Tak hanya menawarkan lokasi yang strategis di pusat Kota Banyuwangi, hotel Blambangan juga menyajikan atmosfer nuansa Jawa klasik yang kental, berpadu dengan arsitektur bangunan kolonial yang masih terawat sampai sekarang.
Menapaki bagian lobi Hotel Blambangan serasa diajak memasuki sebuah mesin waktu yang membawa kita berpetualang menikmati suasana tempo dulu. Arsitektur bangunan khas peninggalan Kolonial Belanda masih cukup kental terasa. Berpadu dengan elemen Jawa klasik pada bagian interior membuat suasana ruangan utama di lobi area terasa nyaman.
Jendela dibiarkan terbuka lebar. Membuat sirkulasi udara dan cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa ke dalam ruangan. Penempatan meja dan kursi sedan dengan penjalin dari rotan lengkap dengan lemari kayu di salah satu sudut ruangan menambah kesan Jawa klasik semakin kental.
Hawa sejuk pun langsung terasa di dalam ruangan, walaupun udara di Banyuwangi siang itu lumayan panas menyengat.
Seorang resepsionis yang bertugas pun menyambut kedatangan saya dengan ramah. Tak butuh waktu lama untuk mengkonfirmasi kamar yang saya pesan. Setelah menunjukkan kartu tanda pengenal dan tanda tangan beberapa berkas, kunci kamar pun saya dapatkan.
Tak lupa, segelas welcome drink dingin dengan bahan dasar rempah-rempah pun disajikan sembari si resepsionis mengontak petugas hotel untuk menyiapkan kamar yang akan saya tempati di penginapan ini.
Lokasi Penginapan
Hotel Blambangan berlokasi di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 4, Kepatihan, Banyuwangi. Lokasinya berseberangan dengan Taman Blambangan yang menjadi salah satu taman kota sekaligus public space area terbesar di Bumi Blambangan ini.
Tempatnya cukup strategis dan mudah diakses menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Hotel ini juga bersebelahan dengan Bank Mandiri cabang Banyuwangi, warung makan, dan juga minimarket. Mau ke pusat kota pun dekat. Ke arah Pelabuhan Ketapang atau Terminal Bus Karangente (Brawijaya) juga mudah.
Bagi Anda yang mencari penginapan yang strategis di pusat kota Banyuwangi, Hotel Blambangan ini bisa menjadi pilihan tempat yang tepat untuk beristirahat.
Ruangan Kamar
Saya memesan kamar dengan tipe superior double dan mendapatkan kamar nomor 205 yang terletak di bagian belakang, tak jauh dari ruangan resepsionis dan kolam renang mini yang menjadi highlight penginapan.
Kamar berukuran 20 meter persegi yang saya tempati terkesan modern minimalis namun terasa lega dan nyaman untuk ditempati, apalagi dengan jendela kaca super lebar di dekat tempat tidur yang menghadap ke taman.
Di dalam kamar sendiri terdapat fasilitas standar seperti bed, televisi layar datar 32 inch, saluran telepon, lemari pakaian, toilet dan kamar mandi, sofa mini dan meja kecil untuk reading corner sambil leyeh-leyeh, air mineral 600ml (dua botol), saluran telepon, dan tak lupa ada fasilitas sajadah dan Al Qur'an untuk beribadah.
Di atas bed terdapat dua buah bantal berukuran besar serta selimut dengan lapisan linen putih yang bersih. Tak lupa dua buah cushion pillow yang diberi sarung bermotif batik khas Blambangan untuk memberi aksen pada tempat tidur berwarna putih sehingga nampak berwarna. Pun demikian dengan lantai bermotif batuan alam yang menambah kesan homey saat beristirahat di dalam kamar.
Pendingin ruangan pun bekerja dengan baik dan tidak mengeluarkan suara berisik. Satu hal yang menjadi favorit saya di kamar ini adalah adanya jendela kaca super lebar pengganti dinding di tempatkan menghadap taman. Jendela kaca super lebar ini sangat membantu cahaya matahari masuk ke dalam ruangan sehingga dapat meminimalkan penggunaan lampu pada siang hari.
