Monday, January 9, 2017

Tahun Baru - Sebuah Refleksi dan Resolusi

Tak terasa ya, kita sudah kembali menginjak tahun yang baru, tahun 2017, tahun ayam api dalam tradisi Tionghoa. Satu tahun rasanya begitu cepat berlalu. Tentu banyak cerita, pengalaman dan pencapaian hidup yang kita peroleh di tahun 2016 lalu. Bak sebuah tradisi, awal tahun biasanya identik dengan kegiatan untuk merefleksi diri atas pencapaian yang telah kita peroleh di tahun sebelumnya serta tak lupa membuat daftar resolusi yang ingin dicapai di tahun baru ini.

Tahun 2016 lalu menjadi tahun yang cukup gonjang-ganjing dalam perjalanan hidup saya #halah. Sudah satu tahun lebih saya masih berjuang dan berjibaku ke sana kemari mencari pekerjaan tetap setelah menyelesaikan bangku perkuliahan. Berulang kali mengikuti test seleksi karyawan di beberapa perusahaan namun harus terhenti karena gagal di tengah jalan. Awalnya saya masih merasa berat hati dalam menerima kenyataan, namun akhirnya, sedikit demi sedikit saya mulai bisa belajar untuk legowo dengan kenyataan. Ya, anggap saja mungkin memang belum rejekinya di situ. Perlahan-lahan saya mulai bisa belajar "ikhlas" ketika apa yang saya ingin capai dan dapatkan ternyata belum bisa kesampaian. Mungkin saya harus berusaha lebih keras lagi untuk ke depan.


Awal tahun 2016 juga menjadi salah satu tahun yang tak terlupakan bagi saya. Melewatkan malam pergantian usia ke dua puluh enam di dalam perjalanan bus antar kota dari Jogja menuju Surabaya (kemudian terngiang lagu Never Grow Old -nya The Cranberries). Bukan perjalanan untuk jalan-jalan, melainkan untuk mendaftar lamaran pekerjaan di Kota Pahlawan tersebut. Merayakan malam pergantian usia dalam suasana sedikit prihatin, antri di antara kerumunan para pencari kerja lainnya, berdiri seharian dari pagi sampai sore untuk memverifikasi berkas lamaran yang saya ajukan ke perusahaan. Well, pengalaman tersebut menjadi kado sekaligus kenangan terindah di hari ulang tahun yang tak akan pernah saya lupakan.


Tahun 2016 juga menjadi tahun di mana saya mulai berani bepergian untuk jangka waktu yang lebih lama dari biasanya. Jika sebelumnya saya hanya bepergian dengan jangka waktu sekitar 3 atau 4 hari saja, sekarang saya sudah bisa belajar mengemasi barang untuk jangka waktu 7 sampai 10 hari perjalanan. Mencuri-curi waktu untuk melakukan perjalanan menuju pesisir selatan Jember dan Banyuwangi di sela-sela saya mencari pekerjaan masih sempat saya lakukan. Kali ini Tanjung Papuma dan Pantai Pulau Merah yang menjadi pembuka perjalanan saya di awal tahun 2016.

"Bukannya kamu sudah pernah pergi ke Papuma, Dik?"

Ya, beberapa tahun lalu saya pernah bepergian ke sana, tapi pesona Papuma masih menarik untuk dikunjungi. Bisa menikmati sunset dan sunrise di satu lokasi menjadi daya tarik tersendiri. Pengalaman menanti senja di Pantai Pulau Merah juga menjadi kesan tersendiri. Menebus kekecewaan karena kedatangan pertama saya di Pantai Pulau Merah pada tahun 2015 silam sudah terlampau malam, akhirnya saya pun mengulangi perjalanan ke pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi tersebut. Kedatangan saya semakin terasa berkesan karena waktu itu bertepatan dengan musim buah naga merah yang hargannya terlampau sangat murah. Di sekitar pantai tersebut memang cukup terkenal sebagai daerah penghasil buah naga merah. Sayangnya, saat panen raya tiba, harga buah naga tersebut jatuh dan dijual murah, per-kilonya hanya dihargai tiga ribu hingga lima ribu rupiah saja.


