Monday, October 22, 2018

Hampir Senja di Gereja Merah Kediri

Excited, hal yang saya rasakan ketika menyambangi tempat-tempat ibadah yang memiliki arsitektur unik selama melakukan perjalanan ke beberapa tempat. Kali ini giliran Gereja Merah Kediri, gereja tua dengan corak bangunan khas peninggalan kolonialisme Belanda yang mempunyai warna nyentrik dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya.


Acara kondangan di pernikahan teman pun telah usai dan kami masih memiliki waktu beberapa jam lagi menikmati suasana Kota Kediri sebelum melanjutkan perjalanan pulang dengan kereta api. Setelah diskusi singkat, saya dan kawan-kawan pun memutuskan mengunjungi Gereja Merah yang berlokasi tak jauh dari tempat diselenggarakannya acara kondangan pernikahan.


Ditemani terik mentari sore dan suara lalu-lalang kendaraan, kami memutuskan untuk berjalan kaki dari SMA Negeri 7 Kediri menuju lokasi Gereja Merah yang cukup banyak direkomendasikan untuk dikunjungi selama berada di Kota Tahu ini.

Lokasi Gereja Merah ini cukup mudah dijangkau dengan berbagai macam moda transportasi, tak terkecuali dengan berjalan kaki. Mengandalkan aplikasi Google Maps yang terinstal di telepon genggam, saya pun tiba di pelataran GPIB Jemaat Immanuel Kediri ini tanpa tersasar.


Gereja Merah Kediri merupakan salah satu bangunan gereja tua yang masih berdiri kokoh di Kota Tahu ini. Berdiri sekitar awal abad ke-19, bangunan gereja ini memiliki karakteristik arsitektur bangunan khas jaman Kolonialisme Belanda sangat terlihat kental. Hal ini dapat dilihat seperti konstruksi bangunan yang menjulang tinggi, entrance yang memiliki dua pintu yang lebar dan cukup tinggi, jendela yang lebar, serta tekstur batu bata yang masih terlihat menonjol di beberapa sisi.


Gereja ini masih aktif digunakan oleh jemaat untuk melakukan ibadah. Tak terkecuali juga dengan beberapa wisatawan yang berhenti sejenak untuk berfoto-foto ria mengabadikan kenangan di bagian halaman bangunan dengan corak arsitektur unik ini.

Sayang, waktu saya untuk singgah sore itu tak cukup lama. Sebenarnya saya cukup penasaran dengan kondisi bangunan di dalam gereja. Ada apa sajakah di sana? Dari beberapa sumber tulisan yang saya baca, bagian dalam bangunan di Gereja Merah ini masih dipertahankan keasilannya, mulai dari jendela, mimbar, tangga, dan ornamen bangunan.


Bahkan masih disimpan juga sebuah Alkitab tua berbahasa Belanda yang ditulis sekitar tahun 1867 silam. Saya cukup penasaran, apakah Gereja Merah di Kediri ini memiliki keterkaitan juga dengan Gereja Merah di Kota Probolinggo sana? Hmmm..... semoga saja suatu saat nanti saya bisa kembali ke Kota Kediri serta mengulik lebih dalam lagi tentang sejarah dan keberadaan Gereja Merah ini.


keterangan :
Gereja Merah Kediri (GPIB Jemaat Immanuel Kediri)
Jalan KDP Slamet No 45 Kota Kediri
Buka dari Senin-Sabtu dari pukul 09.00 - 16.00 WIB
Hari Minggu digunakan untuk acara ibadah :)

No comments:

Post a Comment

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com