Tingkat keempukan bed nya sendiri pas menurut selera saya. Tidak terlalu keras atau terlalu empuk sehingga nyaman digunakan untuk beristirahat. Peredaman suara di dalam ruangan sendiri cukup pas, walaupun kadang masih terdengar sayup-sayup suara orang lewat dan berbincang-bincang pada saat lewat di depan kamar.
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi di kamar ini bagi saya pribadi. Pertama, jumlah colokan listrik yang sedikit di dalam kamar dan letaknya kurang mudah dijangkau. Colokan listrik hanya satu buah di dalam kamar dan satu buah di kamar mandi.
Lokasi colokan listrik di dalam kamar terletak di bawah meja lampu, di samping bed. Jadi jangan harap deh bisa mainan handphone sambil tiduran ! Hihihi. Untuk mengakalinya sih saya selalu membawa stopkontak sendiri dengan panjang kabel sekitar 1.5 meter saat bepergian.
Kekurangan kedua menurut saya adalah kunci kamar yang masih manual. Belum terintegrasi dengan sistem kelistrikan di dalam ruangan. Jadi, pada saat kita keluar kamar, kita harus mematikan listrik (AC atau lampu) secara manual.
Agak merepotkan sih, namun sisi baiknya adalah kita bisa meninggalkan gadget yang sedang diisi daya baterainya tanpa khawatir listrik terputus karena kita mengunci pintu dari luar.
Kamar Mandi dan Toilet
Ruangan kamar mandi dan toilet pun cukup minimalis namun terasa lega. Bagian closet dan wastafel terpisah dengan bagian shower area yang diberi pembatas kaca.
Satu hal yang bikin saya agak sebal adalah penempatan closet yang cukup mepet dengan sekat pembatas kaca sehingga jika poop agak lama membuat kaki kurang nyaman.
Shower berfungsi dengan baik. Air mengalir dengan lancar dari pancuran. Air panas dan dingin pun bekerja dengan baik. Pun demikian dengan pembuangan air juga lancar, tidak ada genangan.
Aminities pun juga lumayan komplit. Ada sabun dan shampo cair yang diletakkan di dekat shower area. Handuk, sikat gigi, pasta gigi, sabun batangan, bahkan juga shower cap pun juga disediakan.
Kebersihan kamar mandi dan closet pun cukup terjaga. Tak terlihat noda maupun kerak yang menempel pada dinding maupun lantai kamar mandi.
Satu hal yang agak bikin saya gemes adalah exhaust fan di dalam kamar mandi yang kurang oke. Butuh waktu beberapa saat agar kamar mandi kering kembali setelah digunakan.
Restoran yang Merangkap Lobi Area
Bagan restoran yang menyatu dengan lobi area ini menjadi tempat favorit saya menghabiskan waktu selama di Hotel Blambangan, terutama pada saat malam. Bangunan kolonial Belanda berpadu ciamik dengan ornamen etnik Jawa pada bagian interior ruangannya membuat saya betah berlama-lama.
Ditambah dengan suara merdu lagu-lagu Osing yang diputar dengan volume yang pas membuat suasana semakin menjadi syahdu, bagai merasakan suasana rumah pedesaan khas Suku Osing di Desa Kemiren sana.
Oh iya, ada previlege tersendiri bagi tamu yang menginap di sini. Setiap tamu disediakan fasilitas teh dan kopi gratis yang terletak di dekat lobi area. Tak lupa snack khas masyarakat Osing berupa kue bagiak dan kue klemben (mirip seperti kue bolu, berbentuk kecil, dan bertekstur kering) juga disajikan. Snack-snack tadi memang cocok dinikmati sambil meminum segelas teh atau kopi !
Fasilitas restoran pun juga disediakan di penginapan ini. Tak hanya tamu yang menginap, tamu dari luar pun dapat mampir dan mencicipi masakan yang disediakan oleh restoran yang dikelola oleh Hotel Blambangan. Tentu saja para tamu yang datang dapat menikmati suasana vintage yang ada di ruangan ini.
Untuk pilihan menu yang disediakan cukup standar. Ada masakan Indonesia, menu khas Banyuwangi, serta western food. Harganya pun juga masuk akal menurut saya untuk ukuran restoran di dalam hotel. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan mulai dari Rp 10.000,- sampai sekitaran Rp 100.000,- tergantung dari menu yang dipesan.
