Kawasan Dataran Tinggi Dieng memang menyimpan fenomena alam yang menakjubkan dan sayang untuk dilewatkan. Kawah Sikidang, merupakan salah satu dari beberapa kawah vulkanik yang tersebar di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Kawah vulkanik memiliki pesona yang siap menarik perhatian setiap wisatawan yang datang mengunjunginya. Lokasi Kawah Sikidang tidak jauh dari lokasi Candi Bima, hanya berjarak sekitar 1 km saja. Kawasan wisata utama di Dataran Tinggi Dieng memang memiliki jarak yang relatif berdekatan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Hal ini cukup memudahkan bagi wisatawan yang berkunjung.
Kawah Sikidang menjadi salah satu tujuan primadona bagi wisatawan yang datang ke Dataran Tinggi Dieng. Lokasinya cukup berdekatan dengan obyek wisata yang lain menjadikan Kawah Sikidang hampir tidak pernah sepi oleh pengunjung. Fasilitas pendukung pariwisata pun sudah dibangun di sekitar area Kawah Sikidang ini, seperti mushola, kamar mandi, area parkir, dan juga kios cinderamata. Keberadaan kawah vulkanik menandakan bahwa kawasan ini memiliki potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi yang cukup ramah terhadap lingkungan jika pengelolaannya dilakukan secara benar. Pemanfaatan sumber daya panas bumi ini terlihat dari pipa-pipa besar yang melintasi jalan tak jauh dari arah loket masuk Kawah Sikidang ini. Pipa-pipa inilah yang menyalurkan energi panas bumi yang berasal dari sumber alam yang kemudian diolah untuk dijadikan sebagai sumber energi pembangkit listrik dan sebagainya.
Apa sih yang menjadi daya tarik dari Kawah Sikidang ini? Salah satu daya tarik dari Kawah Sikidang adalah legenda dari si kawah ini. Konon, pemberian nama Sikidang tidak bisa dilepaskan dari karakter si kawah yang hobi "melompat-lompat", yaitu terlihat dari letupan-letupan lumpur panas yang suka berpindah-pindah bahkan terkesan seperti melompat-lompat dari satu tempat ke tempat yang lain. Letak letupan-letupan kawah yang suka berpindah-pindah inilah yang diibaratkan seperti karakter seekor kidang atau hewan kijang yang suka melompat-lompat. Terlepas dari legenda yang beredar, jika diperhatian lebih mendalam pada bagian tanah gersang berwarna keputihan yang berada di sekitar kawah masih terlihat aktivitas vulkanik di bawahnya. Di bagian lahan yang diberi tanda peringatan masih terlihat beberapa bagian yang mengeluarkan asap vulkanik dan juga lumpur yang cukup panas.
Di bagian kawah utama terdapat sebuah lubang yang cukup besar diberi tanda peringatan dan juga pagar pembatas, inilah penampakan utama Kawah Sikidang. Di dalam lubang tersebut terdapat lumpur panas yang meletup-letup akibat dari kegiatan vulkanik yang terjadi di bawah permukaan tanah. Jangan ditanya bagaimana baunya di sekitar kawah, sangat menyengat di hidung. Disarankan untuk menggunakan masker jika mendekati area kawah. Jika tidak membawa masker janganlah khawatir, karena di bagian kios cindera mata banyak penduduk yang menawarkan jasa penjualan masker. Di bagian kawah inilah kita akan melihat sebuah dapur vulkanik yang sangat luar biasa. Saya tidak bisa membayangkan betapa panasnya lumpur vulkanik yang terlihat mendidih dan meletup-letup. Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengabarkan bahwa ada pengunjung yang nekat berfoto melewati pagar pembatas kemudian kakinya dia terperosot ke dalam kawah. Setelah dinaikkan kembali, bagian kaki yang terperosot tersebut terlihat tinggal tulang belulang saja. Hiii, maka berhati-hatilah, patuhi tanda peringatan bahaya yang sudah dipasang di sana :)
Pemandangan di sekitar lokasi Kawah Sikidang terlihat cukup gersang. Hanya terlihat tanah bebatuan yang berwarna putih karena terkontaminasi oleh belerang. Namun pemandangan gersang di sekitar kawah tersebut kontras dengan perbukitan yang mengelilingi kompleks kawah. Deretam perbukitan yang nampak terlihat hijau terlihat begitu kontras dengan kondisi di sekitar kawah yang terlihat sangat gersang. Sebuah pemandangan kontras namun terlihat begitu menawan. Menikmati pemandangan ciptaan yang empunya alam memang memberikan kita kesan yang sangat mendalam. Oh iya, di Kawah Sikidang ini juga terdapat atraksi menarik, yaitu adanya persewaan kuda untuk tunggangan. Anda dapat berfoto bersama kuda-kuda tersebut dengan aksesoris bak koboi yang sudah disediakan oleh masyarakat setempat. Tarif sewa untuk berfoto bersama kuda berkisar Rp 5.000,00 sampai dengan Rp 10.000,00. Jika Anda beruntung, Anda akan melihat penduduk setempat yang berjualan batu belerang. Memang agak sedikit janggal sih kenapa batu dijual. Eits, jangan salah, batuan belerang atau yang terkenal dengan sulfur ini memiliki beberapa khasiat seperti menghilangkan penyakit kulit, menghilangkan jerawat, dan juga untuk relaksasi. Sayang sih, saya berkunjung ke Kawah Sikidang di siang bolong ketika bulan puasa. Jadi saya tidak bisa melihat penjual yang menjajakan belerang, maklum jika bulan puasa memang banyak tempat wisata yang cukup sepi oleh pengunjung.
Sekedar tips jika mengunjungi Kawah Sikidang ini, bawalah air minum yang cukup, masker, serta topi karena udara di sekitar kawah yang cukup panas dan gersang. Lebih disarankan mengunjungi obyek-obyek wisata di Dieng dari pagi sampai dengan pukul 11.00 siang karena cuaca yang masih cukup bersahabat. Menjelang tengah hari biasanya sudah turun kabut di kawasan Dataran Tinggi Dieng ini.
wooowww dieng... aku mau kesanaaaaa...
ReplyDeletemari berkunjung ke Dieng :)
Delete