bantul. Sepanjang perjalanan pemandu kami tidak henti-hentinya mengeluarkan banyolannya sehingga membuat kami tertawa sepanjang perjalanan menusuri Sungai Oyo ini.




Tak hanya jeram-jeram yang ditawarkan di Sungai Oyo ini, di tengah-tengah perjalanan kita dapat melihat kontur khas batuan kapur di sisi pinggir sungai yang indah, dan juga yang menjadi atraksi pada paket river tubing  ini adalah adanya aliran air terjun yang alirannya menuju sungai. Pengunjung berhenti sejenak untuk menikmati keindahan air terjun ini sambil menikmati arus air terjun tersebut. Bagi Anda yang masih ingin menantang adrenalin lagi, monggo silahkan untuk melompat dari ketinggian 15 meter, lokasi untuk melompat tak jauh dari air terjun ini.



River Tubing Sungai Oyo ini kita diawa untuk menyusuri sungai sepanjang kurang lebih 5 km dengan memakan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam perjalanan. Harga paket wisata untuk menikmati river tubing Sungai Oyo ini Rp 45.000,00 per-orang dengan minimal peserta 2 orang. Puas menikmati air terjun, perjalanan dilanjutkan lagi menyusuri aliran Sungai Oyo, kali ini arus air mulai tenang dan jarang terdapat jeram-jeram. Di lokasi ini Anda akan merasakan rileks dan menikmati naik di atas ban menyusuri sungai. Anda juga dapat melihat beberapa aktivitas warga sekitar seperti memancing dan menambang pasir. Kata pemandu kami, di sekitar sungai ini juga masih terdapat biawak yang kadang suka berkeliaran, katanya sih biawak tersebut juga diburu oleh warga untuk dikonsumsi dagingnya.


Setelah 1,5 jam penjelajahan tak terasa petualangan kami harus berakhir, kami naik dari atas sungai untuk menunggu mobil pick up yang akan menjemput kami kembali ke base camp. Sebenarnya masih belum puas untuk menikmati keindahan serta jeram-jeram Sungai Oyo ini, namun mau bagaimana lagi, kami juga harus kembali ke base camp untuk membersihkan diri dan kembali melanjutkan perjalanan lagi.

Tips :

  • Datanglah pada musim kemarau karena aliran air tidak terlalu deras dan aman untuk digunakan river tubing. 
  • Gunakan peralatan yang telah disediakan oleh pihak pengelola seperti pelampung, sepatu, dan juga ban, ikuti instruksi pemandu guna menjaga keselamatan.
  • Bagi Anda yang membawa kamera tidak usah khawatir basah, pihak pengelola memberikan tas plastik untuk menjaga kamera Anda tidak basah selama penjelajahan.

Tuesday, March 20, 2012

Cave Tubing Goa Pindul - Menikmati Keindahan Goa Karst dengan Ban




Wisata minat khusus memang sedang mengalami peningkatan jumlah peminat saat ini. Salah satu wisata minat khusus yang sedang booming saat ini adalah wisata cave tubing di Goa Pindul, Gunung Kidul. Sebenarnya sudah banyak teman yang mengajak saya untuk menikmati dan merasakan serunya jelajah Goa Pindul ini, namun karena saya masih sedikit trauma dengan kejahanaman jalanan di sekitar Bukit Patuk, saya menolak ajakan teman-teman saya tersebut. Hingga pada akhirnya kemarin (14/3/2012) keberanian dan kenekatan saya muncul kembali setelah teman kost dan saudaranya yang datang jauh dari Kota Medan mengajak saya untuk menjelajahi Goa Pindul ini. Dengan menggunakan motor kesayangan saya, akhirnya saya mampu juga menakhlukkan jalanan menanjak di Bukit Patuk dengan lancar dan selamat.