Kolam Renang
Penginapan ini menyediakan fasilitas kolam renang bagi tamu yang menginap di sini. Kolam renangnya tidak begitu lebar dengan bentuk yang memanjang dengan kedalaman kurangan lebih 1 sampai 1.5 meter.
Airnya berwarna hijau turquoise yang menggoda siapa saja untuk berenang atau bermain-main di sana. Beberapa fasilitas kursi malas ditempatkan di pinggir kolam renang. Bisa untuk bersantai atau sekedar berjemur menikmati terik matahari kota Banyuwangi.
Oh iya, untuk menggunakan fasilitas kolam renang ini ada jam operasionalnya sih. Dari pagi sampai malam, kira-kira pukul 19.00. Setelah jam operasional tersebut para tamu dihimbau tidak berenang di sana, untuk menjaga ketenangan tamu yang menginap di area kamar di depan kolam renang.
Sayang sih, ketika saya tinggal di sana, air di kolam renang tampak kurang diperhatikan. Airnya nampak kotor di beberapa bagian. Mungkin pada saat saya tinggal, belum jadwalnya menguras air di kolam renang barangkali ya?
Oh iya, suasana malam di area kolam renang ini tak kalah syahdu dengan area resepsionis di lobi area. Setiap malam saya selalu menghabiskan waktu di sini. Duduk-duduk di dekat kolam renang sambil menikmati teh atau kopi dan camilan yang disediakan oleh pihak penginapan.
Suasana tenang dengan cahaya temaran sambil sesekali sayup terdengar alunan musik angklung paglak yang dari lobi area menjadi kenikmatan tersendiri saat menghabiskan waktu di penginapan ini.
Menu Sarapan
Boleh dibilang, pilihan menu sarapan yang disediakan oleh pihak hotel tidak banyak. Menu berat yang disajikan rata-rata menu Indonesia. Selama tiga hari dua malam menginap di sana, menu sarapan yang disajikan tergolong standar.
Ada roti tawar lengkap dengan pilihan selai buah/butter, nasi goreng, mie goreng/bihun goreng, ayam goreng, sosis goreng, perkedel kentang, tahu isi, kerupuk, sop sayur, tofu soup. Untuk minuman bisa memilih teh, kopi, jus jeruk, jus jambu, atau infused water. Buah potong pun standar, ada melon, semangka, dan pepaya.
Setiap tamu yang datang selalu ditawari menu olahan telur. Bisa memilih telur mata sapi, scrambled egg, atau poach egg.
Walaupun menu yang disajikan sederhana, namun rasanya cukup oke kok dan terasa pas di lidah (terutama bagi lidah orang Jawa). Bumbu yang digunakan dalam proses memasak cukup terasa, tidak hambar seperti beberapa penginapan kelas sejenis yang pernah saya singgahi sebelumnya.
Reading Corner
Melihat sekilas tempat ini hanya seperti pajangan untuk mengisi kekosongan belaka. Meja bundar lengkap dengan dua buah kursi dipasang di dekat area superior room lengkap dengan sebuah lemari kayu tua bercorak khas Tionghoa dan beberapa buku bacaan yang dipajang di sana.
Tempatnya memang kurang nyaman dan kondusif untuk membaca buku berlama-lama sih. Namun setelah melihat sekilas koleksi buku yang dipajang, akhirnya membuat saya tertambat untuk membaca beberapa buku yang mencuri perhatian saya.
Ada beberapa buku yang mengulas tentang potensi yang dimiliki oleh Banyuwangi, mulai dari wisata alam, event budaya, hingga informasi kuliner lengkap dibahas di sana. Beberapa buku bacaan menggunakan bahasa Inggris. Mungkin untuk mengakomodir tamu-tamu asing kali ya?
Kesimpulan
Menginap di Hotel Blambangan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Selain lokasinya yang strategis, pengalaman dan suasana yang ditawarkan sungguh sulit untuk dilupakan. Bangunan berarsitektur kolonial dengan sentuhan etnik Jawa yang kental pada bagian interior ruangan memberikan kesan yang mendalam.
Rate harga yang ditawarkan pun cukup reasonable dengan fasilitas yang ditawarkan. Mulai dari Rp 450.000,- sampai Rp 550.000,- per-kamar, per-malam (tergantung dari seasons saat menginap - data bulan November 2018) Anda dapat memperoleh penginapan yang menyenangkan di pusat Kota Banyuwangi.