Tahun 2016 juga banyak memberi saya kesempatan untuk terus belajar dan berbenah diri dalam hal tulis-menulis. Beberapa tawaran job review dan kerja sama sempat mampir untuk mengisi blog ini. Walaupun jujur semakin hari, saya merasa semakin malas untuk menulis di laman ini. Tak banyak tulisan yang berhasil saya posting di tahun 2016. Jujur, tahun 2016 menjadi tahun di mana saya mengalami sedikit perdebatan batin #ciyeee. Perdebatan untuk memilih antara menekuni hobi dan dijadikan sebagai profesi atau serius berkutat mencari pekerjaan tetap. Awalnya saya berpikir, sepertinya enak menjadikan hobi sebagai pekerjaan utama. I mean, menekuni hobi tulis-menulis sebagai sumber penghasilan utama. Namun, setelah berpikir sejenak, saya memutuskan untuk memisahkan antara hobi dan pekerjaan. Setidaknya, di saat saya bosan bekerja, saya masih bisa melarikan diri untuk melakukan hobi untuk mengalihkan kepenatan saya itu.

"Lalu, apa keputusan yang menurutmu yang paling berat untuk diambil di tahun 2016 lalu Dik?"

Apa ya? Memutuskan untuk pindah dan tidak menetap lagi di Jogja. Terhitung semenjak akhir bulan Juli 2016 saya sudah tidak menetap lagi di Jogja. Saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman saya di Sragen untuk beberapa waktu ke depan. Keputusan untuk pindah dari Jogja bagi saya merupakan salah satu keputusan hidup paling besar yang saya ambil di tahun 2016 lalu. Hampir dua minggu lamanya saya merasakan galau akut saat mencicil mengemasi barang-barang yang ada di dalam kost-an. Jogja bagi saya sudah seperti rumah kedua, di mana saya belajar banyak hal tentang kehidupan di sana. Meninggalkan teman-teman dan komunitas di sana, meninggalkan segala  bentuk kenyamanan yang disajikan oleh Jogja, termasuk meninggalkan pondasi karir yang sudah mulai saya rintis, dan harus memulai kehidupan baru dari nol lagi di tempat baru menjadi sebuah keputusan yang cukup berat dalam hidup saya. Banyak yang menyayangkan pilihan saya tersebut. Ya, namun bukankah hidup memang harus mengalir, hidup harus berkembang bukan? Saat itu saya memang butuh menyepi, menepi sejenak dari hingar-bingar kehidupan untuk bisa merefleksi diri akan ke mana arah hidup saya ke depan nanti. Jika suatu hari nanti saya memutuskan untuk kembali ke Jogja, itu jadi perkara lain lagi :)

"Perjalanan paling berkesan di tahun 2016?"

Apa ya? Banyak sih ! Mungkin salah satu perjalanan paling berkesan di tahun 2016 adalah saat saya mengunjungi Pulau Bali pada bulan September lalu. Merasakan suasana Galungan di Desa Adat Penglipuran, menanti matahari pagi di puncak Gunung Batur, dan merasakan pengalaman merayakan Idul Adha di Pulau Dewata. Perjalanan saya ke Bali menjadi sebuah perjalanan religi tersendiri. Banyak pengalaman seru dan menarik, terutama tentang bagaimana wujud nyata dari bentuk toleransi antar umat beragama.

