Di sela-sela kesibukan menjalani UTS (Ujian Akhir Semester) di minggu pertama, akhirnya saya mempunyai sedikit waktu luang untuk menjelajah beberapa tempat yang menarik di Yogyakarta. Ya, beginilah enaknya tinggal di kota ini, jika sedang suntuk langsung saja tancap gas menuju lokasi-lokasi yang menarik guna menghilangkan penat di pikiran.
Pagi ini saya cukup bingung juga ingin menjelajah ke mana lagi. Ritual searching di internet hanya menemukan tempat-tempat yang sudah terlalu sering untuk dikunjungi dan saya cukup bosan juga jika harus mengunjungi tempat-tempat yang itu-itu saja. Tiba-tiba saja saya teringat tentang candi-candi kecil yang tersebar di Yogyakarta, dan saya ingin menjelajahinya. Dengan berbekal ingatan seadanya saya mencoba mencari informasi candi-candi kecil yang tersebar di wilayah Yogyakarta.
Petualangan saya kali ini adalah menuju Candi Ijo, yang konon letaknya berada di bukit paling atas di antara candi-candi lain di Yogyakarta. Tanpa berfikir panjang lagi saya mengemasi barang-barang yang saya butuhkan ke dalam tas, keluar dari kamar kost, dan segera memanasi motor saya untuk melakukan perjalanan.
Secara adiministratif, Candi Ijo terletak di Dukuh Nglengkong, Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jalan menuju Candi Ijo searah dengan jalan menuju Ratu Boko. Jika dari kota Yogyakarta, ambil saja arah ke timur menuju Candi Prambanan. Sesampainya di pertigaan lampu merah sebelum Candi Prambanan, ambil arah belok ke kanan menuju pasar, lurus saja menuju ke jalan Piyungan. Dari jalan Piyungan sekitar km 4, belok ke kiri (mengikuti papan petunjuk arah). Setelah belok, Anda akan disuguhi pemandangan persawahan yang cukup asri, jalan di sini sudah beraspal namun beberapa kondisinya sudah rusak. Jalan lurus saja sampai menemui persimpangan, di papan petunjuk jika ke Ratu Boko belok ke kiri, ke Candi Banyunibo lurus (ke arah timur), dan ke Candi ijo belok ke kanan.
Perjalanan menuju Candi Ijo memang awalnya cukup datar dan kondisi jalan yang sudah lumayan baik, melewati perkampungan penduduk, namun ketika memasuki jalan yang menanjak, Anda harus berkonsentrasi mengendarai kendaraan. Jalan menanjak dan cukup curam serta keadaan jalan yang rusak mengharuskan Anda untuk berhati-hati. Saya melakukan penjelajahan menjelang siang hari, cuaca cukup mendung sehingga tidak terlalu panas. Di samping kanan dan kiri selama perjalanan yang menanjak, kita akan disuguhi pemandangan perbukitan yang cukup hijau dan juga beberapa penambang batu kapur yang digunakan untuk bahan bangunan.
Jalan menanjak cukup jauh dan hampir tidak ada jalan yang datar, jangan lupa siapkan dan cek kendaraan terlebih dahulu sebelum menjelajah Candi Ijo. Setelah perjalanan menanjak hampir sekitar 20 menit akhirnya saya sampai juga di lokasi Candi Ijo ini. Setelah memarkirkan motor, saya menuju pos penjaga untuk mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sekedarnya, saya lanjutkan untuk mengelilingi kompleks Candi Ijo ini.
Di bagian kompleks atas (bagian timur kompleks) terlihat empat buah bangunan candi, yang terdiri dari satu bangunan candi utama dan tiga buah Candi Perwara (candi pengiring). Candi Ijo merupakan salah satu candi yang bercorakkan agama Hindu, hal ini terlihat dari lambang Lingga dan Yoni yang cukup besar yang terletak di dalam bangunan candi utama.
Di candi Perwara (candi pengiring) yaitu candi yang terletak di tengah terdapat arca berbentuk sapi yang disebut dengan Nandi, di mana dalam mitologi Hindu, Nandi digunakan sebagai kendaraan oleh Dewa Siwa. Sedangkan candi Perwara yang terletak di sebelah utara terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat yang disebut dengan Homa yang berfungsi sebagai tempat untuk pembakaran.
Di kompleks bagian barat, terdapat beberapa reruntuhan bangunan candi berupa bebatuan dan terdapat sebuah candi kecil yang mungkin baru saja selesai dipugar. Saya tidak tahu fungsi candi ini, dan semoga saja proses pemugaran dan restorasi candi terus berlanjut.
Selain menikmati kemegahan candi, berkunjung di kompleks Candi Ijo ini kita juga akan disuguhi pemandangan perbukitan yang indah. Kita dapat melihat pemandangan persawahan serta bukit-bukit hijau yang menyegarkan mata. Udara di sini cukup bersih karena jauh dari hiruk-pikuk kendaraan bermotor. Namun sayang ketika saya berkunjung awan sedang kurang bersahabat dan tertutup oleh mendung. Beruntung bagi saya, ketika menjelajahi Candi Ijo ini, saya bertemu dengan rombongan turis asing yang sedang berkunjung, yah lumayan lah ada teman untuk berkeliling kompleks candi ini.
Candi ijo memang tidak terlalu seterkenal Candi Borobudur, Candi Prambanan, maupun Situs Ratu Boko. Namun, apabila Anda adalah penggemar wisata sejarah dan budaya, situs ini layak Anda jadikan agenda untuk dikunjungi.
begitu banyak warisan budaya leluhur bangsa yang tak ternilai harganya, sangat wajib dilestarikan sebagai salah satu identitas kebanggaan bangsa Indonesia :)
ReplyDeleteBlogS of Hariyanto
setuju pak :)
ReplyDeletesebagai generasi bangsa wajib bagi kita melestarikan peningggalan budaya dr leluhur kita
walau kadang agak miris juga melihat kondisi di lapangan yg sedemikian rupa :(
candi ijo emang keren, klo maen ke jogja coba mampir kesana
ReplyDeleteini ane punya referensi lain bagi agan-agan yang pengen maen ke candi ijo
Candi ijo jogjakarta
Candi Ijo sekarang makin rame saja ya gan :D
Delete