Para staf pun cukup ramah dan cekatan dalam memberikan pelayanan. Proses check in dan check out juga cepat. Worth it lah antara biaya yang kita keluarkan dengan pengalaman dan pelayanan yang kita dapatkan.
Bagi kalian yang mencari penginapan atau ingin staycation di pusat Kota Banyuwangi, Hotel Blambangan ini mungkin bisa jadi alternatif tempat yang oke untuk kalian tempati selama berkeliling di Bumi Gandrung ini.
keterangan :
Hotel Blambangan
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.4 Kepatihan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Telp : (0333) 411 222
Email : info@hotelblambangan.com
Website : http://www.hotelblambangan.com/
notes :
* this is NOT SPONSORED post
* semua review yang ditulis dalam ulasan ini adalah honest review berdasarkan pengalaman pribadi selama menginap di hotel ini
Menapaki bagian lobi Hotel Blambangan serasa diajak memasuki sebuah mesin waktu yang membawa kita berpetualang menikmati suasana tempo dulu. Arsitektur bangunan khas peninggalan Kolonial Belanda masih cukup kental terasa. Berpadu dengan elemen Jawa klasik pada bagian interior membuat suasana ruangan utama di lobi area terasa nyaman.
Jendela dibiarkan terbuka lebar. Membuat sirkulasi udara dan cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa ke dalam ruangan. Penempatan meja dan kursi sedan dengan penjalin dari rotan lengkap dengan lemari kayu di salah satu sudut ruangan menambah kesan Jawa klasik semakin kental.
Hawa sejuk pun langsung terasa di dalam ruangan, walaupun udara di Banyuwangi siang itu lumayan panas menyengat.
Seorang resepsionis yang bertugas pun menyambut kedatangan saya dengan ramah. Tak butuh waktu lama untuk mengkonfirmasi kamar yang saya pesan. Setelah menunjukkan kartu tanda pengenal dan tanda tangan beberapa berkas, kunci kamar pun saya dapatkan.
Tak lupa, segelas welcome drink dingin dengan bahan dasar rempah-rempah pun disajikan sembari si resepsionis mengontak petugas hotel untuk menyiapkan kamar yang akan saya tempati di penginapan ini.
Lokasi Penginapan
Hotel Blambangan berlokasi di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 4, Kepatihan, Banyuwangi. Lokasinya berseberangan dengan Taman Blambangan yang menjadi salah satu taman kota sekaligus public space area terbesar di Bumi Blambangan ini.
Tempatnya cukup strategis dan mudah diakses menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Hotel ini juga bersebelahan dengan Bank Mandiri cabang Banyuwangi, warung makan, dan juga minimarket. Mau ke pusat kota pun dekat. Ke arah Pelabuhan Ketapang atau Terminal Bus Karangente (Brawijaya) juga mudah.
Bagi Anda yang mencari penginapan yang strategis di pusat kota Banyuwangi, Hotel Blambangan ini bisa menjadi pilihan tempat yang tepat untuk beristirahat.
Ruangan Kamar
Saya memesan kamar dengan tipe superior double dan mendapatkan kamar nomor 205 yang terletak di bagian belakang, tak jauh dari ruangan resepsionis dan kolam renang mini yang menjadi highlight penginapan.
Kamar berukuran 20 meter persegi yang saya tempati terkesan modern minimalis namun terasa lega dan nyaman untuk ditempati, apalagi dengan jendela kaca super lebar di dekat tempat tidur yang menghadap ke taman.
Di dalam kamar sendiri terdapat fasilitas standar seperti bed, televisi layar datar 32 inch, saluran telepon, lemari pakaian, toilet dan kamar mandi, sofa mini dan meja kecil untuk reading corner sambil leyeh-leyeh, air mineral 600ml (dua botol), saluran telepon, dan tak lupa ada fasilitas sajadah dan Al Qur'an untuk beribadah.
Di atas bed terdapat dua buah bantal berukuran besar serta selimut dengan lapisan linen putih yang bersih. Tak lupa dua buah cushion pillow yang diberi sarung bermotif batik khas Blambangan untuk memberi aksen pada tempat tidur berwarna putih sehingga nampak berwarna. Pun demikian dengan lantai bermotif batuan alam yang menambah kesan homey saat beristirahat di dalam kamar.