Secara administratif, Goa Pindul terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Rute perjalanan untuk menuju lokasi cukup mudah dan akses jalan sudah teraspal dengan bagus. Jika Anda dari arah Jogja, langsung saja ambil jalan Jogja-Wonosari, melewati bukit bintang, dan terus saja ikuti jalan hingga sampai di Kota Wonosari. Sesampainya di Kota Wonosari cari saja lampu merah Bundaran Siyono, yaitu bundaran simpang empat yang di tengahnya terdapat bangunan air mancur, lalu belok saja ke kiri, ikuti jalan hingga menemukan simpang empat lampu merah, lalu lurus saja sampai menemui perempatan besar dan beloklah ke kiri, memasuki kawasan Desa Bejiharjo. Lurus saja ikuti jalan, lalu belok ke kanan, lurus hingga menemukan SMP lalu belok ke kiri lurus ikuti jalan, maka Anda akan sampai di kawasan wisata Gua Pindul ini. Tak perlu takut kesasar, karena ketika Anda memasuki kawasan Desa Bejiharjo akan ada beberapa pemuda yang siap mengantarkan Anda sampai di kawasan Goa Pindul dengan gratis. Pemuda-pemuda ini adalah penduduk Desa Bejiharjo yang memang "dipekerjakan" oleh pihak pengelola wisata Gua Pindul dan diberikan semacam tip dari pengelola agar mereka tidak sembarangan memungut biaya kepada pengunjung yang mereka antarkan sehingga citra pariwisata Goa Pindul dapat terjaga, hmmm sebuah kerjasama yang apik menurut saya.



Di kawasan wisata Goa Pindul ini terdapat beberapa operator yang siap mengantarkan Anda menjelajahi Goa Pindul ini. Untuk kali ini, saya menggunakan jasa Dewa Bejo sebagai operator yang menemani saya menjelajahi Goa Pindul ini. Dewa Bejo sendiri memiliki beberapa paket-paket wisata penjelajahan yang siap memuaskan adrenalin Anda. Paket-paket wisata tersebut antara lain adalah :

  • Paket A, yaitu paket Cave Tubing Goa Pindul sudah termasuk jasa pemandu, peralatan penelurusan, dan asuransi. Biaya untuk paket A ini adalah Rp 30.000,00 per-orang.
  • Paket B, yaitu paket penjelajahan Caving Goa Glatik sudah termasuk jasa pemandu, peralatan penelurusan, dan asuransi. Biaya untuk paket B ini adalah Rp 30.000,00 per-orang.
  • Paket C, merupakan paket River Tubing Sungai Oyo, sudah termasuk jasa pemandu, transportasi, dan asuransi. Biaya untuk paket C ini adalah Rp 45.000,00 per-orang.
Selain paket wisata tersebut, juga terdapat paket homestay bagi Anda yang ingin menginap di Desa Bejiharjo ini dengan biaya Rp 25.000,00 dan Rp 30.000,00 per-orang. Untuk petualangan pertama kali ini, tentu saja saya mengambil paket A untuk penjelajahan Goa Pindul. Goa Pindul sendiri merupakan objek wisata yang cukup baru, diresmikan sekitar tahun 2011 kemarin. Setelah kami memakai palampung dan sepatu khusus yang disediakan, mulailah kami berjalan kaki menuju lokasi Goa Pindul ini. Pemandu penjelahan goa adalah penduduk asli sekitar sehingga mereka sangat fasih menjelaskan tentang goa tersebut selama penjelajahan.




Goa Pindul memiliki panjang sekitar 300 meter yang terairi oleh air yang berasal dari sumber air di bawah tanah yang membentuk aliran seperti sungai. Kedalaman air yang ada di dalam goa bermacam-macam dari yang dangkal hingga kedalaman 12 meter. Maka dari itu untuk keselamatan pengunjung, mereka diwajibkan menggunakan pelampung dan duduk di atas ban dalam agar dapat lebih menikmati keindahan di dalam goa, walau menurut saja duduk di atas ban dalam ini membuat saya kurang leluasa untuk bergerak. Untuk penjelajahan sendiri memerlukan waktu sekitar 45 menit perjalanan.


