Setelah liburan selama hampir satu bulan lebih, akhirnya saya kembali ke kota Yogyakarta untuk melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Liburan kali ini saya memang tidak menghabiskan waktu untuk pergi mengunjungi tempat-tempat yang menarik karena kebetulan liburan semester ini bertepatan dengan bulan puasa, jadi lebih baik saya menghabiskan waktu di rumah. Lama tidak menulis seperti menimbulakan rasa ketergantungan, atau boleh dibilang sakau.
Siang ini kebetulan saya tidak ada kelas, karena kelas dimulai sore. Sudah lama juga tidak menulis di blog karena saya kehabisan bahan untuk ditulis (oke ini alasan klasik). Setelah dari pagi saya browsing di internet tempat-tempat di Jogja, tiba-tiba saya teringat jika belum pernah menulis mengenai Benteng Vredeburg. Tanpa berfikir panjang lagi saya segera berkemas dan bergegas menuju lokasi yang tak seberapa jauh dari daerah kost-an saya. Ketika saya di jalan sempat saya berpikir bahwa terkadang dalam melakukan sesuatu tidak perlu melakukan sebuah perencanaan terlebih dahulu.
Benteng Vredeburg ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani No. 6 Yogyakarta, satu kawasan dengan Malioboro, sebelum titik nol kilometer, terletak di depan Gedung Agung. Akses menuju kawasan ini wisata sejarah ini cukup mudah karena lokasinya yang terletak di jantung kota Yogyakarta. Jika dari stasiun Tugu tinggal berjalan kaki menuju arah Malioboro lalu berjalan terus ke selatan sebelum perempatan titik nol kilometer, jika ingin lebih cepat bisa menggunakan jasa becak, andong dsb. Untuk yang menggunakan jasa bus Trans Jogja, Anda juga langsung bisa turun di depan Gedung Agung, lalu berjalan kaki sebentar.
Tiket masuk untuk dapat menikmati Benteng Vredeburg adalah Rp 2.000,00 per orang. Dahulu sebelum pertengahan tahun 2010 harga tiket masuk hanya Rp 750,00 per orang. Setelah mendekati lokasi saya memilih untuk memarkirkan motor di sekitar Malioboro dan memilih berjalan kaki agar lebih leluasa berkeliling. Jika dilihat sekilas bangunan benteng ini masih nampak begitu terawat karena renovasi bangunan yang dilakukan tanpa merubah bangunan aslinya.
Benteng ini dahulu dibangun oleh pihak Belanda guna mengawasi kegiatan Keraton Yogyakarta di jalam kolonial, serta digunakan untuk menahan serangan dari keraton kepada Belanda. Benteng Vredeburg berbentuk segi empat, memiliki menara pengawas di masing-masing sudutnya yang digunakan Belanda untuk berjaga-jaga dan mengawasi keadaan serta melepaskan tembakan jika diperlukan.
Kini bangunan Benteng Vredeburg ini berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai koleksi, seperti diorama-diorama di beberapa ruangan, benda-benda bersejarah, foto-foto dan lukisan perjuangan nasional ketika merintis, memperoleh, mempertahankan serta mengisi kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Mengunjungi Benteng Vredeburg dapat menambah pengetahuan kita mengenai sejarah nasional Indonesia, karena di setiap diorama dan koleksi benda bersejarah ini dilengkapi dengan tulisan yang berisikan informasi tentang peristiwa yang terjadi di masa itu.
Di Benteng Vredeburg Anda juga bisa memuaskan hasrat untuk bernarsis ria dengan latar belakang bangunan tua, atau hanya sekedar menikmati keindahan bangunan di lokasi ini. Satu tempat yang saya sukai adalah berada di atas benteng, menikmati pemandangan lalu lintas Yogyakarta yang cukup padat dengan latar belakang bangunan Bank BNI dan juga Kantor Pos Besar Yogyakarta.
Selain berfungsi sebagai museum, beberapa gedung di Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai tempat untuk seminar, pameran lukisan ataupun kegiatan budaya lainnya.
Selain berfungsi sebagai museum, beberapa gedung di Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai tempat untuk seminar, pameran lukisan ataupun kegiatan budaya lainnya.
Vredenburg deket skolahan ku loh. heheh
ReplyDeletesalam kenal ya:))
yap salam kenal juga :))
ReplyDelete