Pendingin ruangan pun bekerja dengan baik dan tidak mengeluarkan suara berisik. Satu hal yang menjadi favorit saya di kamar ini adalah adanya jendela kaca super lebar pengganti dinding di tempatkan menghadap taman. Jendela kaca super lebar ini sangat membantu cahaya matahari masuk ke dalam ruangan sehingga dapat meminimalkan penggunaan lampu pada siang hari.
Tingkat keempukan bed nya sendiri pas menurut selera saya. Tidak terlalu keras atau terlalu empuk sehingga nyaman digunakan untuk beristirahat. Peredaman suara di dalam ruangan sendiri cukup pas, walaupun kadang masih terdengar sayup-sayup suara orang lewat dan berbincang-bincang pada saat lewat di depan kamar.
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi di kamar ini bagi saya pribadi. Pertama, jumlah colokan listrik yang sedikit di dalam kamar dan letaknya kurang mudah dijangkau. Colokan listrik hanya satu buah di dalam kamar dan satu buah di kamar mandi.
Lokasi colokan listrik di dalam kamar terletak di bawah meja lampu, di samping bed. Jadi jangan harap deh bisa mainan handphone sambil tiduran ! Hihihi. Untuk mengakalinya sih saya selalu membawa stopkontak sendiri dengan panjang kabel sekitar 1.5 meter saat bepergian.
Kekurangan kedua menurut saya adalah kunci kamar yang masih manual. Belum terintegrasi dengan sistem kelistrikan di dalam ruangan. Jadi, pada saat kita keluar kamar, kita harus mematikan listrik (AC atau lampu) secara manual.
Agak merepotkan sih, namun sisi baiknya adalah kita bisa meninggalkan gadget yang sedang diisi daya baterainya tanpa khawatir listrik terputus karena kita mengunci pintu dari luar.
Kamar Mandi dan Toilet
Ruangan kamar mandi dan toilet pun cukup minimalis namun terasa lega. Bagian closet dan wastafel terpisah dengan bagian shower area yang diberi pembatas kaca.
Satu hal yang bikin saya agak sebal adalah penempatan closet yang cukup mepet dengan sekat pembatas kaca sehingga jika poop agak lama membuat kaki kurang nyaman.
Shower berfungsi dengan baik. Air mengalir dengan lancar dari pancuran. Air panas dan dingin pun bekerja dengan baik. Pun demikian dengan pembuangan air juga lancar, tidak ada genangan.
Aminities pun juga lumayan komplit. Ada sabun dan shampo cair yang diletakkan di dekat shower area. Handuk, sikat gigi, pasta gigi, sabun batangan, bahkan juga shower cap pun juga disediakan.
Kebersihan kamar mandi dan closet pun cukup terjaga. Tak terlihat noda maupun kerak yang menempel pada dinding maupun lantai kamar mandi.
Satu hal yang agak bikin saya gemes adalah exhaust fan di dalam kamar mandi yang kurang oke. Butuh waktu beberapa saat agar kamar mandi kering kembali setelah digunakan.
Restoran yang Merangkap Lobi Area
Bagan restoran yang menyatu dengan lobi area ini menjadi tempat favorit saya menghabiskan waktu selama di Hotel Blambangan, terutama pada saat malam. Bangunan kolonial Belanda berpadu ciamik dengan ornamen etnik Jawa pada bagian interior ruangannya membuat saya betah berlama-lama.
Ditambah dengan suara merdu lagu-lagu Osing yang diputar dengan volume yang pas membuat suasana semakin menjadi syahdu, bagai merasakan suasana rumah pedesaan khas Suku Osing di Desa Kemiren sana.
Kue Bagiak, terbuat dari tepung sagu, rasanya manis gurih, tekstur agak keras namun ketika digigit langsung hancur di dalam mulut |
Kue klemben, sejenis kue bolu dengan tektur agak keras, rasanya manis namun tidak bikin eneg, cocok untuk teman minum teh atau minum kopi |
Oh iya, ada previlege tersendiri bagi tamu yang menginap di sini. Setiap tamu disediakan fasilitas teh dan kopi gratis yang terletak di dekat lobi area. Tak lupa snack khas masyarakat Osing berupa kue bagiak dan kue klemben (mirip seperti kue bolu, berbentuk kecil, dan bertekstur kering) juga disajikan. Snack-snack tadi memang cocok dinikmati sambil meminum segelas teh atau kopi !