Setelah berjalan kaki tak jauh dari lokasi camp akhirnya kami sampai juga di pintu masuk goa. Sebelum memulai penjelajahan, pemandu kami melakukan briefing kepada peserta, menjelaskan apa saya yang tidak boleh dilakukan guna menjaga keselamatan kami semua. Bagi kalian yang tidak bisa berenang jangan khawatir, karena dengan menggunakan pelampung yang terpasang kuat di badan dijamin badan kalian akan terus mengambang, jadi tidak usah takut tenggelam. Keamanan menyusuri goa ini cukup terjamin, karena selama perjalanan kita akan ditemani oleh pemandu.



Bagi Anda yang ingin membawa kamera boleh-boleh saja, pihak pengelola akan memberikan tas plastik terang untuk membungkus kamera Anda. Selama perjalanan pun kamera akan dibawakan oleh pemandu agar lebih aman dan Anda lebih leluasa untuk bernarsis ria. Dan sebisa mungkin tetaplah jaga barang bawaan Anda terutama kamera ketika melakukan penjelajahan di dalam gua, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Goa Pindul sendiri memiliki tiga buah zona yang dijelajahi, yaitu zona terang, zona remang, dan zona gelap abadi. Di zona terang yaitu zona pertama yang dekat dengan pintu masuk goa kita masih dapat melihat dengan jelas keindahan stalaktit yang berada di langit-langit goa, kelelawar yang sedang bergelantungan di atap-atap goa, dan keindahan ornamen goa lainnya. Kebanyakan skalaktit di goa ini masih aktif dan terus tumbuh, jadi  lebih baik skalaktit tersebut jangan dipegang agar tidak terganggu proses pertumbuhannya, karena pertumbuhan 1 cm saja membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Memasuki zona yang kedua yaitu zona remang, di mana cahaya sudah mulai minim dan keindahan goa terlihat samar-samar jika tidak dibantu dengan penerangan lampu yang dibawa oleh pemandu. Adrenalin kita semakin naik ketika mulai memasuki zona remang ini. Di dalam zona ini terdapat sebuah atap rumah di atas yang terlihat cukup jelas, yang menurut pemandu kami rumah tersebut dijadikan sebagai lokasi ternak kelelawar. Memang agak aneh sih ada bangunan rumah di atas mulut goa. Di zona ini terdapat skalaktit dengan ukuran yang lebih besar dengan beraneka macam bentuk.

Nah zona ketiga adalah zona gelap abadi, sama sekali tidak ada penerangan sehingga keadaan di dalam menjadi gelap gulita. Di zona ini pemandu kami mengajak kami untuk sejenak mengheningkan cipta guna mensyukuri nikmat dan karunia dari Tuhan atas pemberian mata untuk melihat dengan cuma-cuma keindahan dan keagungan yang diciptakan oleh Tuhan. Dalam perenungan ini lampu benar-benar dimatikan dan keadaan menjadi hening gelap gulita. Setelah mengheningkan cipta kami melanjutkan perjalanan menyusuri pintu keluar goa.


For your information, di dalam goa ini terdapat skalaktit jantan karena bentuknya yang mirip dengan alat vital yang konon bagi pria yang memegangnya akan menambah keperkasaan. Ada pula skalaktit puting yang siapa yang memegangnya akan menambah kecantikan, khususnya bagi kaum hawa. Ada pula skalaktit yang bentuknya besar seperti tiang penyangga goa yang biasa disebut dengan "Soko Guru". Ada juga skalaktit yang jika dipukul akan mengeluarkan bunyi seperti gong, konon di dalam skalaktit ini mengandung zat besi sehingga dapat mengelurkan suara dentuman mirip dengan gong. Ada pula skalaktit yang bentuknya mirip dengan tirai, dan ada juga skalaktit yang membentuk batu kristal yang masih aktif tumbuh sampai sekarang. Hmmm kalau dijual berapa ya harganya?



