Selain menjadi salah satu landmark pariwisata Yogyakarta, Malioboro juga menyimpan beberapa kuliner legendaris yang bertahan dari masa ke masa. Toko Djoen, salah satu toko roti yang tetap setia bertahan di tengah gerusan toko roti modern saat ini.
Malioboro memang terkenal sebagai salah satu landmark pariwisata di Kota Yogyakarta. Tempat ini menjadi tempat wajib bagi siapa saja yang berkunjung di kota ini.
Selain sebagai surga berbelanja batik dan berbagai macam pernak-pernik serta aksesoris, Malioboro juga menyimpan beberapa kuliner khas yang siap memanjakan lidah. Salah satu toko yang cukup lama berdiri di antara deretan toko di sepanjang Malioboro adalah Toko Djoen.
Toko ini terletak di sebelah selatan toko Batik Terang Bulan, sebelum toko Ramayana. Konon toko ini sudah berdiri sekitar kurang lebih seratus tahun. Salah satu hal yang dapat dijadikan saksi bisu tuanya toko ini adalah pemberian nama toko yang tertulis menempel di bagian tembok.
Plakat tersebut bertuliskan "Perusahaan Roti Kuwe Makanan & Minuman Djoen" lengkap dengan alamat dan nomor telepon. Kemungkinan nomor telepon yang tertera sudah tidak aktif lagi karena hanya terdiri dari empat digit nomor.
Plakat ini dapat kita saksikan dengan jelas jika kita berdiri di seberang jalan. Pemberian nama toko yang ditempalkan pada tembok semacam ini merupakan ciri khas dari pertokoan pada masa lalu.
Toko Djoen menjual beraneka macam kue basah dan juga beberapa jenis kue kering. Roti-roti yang dijual di toko ini adalah roti buatan sendiri (home made) menggunakan resep turun temurun dan sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet di dalam proses pembuatan adonannya.
Salah satu resep yang masih laris diburu oleh pembeli adalah roti bantal, yaitu roti tawar utuh dengan taburan wijen pada bagian atasnya dan berbentuk pipih oval.
Keistimewaan roti bantal ini adalah teksturnya yang padat namun lembut saat dikunyah, rasa manis yang pas dan tidak terlalu dominan, dipadu dengan rasa gurih dari margarin, aroma roti yang cukup khas, dan juga ukurannya yang memang cukup jumbo untuk ukuran roti tawar sejenisnya.
Roti bantal di toko ini biasanya dijual dalam bentuk utuhan, namun Anda dapat meminta tolong kepada penjaga toko untuk memotongkan roti yang Anda beli. Satu buah roti bantal ini dijual dengan harga Rp 12.000,00 (data Oktober - Desember 2012). Roti ini memiliki ketahanan hingga kurang lebih 5-6 hari. Tapi bisa-bisa dalam waktu 2 hari saja roti ini bisa habis Anda lahap, hehehe.
Selain roti bantal, Toko Djoen juga menyediakan berbagai roti basah seperti roti isi cokelat, roti isi daging, roti isi pisang, roti isi parutan kelapa, dan sebagainya. Roti-roti tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp 3.000,00 sampai dengan Rp 7.000,00.
Selain itu ada roti kering yang diberi isi remahan kacang dan ditaburi dengan gula pasir di bagian atasnya. Kalau di daerah Solo disebutnya roti tarcis, soal rasa tidak kalah juara dengan roti-roti basah lainnya.
Soal rasa jangan ditanya, resep roti yang digunakan secara turun-temurun ini memiliki rasa yang tidak kalah kok dengan bake shop yang sudah ternama. Walaupun resep yang digunakan cukup sederhana, namun soal rasa masih selalu dijaga kualitasnya.
Toko Djoen biasa mulai buka dari pukul 10.00 pagi sampai menjelang malam hari. Sekedar tips, datanglah ke toko ini sekitar pukul 13.00 WIB, karena biasanya beberapa roti baru selesai dikeluarkan dari panggangan.
Tentu saja Anda akan mendapatkan roti yang fresh from the oven dengan aroma semerbak yang khas. Bagi Anda yang berkunjung ke Malioboro, tak ada salahnya mampir ke toko roti yang satu ini untuk merasakan cita rasa roti dengan resep tradisional yang sudah turun-temurun.
Selain sebagai surga berbelanja batik dan berbagai macam pernak-pernik serta aksesoris, Malioboro juga menyimpan beberapa kuliner khas yang siap memanjakan lidah. Salah satu toko yang cukup lama berdiri di antara deretan toko di sepanjang Malioboro adalah Toko Djoen.