Fasilitas restoran pun juga disediakan di penginapan ini. Tak hanya tamu yang menginap, tamu dari luar pun dapat mampir dan mencicipi masakan yang disediakan oleh restoran yang dikelola oleh Hotel Blambangan. Tentu saja para tamu yang datang dapat menikmati suasana vintage yang ada di ruangan ini.
Untuk pilihan menu yang disediakan cukup standar. Ada masakan Indonesia, menu khas Banyuwangi, serta western food. Harganya pun juga masuk akal menurut saya untuk ukuran restoran di dalam hotel. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan mulai dari Rp 10.000,- sampai sekitaran Rp 100.000,- tergantung dari menu yang dipesan.
Kolam Renang
Penginapan ini menyediakan fasilitas kolam renang bagi tamu yang menginap di sini. Kolam renangnya tidak begitu lebar dengan bentuk yang memanjang dengan kedalaman kurangan lebih 1 sampai 1.5 meter.
Foto milik mas Alan, pemilik akun IG @alannobita dan blog catatannobi.com |
Airnya berwarna hijau turquoise yang menggoda siapa saja untuk berenang atau bermain-main di sana. Beberapa fasilitas kursi malas ditempatkan di pinggir kolam renang. Bisa untuk bersantai atau sekedar berjemur menikmati terik matahari kota Banyuwangi.
Oh iya, untuk menggunakan fasilitas kolam renang ini ada jam operasionalnya sih. Dari pagi sampai malam, kira-kira pukul 19.00. Setelah jam operasional tersebut para tamu dihimbau tidak berenang di sana, untuk menjaga ketenangan tamu yang menginap di area kamar di depan kolam renang.
Sayang sih, ketika saya tinggal di sana, air di kolam renang tampak kurang diperhatikan. Airnya nampak kotor di beberapa bagian. Mungkin pada saat saya tinggal, belum jadwalnya menguras air di kolam renang barangkali ya?
Oh iya, suasana malam di area kolam renang ini tak kalah syahdu dengan area resepsionis di lobi area. Setiap malam saya selalu menghabiskan waktu di sini. Duduk-duduk di dekat kolam renang sambil menikmati teh atau kopi dan camilan yang disediakan oleh pihak penginapan.
Suasana tenang dengan cahaya temaran sambil sesekali sayup terdengar alunan musik angklung paglak yang dari lobi area menjadi kenikmatan tersendiri saat menghabiskan waktu di penginapan ini.
Menu Sarapan
Boleh dibilang, pilihan menu sarapan yang disediakan oleh pihak hotel tidak banyak. Menu berat yang disajikan rata-rata menu Indonesia. Selama tiga hari dua malam menginap di sana, menu sarapan yang disajikan tergolong standar.
Ada roti tawar lengkap dengan pilihan selai buah/butter, nasi goreng, mie goreng/bihun goreng, ayam goreng, sosis goreng, perkedel kentang, tahu isi, kerupuk, sop sayur, tofu soup. Untuk minuman bisa memilih teh, kopi, jus jeruk, jus jambu, atau infused water. Buah potong pun standar, ada melon, semangka, dan pepaya.
Setiap tamu yang datang selalu ditawari menu olahan telur. Bisa memilih telur mata sapi, scrambled egg, atau poach egg.
Walaupun menu yang disajikan sederhana, namun rasanya cukup oke kok dan terasa pas di lidah (terutama bagi lidah orang Jawa). Bumbu yang digunakan dalam proses memasak cukup terasa, tidak hambar seperti beberapa penginapan kelas sejenis yang pernah saya singgahi sebelumnya.
Reading Corner
Melihat sekilas tempat ini hanya seperti pajangan untuk mengisi kekosongan belaka. Meja bundar lengkap dengan dua buah kursi dipasang di dekat area superior room lengkap dengan sebuah lemari kayu tua bercorak khas Tionghoa dan beberapa buku bacaan yang dipajang di sana.