Sebelum kita keluar dari goa, kita akan sejenak beristirahat menikmati keindahan Goa Njomplang, yaitu sebuah mulut goa yang terletak di langit-langit Goa Pindul ini. Di sini kita dapat menaiki tebing untuk berbarsis ria dan melompat ke air. Cukup menguras adrenalin menurut saya, walau saya lebih memilih untuk melompat di air laut karena saya takut dengan air yang ada di Goa Pindul ini karena di bawah permukaan banyak terdapat bebatuan yang tidak terlihat kasat mata.



Puas bermain di area Goa Njomplang berakhirlah penjelajahan kita di Goa Pindul ini, untuk menuju pintu keluar saya lebih memilih untuk berenang karena duduk di atas ban menjadikan saya kurang leluasa bergerak. Bagi Anda yang masih belum puas terjun di area Goa Njomplang, Anda dapat menuntaskan dahaga Anda dengan terjun di area depan pintu keluar Goa Pindul ini. Salah satu pemandu memperagakan atraksi salto dari ketinggian dan walhasil . . . byuuuur lensa kamera saya basah kena cipratan air -__- Untung saja kamera saja tidak kenapa-kenapa.


Selesai menjelajahi Goa Pindul ini masih ada satu tantangan menarik, yaitu kita naik mendaki bendungan untuk menuju ke atas dengan menggunakan seutas tali. Benar-benar sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan menjalajahi pesona Goa Pindul ini.

Tips :

  1. Bagi Anda yang menggunakan kamera sebaiknya menggunakan kamera pocket atau kamera saku, jika menggunakan kamera DSLR agak sedikit ribet, karena di dalam goa kita kurang bisa bergerak bebas karena duduk di atas ban, dan juga resiko kamera rusak kena air.
  2. Bagi Anda yang tidak mau ribet dan mengambil resiko kamera basah, Anda dapat menyewa jasa fotografer, dengan biaya sewa Rp 35.000,00 (kamera yang disediakan di operator ini kamera saku/pocket underwater sepertinya)
  3. Jangan lupa siapkan kondisi dan stamina tubuh agar Anda bisa benar-benar menikmati penjelajahan di dalam Goa Pindul ini :)

Tuesday, March 13, 2012

Candi Lumbung - Candi Budha yang Berada di Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan


Berjalan-jalan di kompleks Taman Wisata Candi Prambanan jangan hanya berhenti di kompleks percandian utama saja, di kompleks taman wisata candi ini masih ada beberapa candi-candi lain yang layak untuk Anda kunjungi. Selain untuk menambah pengetahuan, Anda pun bisa menambah koleksi foto tentang perjalanan candi-candi yang pernah Anda jelajahi. Penjelajahan saya kali ini lanjutkan untuk menyusuri bangunan Candi Lumbung yang masih di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan. Candi ini terletak tidak jauh dengan kompleks Candi Bubrah.


Candi Lumbung merupakan candi yang berlatarkan agama Budha. Menurut perkiraan, candi ini dibangun sekitar abad ke-9 pada masa pemerintahan Kerjaan Mataram Kuno. Jika dinalar pada masa tersebut sudah tercipta toleransi umat beragama antara penganut agama Hindu dan juga penganut agama Budha. Lihat saja di dalam satu kompleks, terdapat Candi Prambanan dengan latar belakang agama Hindu dan di sekitarnya terdapat kompleks Candi Sewu dan juga Candi Bubrah yang memiliki latar belakang agama Budha.


Kompleks Candi Lumbung sendiri terdiri dari satu buah bangunan candi utama di bagian tengah dan dikelilingi oleh 16 candi perwara atau candi pendamping di sekelilingnya. Candi utama dan candi perwara sampai kini masih dalam tahap pemugaran. Bangunan candi utama masih terlihat belum sempurna pemugarannya karena bagian atap candi masih belum ada. Candi perwara pun baru 4 bangunan candi saja yang hampir rampung proses pengerjaan pemugarannya, namun di bagian candi perwara ini masih terdapat beberapa kayu untuk menyangga bangunan. Sedangkan bangunan candi perwara yang lain masih dibiarkan dalam keadaan reruntuhan, hanya terlihat beberapa kontruksi stupa-stupa kecil khas bangunan candi yang berlatarkan agama Budha. Bagian candi utama terdapat relief-relief yang menggambarkan ornamen-ornamen seorang dewi yang cantik, dengan bangunan candi utama ini menghadap ke arah timur.