Kemeriahan Penjor di Desa Penglipuran di kala Hari Raya Galungan, semoga tahun ini bisa merayakan Galungan di Bali lagi :)
Di penghujung tahun saya kembali mengunjungi Banyuwangi untuk menikmati Festival Ngopi Sepuluh Ewu. Merasakan langsung keakraban masyarakat Suku Using dalam menyambut para tamu. Merasakan kehangatan keluarga, bak bertemu dengan sanak saudara yang tinggal jauh walaupun kami sama sekali tidak saling kenal sebelumnya. Serta tak lupa obrolan tentang santet Banyuwangi yang katanya sudah cukup terkenal seantero negeri. Mungkin saya sudah terkena pelet dari Banyuwangi, buktinya tahun 2016 lalu saya sudah datang ke sana dua kali dan saya masih ingin kembali menjelahi Bumi Gandrung untuk perjalanan saya berikutnya, hihihi :)

Mencicipi langsung sajian ayam betutu Men Tempeh yang legendaris langsung di Gilimanuk juga menjadi pengalaman kuliner paling berkesan di tahun 2016 lalu. "Kapal-kapalan" dari Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk PP untuk bisa merasakan langsung kenikmatan olahan ayam betutu. Saya pikir, saya benar-benar selow ya, rela menyeberang pulau Bali untuk makan, lalu kembali lagi menyeberang ke Jawa untuk pulang !

Pagi yang "kesiangan" di Pantai Sanur, Bali

"Lalu, apa resolusimu di tahun 2017 ini Dik?"

Apa ya? Tak banyak resolusi yang saya buat di tahun ini. Di tahun 2017 ini saya tidak berharap muluk-muluk sih. Resolusi hidup yang ingin saya capai antara lain :
  • Segera memperoleh pekerjaan tetap sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Saya mulai berpikir sekarang sudah saatnya saya benar-benar kembali menata hidup saya. Memperoleh pekerjaan tetap, penghasilan bulanan dan menata kehidupan finansial saya menjadi salah satu resolusi besar yang ingin saya capai di tahun ayam api ini.
  • Menerapkan pola hidup sehat ! 
  • Belajar membuat tulisan yang enak dibaca. Ya, semakin hari saya merasa semakin malas untuk membuat tulisan, sehingga berpengaruh terhadap kualitas tulisan saya yang semakin berantakan (kemudian lirik jumlah artikel yang berhasil saya posting di tahun 2016 kemarin). Setidaknya, tahun ini saya harus belajar untuk lebih rajin menulis, sehingga bisa memperbaiki kualitas tulisan saya.
  • Jodoh ? Nikah? 
Oke, terima kasih sudah membaca sedikit uneg-uneg saya sepanjang tahun 2016 kemarin. Semoga apa yang ingin kita inginkan dapat tercapai di tahun 2017 ini ya ! Selamat menyongsong tahun baru semua !

Salam,
Andika Hermawan
-penikmat perjalanan-

6 comments:

  1. Semangat buat 2017! Semoga semua resolusi tercapai ya.. hehe
    Saya juga pengen banget bisa buat tulisan yang enak dibaca orang, selama ini nulis cuma buat enak dibaca sendiri gak mikirin orang T.T

    ReplyDelete
  2. Aaa selamat meniti hari demi hari di 2017 ini untuk mewujudkan mimpi demi mimpimu mas dik...

    Menarik membaca ceritamu. Mau tidak mau, ada saatnya kita harus memilih dan beranjak :)
    Memilih untuk memutuskan hal tersulit: meninggalkan tempat ternyaman.
    Eh tapi yang kamu tinggalkan itu nggak akan ke mana-mana, jadii suatu saat kamu kembali pun dia tetap menyambut kok: Jogjaa :)

    Eh tapi resolusi terakhir itu kenapa di strikethrought? Jadi ragu-ragu kan mau ngaminin :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. happy new year juga mbak Dwi :D semoga impian dan cita-cita di tahun ini bisa terwujud ya !


      btw aku memang susah move on dari Jogja sih, kota yang sangat nyaman di sana :(

      ahahaha aku sengaja kasih strikethrought, soalnya aku juga masih ragu untuk itu #eh #loh wkwkwk

      Delete
  3. selamat taun baru *telat*
    semoga semua resolusi 2017 semua tercapai, amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. amien, terima kasih mas ! selmat tahun baru juga, semoga semakin banyak pengalaman yang menyenangkan di tahun ini !

      Delete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com