Tempatnya memang kurang nyaman dan kondusif untuk membaca buku berlama-lama sih. Namun setelah melihat sekilas koleksi buku yang dipajang, akhirnya membuat saya tertambat untuk membaca beberapa buku yang mencuri perhatian saya.
Ada beberapa buku yang mengulas tentang potensi yang dimiliki oleh Banyuwangi, mulai dari wisata alam, event budaya, hingga informasi kuliner lengkap dibahas di sana. Beberapa buku bacaan menggunakan bahasa Inggris. Mungkin untuk mengakomodir tamu-tamu asing kali ya?
Kesimpulan
Menginap di Hotel Blambangan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Selain lokasinya yang strategis, pengalaman dan suasana yang ditawarkan sungguh sulit untuk dilupakan. Bangunan berarsitektur kolonial dengan sentuhan etnik Jawa yang kental pada bagian interior ruangan memberikan kesan yang mendalam.
Rate harga yang ditawarkan pun cukup reasonable dengan fasilitas yang ditawarkan. Mulai dari Rp 450.000,- sampai Rp 550.000,- per-kamar, per-malam (tergantung dari seasons saat menginap - data bulan November 2018) Anda dapat memperoleh penginapan yang menyenangkan di pusat Kota Banyuwangi.
Para staf pun cukup ramah dan cekatan dalam memberikan pelayanan. Proses check in dan check out juga cepat. Worth it lah antara biaya yang kita keluarkan dengan pengalaman dan pelayanan yang kita dapatkan.
Bagi kalian yang mencari penginapan atau ingin staycation di pusat Kota Banyuwangi, Hotel Blambangan ini mungkin bisa jadi alternatif tempat yang oke untuk kalian tempati selama berkeliling di Bumi Gandrung ini.
keterangan :
Hotel Blambangan
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.4 Kepatihan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Telp : (0333) 411 222
Email : info@hotelblambangan.com
Website : http://www.hotelblambangan.com/
notes :
* this is NOT SPONSORED post
* semua review yang ditulis dalam ulasan ini adalah honest review berdasarkan pengalaman pribadi selama menginap di hotel ini
"This is NOT SPONSORED post" :'DDD
ReplyDeleteAku kayanya perlu banyak-banyak baca tulisanmu tentang tulisan mengulas hotel (tak berbayar) model begini sih mas, lebih jujur dan nggak dilebih-lebihin bagus-bagusnyaaa terus.
Suasana pas malam hari kaya gimanaa gitu e auranya :p
Banyuwangi masih masuk daftar, tapi belum kesampaian-kesampaian (nggak ngebayangin lamaaanya le naik kereta). Hotel ini kayanya perlu dimasukin referensi kalau ke sana pas uang recehnya nggak pas-pasan. Ahahaha.
ahahahaha mungkin kebawa suasana bangunan lawas mbak plus pencahayaan lokasi kalau malam pakai lampu yang temaram gitu :)) tapi "aman" kok mbak selama aku menginap di sana, gak nemu yang aneh-aneh wkwkwk
Deletesekarang udah ada kereta langsung dari Jogja yang kelas ekonomi premium dan eksekutif mbak, tapi harga tiketnya lumayan
aku masih suka naik kereta via surabaya sih kalau mau ke Banyuwangi :D dari Jogja/Sragen estafet naik kereta/bus, kadang jatuhnya lebih murah juga (tergantung pilihan kelas ya) hihi !
😍Wiih, keren nih hotel kuno! Aku suka yg kuno2 begini. Tapi kalo yg tua2 gini, gak berani kalo suruh tidur sendirian. Haha, yaaa aku pengecut emang. Aku juga belum lama nginep di hotel, tapi itu bukan liburan, acara kabur dari rumah sih. Hahah. Yee kabur bilang-bilang.. -_-
ReplyDeleteSarapannya oke tuh mas. Jarang lho ada hotel yg menyediakan pepaya utk buahnya di sarapan pagi. Pepaya itu bagus untuk melancarkan pencernaan. Harus makan tiap hari. Aku suka deh kalo ada hotel2 yg menyediakan buah pepaya di sarapannya itu. Ini berarti nambah lagi koleksi hotel di listku yg ada buah pepayanya buat sarapan.
worth to try kalau cari penginapan di Kota Banyuwangi, hihihi !
Delete