Nama lumbung sendiri dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk menyimpan padi dan hasil bumi. Diperkirakan pemberian nama Candi Lumbung ini dikarenakan konon katanya bentuk candi ini mirip dengan bangunan lumbung untuk menyimpam padi hasil pertanian. Namun, saya kurang paham betul sih di mana letak kemiripannya dengan bangunan lumbung yang biasa ada pada bangunan rumah masyarakat Jawa.



Selain bangunan candi utama dan bangunan candi perwara, di kompleks Candi Lumbung ini juga terdapat beberapa arca yang diletakkan di sebelah barat candi utama. Sayang, beberapa arca tersebut kepalanya hilang dipenggal, ada pula arca yang masih utuh, namun saya mengira arca tersebut sepertinya hanya arca duplikat. Selain arca-arca yang diletakkan di bagian halaman, juga terdapat benda-benda yang mirip seperti stupa, bak pion-pion yang ditata dalam sebuah papan catur.


Hmmm, semoga saja proses pemugaran candi ini segera selesai sehingga kita dapat menikmati keindahan candi ini secara utuh. Memang benar sih menurut sebuah buku, ketika kita melihat bangunan yang secara fisik belum dalam keadaan yang utuh, imajinasi kita seolah-olah diajak untuk bermain membayangkan bagaimana bentuk bangunan tersebut secara utuh kelak, tanpa ada batasan bagaimana kita mengimajinasikan bangunan tersebut karena memang tidak ada aturan yang baku untuk kita mengembangkan sebuah imajinasi.


Bagi Anda yang sedang berkunjung ke Taman Wisata Candi Prambanan jangan hanya berkeliling di kompleks candi utama saja, sempatkan juga untuk menikmati bangunan candi lainnya seperti bangunan Candi SewuCandi Bubrah, maupun Candi Lumbung ini.

Monday, March 5, 2012

Candi Bubrah - Candi yang Rekonstruksi Bangunannya Benar-Benar "Bubrah"


Kata "bubrah" dalam bahasa Jawa sendiri secara garis besar memiliki arti benar-benar rusak dan tidak memiliki rupa atau bentuk lagi. Nah, di Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan masih beberapa candi diantaranya adalah Candi Bubrah ini. Dinamakan Candi Bubrah karena memang sejak pertama kali ditemukan kondisi candi ini dalam keadaan yang rusak parah atau orang Jawa menyebutnya "bubrah".


Candi Bubrah ini merupakan candi yang berlatarkan agama Budha, diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-9, satu periode pembangunannya dengan Candi Sewu. Letak Candi Bubrah memang tak jauh dengan lokasi Candi Sewu, yaitu terletak di sebelah selatan. Karena kondisinya yang rusak parah dan kurang mendapatkan perhatian dari pengelola, sangat jarang wisatawan bahkan hampir tidak ada wisatawan yang berminat untuk mengunjungi candi ini. Tak ayal lagi jika candi ini memang tidak memiliki daya tarik jika dibandingkan dengan candi-candi lain yang berada satu kompleks di Taman Wisata Candi Prambanan ini. Sangat sedikit informasi yang menceritakan tentang keberadaan Candi Bubrah ini karena mungkin tidak adanya prasasti yang menceritakan mengenai pembangunan Candi Bubrah ini.


Di sekitar kompleks Candi Bubrah ini terdapat batu-batu yang berserakan, entah mungkin batu tersebut merupakan bagian dari struktur candi atau tidak. Jika dilihat sekilas terdapat perbedaan warna batu yang ada di susunan bangunan candi dengan batu-batu yang berserakan tersebut. Jika struktur batu yang ada di bangunan kompleks Candi Bubrah ini rata-rata berwarna hitam gelap, sedangkan batu-batu yang berserakan memiliki warna yang cenderung lebih terang.

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com