Selain terkenal dengan kraton dan batiknya, Solo juga terkenal dengan sajian kuliner khasnya yang menggugah selera. Soto Triwindu, salah satu sajian kuliner legendaris yang hingga kini tetap mempertahankan cita rasanya.
Bagi orang asli Solo atau setidaknya lama tinggal di kota ini tentu saja tidak akan asing dengan warung Soto Triwindu. Warung soto yang didirikan sejak tahun 1939 ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Seingat saya, dahulu warung Soto Triwindu ini terletak di sebuah gang kecil di belakang Pasar Triwindu sebelum dilakukan revitalisasi seperti sekarang ini. Dahulu perlu sedikit perjuangan untuk dapat menemukan warung soto ini. Kita harus menyusuri gang yang sempit di antara kios-kios yang menjajakan barang-barang bekas. Jalan setapak di gang tersebut cukup becek jika musim penghujan tiba. Namun siapa sangka, di antara gang-gang sempit dan terkesan kumuh tersebut terdapat sebuah warung soto yang tidak pernah sepi oleh pembeli.
Namun setelah dilakukan revitalisasi di Pasar Triwindu di bilangan Ngarsopuro seperti sekarang ini, warung soto ini pun ikut tergusur. Saya sempat kehilangan informasi mengenai keberadaan warung soto yang satu ini. Terakhir mencicipi Soto Triwindu hampir sekitar 12 tahun yang lalu, waktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Orang tua saya memang gemar mengajak saya makan di warung soto ini ketika bertandang di Kota Solo, bahkan boleh dibilang sudah menjadi pelanggan di sini. Barulah kemarin secara tidak sengaja karena naik bus kota secara random, saya menemukan lokasi baru warung Soto Triwindu ini. Warung Soto Triwindu yang baru terletak di Jalan Teuku Umar nomor 50, Keprabon, Solo. Lokasinya sekarang pun cukup strategis, berada di pinggir jalan raya persis, sehingga cukup mudah ditemukan.
Tampilan warung Soto Triwindu memang tergolong cukup sederhana. Satu hal yang dipertahankan dari furniture warung ini dari sejak saya kecil hingga sekarang ini adalah deretan kursi-kursi kecil yang menghadap meja panjang. Apa yang membuatnya unik? Di bagian tengah meja panjang tersebut seperti memiliki sebuah etalase mini di mana di dalamnya diletakkan piring-piring berisi aneka macam lauk pauk untuk menemani menyantap soto. Etalase ini pula yang memberikan kesan pemisah antara satu sisi dengan sisi yang lain. Keunikan lain adalah stoples-stoples kaca dengan ukuran besar berisi kerupuk maupun rempeyek tak lupa diletakkan di bagian atas etalase ini. Ya, benda ini semakin memberikan kesan klasik dan juga unik dari warung Soto Triwindu ini.
Apa keistimewaan soto di warung ini? Menurut saya cita rasa soto Triwindu tidak pernah berubah sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Racikan bumbu dan cita rasanya masih sama seperti dulu, hampir tidak ada yang berubah. Soto Triwindu terdiri dari campuran nasi putih yang diletakkan di dalam mangkuk, diberi kecambah, irisan daging sapi, kemudian disiram dengan kuah soto yang bening, lalu ditaburi dengan irisan daun seledri dan bawang goreng. Soto dari daerah Solo memang memiliki kuah yang bening dibandingkan dengan soto-soto dari daerah lain. Namun cita rasanya jangan ditanya, walau kuahnya terlihat bening namun bumbu rempah dicampur dengan air rebusan daging sangat nendang rasanya. Rasa gurihnya sangat terasa. Irisan daging sapinya pun juga cukup empuk, dan dapat dipastikan daging sapi yang digunakan adalah daging yang segar. Hal ini terlihat dari warna serta aroma daging sapi yang masih khas walaupun sudah melalui proses pemasakan. Untuk menambah cita rasa, Anda dapat menambahkan perasan jeruk nipis dan juga kecap sesuai selera. Satu hal yang membuat warung soto ini istimewa adalah kuah soto yang dimasak menggunakan kuali yang terbuat dari tanah liat kemudian dipanaskan menggunakan arang sebagai bahan bakar.
Untuk pilihan lauk pauk sendiri cukup beragam disediakan di warung ini. Anda dapat memilih lauk standar seperti tahu, tempe, iso, babat, dan sebagainya. Di warung ini pun disediakan lauk yang mungkin cukup asing bagi Anda, terutama jika bukan berasal dari daerah Solo. Namanya lentho, mirip seperti perkedel tapi terbuat dari campuran bahan dasar singkong dengan kacang tolo, kemudian dibentuk lonjong lalu digoreng. Rasanya gurih, cukup kenyal saat digigit, karena serat dari singkong sangat terasa dan cukup mendominasi rasa. Lentho ini cukup pas dijadikan lauk untuk menemani menyantap Soto Triwindu ini.
Satu porsi soto Triwindu ini dihargai Rp 9.000,00 untuk dimakan di tempat, sedangkan jika dibawa pulang dihargai Rp 10.000,00 per-porsinya. Warung Soto Triwindu ini mulai buka dari pukul 05.30 pagi sampai dengan pukul 16.30 sore. Tapi, terkadang pada siang hari sekitar pukul 14.00 soto di warung ini kerap kali sudah habis. Soto Triwindu cocok disantap baik untuk sarapan maupun untuk makan siang. Bagi Anda yang bertandang di Kota Solo dan ingin mencicipi kuliner yang berkuah, tak ada salahnya untuk mampir ke warung Soto Triwindu ini.
keterangan :
Letak warung Soto Triwindu ini cukup mudah ditemukan. Jika Anda menggunakan kendaraan umum, silahkan turun di bilangan Ngarsopuro, lalu berjalan kaki menuju jalan kecil yang berada di sebelah timur Ngarsopuro sampai menemukan optik kacamata di pojok jalan. Masuklah jalan kecil tersebut, susuri saja, warung Soto Triwindu berada di ujung jalan tersebut.
Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda harus berjalan menuju timur sampai menemukan lampu merah (traffic light) lalu belok ke kiri, lurus lalu belok ke kiri lagi. Sampai di perempatan beloklah ke kiri, warung soto ini tidak jauh dari perempatan tersebut. Warung ini tepatnya berada di jalan Keprabon Kulon, satu deretan dengan warung nasi liwet Wongso Bu Lemu yang terkenal itu.
No comments:
Post a Comment