Toko ini terletak di sebelah selatan toko Batik Terang Bulan, sebelum toko Ramayana. Konon toko ini sudah berdiri sekitar kurang lebih seratus tahun. Salah satu hal yang dapat dijadikan saksi bisu tuanya toko ini adalah pemberian nama toko yang tertulis menempel di bagian tembok.
Plakat tersebut bertuliskan "Perusahaan Roti Kuwe Makanan & Minuman Djoen" lengkap dengan alamat dan nomor telepon. Kemungkinan nomor telepon yang tertera sudah tidak aktif lagi karena hanya terdiri dari empat digit nomor.
Plakat ini dapat kita saksikan dengan jelas jika kita berdiri di seberang jalan. Pemberian nama toko yang ditempalkan pada tembok semacam ini merupakan ciri khas dari pertokoan pada masa lalu.
Toko Djoen menjual beraneka macam kue basah dan juga beberapa jenis kue kering. Roti-roti yang dijual di toko ini adalah roti buatan sendiri (home made) menggunakan resep turun temurun dan sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet di dalam proses pembuatan adonannya.
Salah satu resep yang masih laris diburu oleh pembeli adalah roti bantal, yaitu roti tawar utuh dengan taburan wijen pada bagian atasnya dan berbentuk pipih oval.
Keistimewaan roti bantal ini adalah teksturnya yang padat namun lembut saat dikunyah, rasa manis yang pas dan tidak terlalu dominan, dipadu dengan rasa gurih dari margarin, aroma roti yang cukup khas, dan juga ukurannya yang memang cukup jumbo untuk ukuran roti tawar sejenisnya.
Roti bantal di toko ini biasanya dijual dalam bentuk utuhan, namun Anda dapat meminta tolong kepada penjaga toko untuk memotongkan roti yang Anda beli. Satu buah roti bantal ini dijual dengan harga Rp 12.000,00 (data Oktober - Desember 2012). Roti ini memiliki ketahanan hingga kurang lebih 5-6 hari. Tapi bisa-bisa dalam waktu 2 hari saja roti ini bisa habis Anda lahap, hehehe.
Selain roti bantal, Toko Djoen juga menyediakan berbagai roti basah seperti roti isi cokelat, roti isi daging, roti isi pisang, roti isi parutan kelapa, dan sebagainya. Roti-roti tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp 3.000,00 sampai dengan Rp 7.000,00.
Selain itu ada roti kering yang diberi isi remahan kacang dan ditaburi dengan gula pasir di bagian atasnya. Kalau di daerah Solo disebutnya roti tarcis, soal rasa tidak kalah juara dengan roti-roti basah lainnya.
Soal rasa jangan ditanya, resep roti yang digunakan secara turun-temurun ini memiliki rasa yang tidak kalah kok dengan bake shop yang sudah ternama. Walaupun resep yang digunakan cukup sederhana, namun soal rasa masih selalu dijaga kualitasnya.
Toko Djoen biasa mulai buka dari pukul 10.00 pagi sampai menjelang malam hari. Sekedar tips, datanglah ke toko ini sekitar pukul 13.00 WIB, karena biasanya beberapa roti baru selesai dikeluarkan dari panggangan.
Tentu saja Anda akan mendapatkan roti yang fresh from the oven dengan aroma semerbak yang khas. Bagi Anda yang berkunjung ke Malioboro, tak ada salahnya mampir ke toko roti yang satu ini untuk merasakan cita rasa roti dengan resep tradisional yang sudah turun-temurun.
toko roti dari masa ke masa mas
ReplyDeleteiya mas, roti bantalnya juara
Deletetoko roti favoritku :)
ReplyDeletekalau ke YK aku usahakan mampir. bakpianya juga enak
ditunggu kedatangannya di Jogja kak :)
DeleteMas, boleh minta no tlp toko roti ini :)
ReplyDeleteSalam Puteri
maaf mbak saya kurang tau nomor telponnya :(
DeleteRoti pisangnya uenaaakk tenan..
ReplyDeleteRoti dagingnya istimewa banget di toko ini.
ReplyDeletekalo lagi pengen roti mesti kesini haha
favorit saya sih roti bantal alias roti tawar yang masih utuh, bisa buat stok sarapan seminggu :) *anak kost banget
DeleteYuhuu aku dekat dong dg toko ini
ReplyDeletemampir kak, siapa tau ada kue yang pengen dibeli :D
Delete