Menikmati secangkir teh
hangat di pagi hari menjadi "ritual" wajib bagi sebagian orang sebelum memulai hari.
Tapi apakah pernah terpikir, bagaimana proses pembuatan teh, mulai dari pemetikan
hingga tersaji menjadi secangkir minuman hangat yang nikmat?
Kabut tipis perlahan datang menyambut kami yang sedang asyik
menikmati sarapan pagi di area gazebo Agrowisata Tambi. Pagi ini kami diajak
menikmati wisata tea plantation di
area perkebunan teh Tambi. Usai menikmati sarapan, kami pun mengikuti instruksi seorang
pemandu lokal untuk berjalan menuju hamparan perkebunan teh di terletak
belakang bangunan.
Pemandangan hamparan tanaman teh terbentang luas bak
permadani hijau yang memanjakan pandangan mata setelah kami melewati pintu gerbang. Kami pun diajak menuju hamparan perkebunan teh yang terlihat hijau segar. Dengan cukup atraktif, si pemandu
lokal pun mempraktikkan bagaimana cara memetik daun teh yang benar. Beliau
menjelaskan kepada kami, bagian daun teh mana saja yang boleh dipetik. Daun teh yang dipetik adalah bagian pucuk ditambah dua atau tiga helai
daun muda. Bagian pecco, yaitu bagian
pucuk daun yang belum mekar adalah jenis daun terbaik untuk diolah menjadi teh
karena memiliki kualitas yang prima dan memiliki nilai jual yang tinggi, dibandingkan dengan bagian pucuk daun teh yang lain.
Beliau juga menjelaskan jika dalam proses memetik pucuk daun
teh ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika salah dalam memetik pucuk daun, maka
akan menghambat pertumbuhan pucuk-pucuk daun baru. Hal ini akan berpengaruh
pula terhadap jumlah produksi teh itu sendiri. Pertumbuhan pucuk daun teh baru membutuhkan
waktu sekitar 12 sampai 40 hari, tergantung dari proses pemetikan daun teh itu
sendiri, apakah menggunakan teknik manual dengan tangan ataupun mekanik dengan bantuan mesin.
Perawatan tanaman teh pun tergolong mudah.
Untuk tanaman teh yang sudah berumur lebih dari 50 tahun, perawatan cukup
dilakukan dengan cara membersihkan lumut yang menempel pada batang menggunakan
sabut kelapa setiap empat tahun sekali. Untuk tanaman teh yang sudah berkurang produktivitasnya, biasanya
dilakukan pemangkasan total untuk menumbuhkan cabang baru agar produktivitas kembali
meningkat.
Pemandu kami pun kembali mengajak menyusuri perkebunan,
menyambangi para pekerja yang sedang memetik pucuk-pucuk daun teh. Kami pun
dipersilahkan untuk mencoba praktik langsung bagaimana memetik pucuk daun teh
yang benar. Pekerja di perkebunan teh Tambi ini rata-rata sudah menggunakan
alat sederhana untuk memetik daun teh. Hal ini dirasa lebih cepat dibandingkan
menggunakan tangan kosong. Kami pun cukup antusias untuk mencoba peralatan
tersebut, beberapa dari kami ada yang mencoba memanggul keranjang yang digunakan untuk
mengumpulkan daun teh, sebagian lainnya sibuk memainkan shutter kamera untuk mengabadikan
momen-momen yang sayang jika terlewatkan.
Untuk menjaga kualitas, daun-daun teh yang telah selesai
dipetik biasanya akan langsung dikirim ke pabrik untuk proses pengolahan. Dari proses
pemetikan daun segar menuju pengiriman ke pabrik pengolahan tidak boleh lebih dari lima jam karena akan merusak kualitas dari daun teh itu
sendiri. Bagi saya, perjalanan menikmati kebun teh Tambi ini menjadi
sebuah pengalaman baru yang menyenangkan, karena saya dapat belajar langsung bagaimana proses pemetikan daun teh yang benar untuk menghasilkan minuman teh
yang berkualitas untuk disajikan.
Tea Factory Tour
Usai melihat langsung proses pemetikan pucuk-pucuk daun teh,
kami pun diajak menuju pabrik pengolahan teh yang masih berada satu kompleks di
Agrowisata Tambi ini. Semerbak harum aroma teh sudah menyeruak ke dalam indra
penciuman ketika memasuki pintu gerbang. Ini adalah pengalaman pertama saya
berwisata mengunjungi pabrik untuk melihat langsung proses pengolahan sebuah produk.
Produk Teh Tambi mungkin tidak terlalu popoler di pasaran, khususnya pasaran
Indonesia. Pabrik ini memang lebih terkonsentrasi menghasilkan teh untuk pangsa
pasar ekspor. Selain itu, pabrik teh Tambi juga mensuplai bahan teh untuk
pabrik-pabrik berskala nasional yang menghasilkan beberapa produk teh dengan
merk yang kita kenal di pasaran.
Proses pengolahan daun teh terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah proses pelayuan. Daun-daun
teh yang sudah dipetik kemudian dimasukkan ke dalam mesin-mesin
khusus untuk mengurangi kadar air. Proses pelayuan ini memakan waktu sekitar 18
jam. Proses selanjutnya adalah proses penggilingan. Di ruangan ini daun-daun teh yang sudah dilayukan kemudian digiling. Setelah digiling, tahap selanjutnya
adalah tahap oksidasi untuk mendapatkan warna, rasa, serta aroma teh yang diinginkan.
Usai tahap oksidasi, proses berikutnya adalah pengeringan daun teh untuk
mengurangi kadar air guna menghasilkan teh yang berkualitas. Tahap selanjutnya
adalah proses sortir dan pengemasan. Sebelum dikirim
kepada pemesan, teh hasil pemrosesan ini dilakukan uji kualitas oleh ahli yang
sudah profesional. Teh hasil pengolahan di Pabrik Tambi ini diambil sampelnya
untuk kemudian disimpan di kotak chop sample setelah dilakukan proses uji kualitas. Chop sample ini biasanya disimpan
selama enam bulan dan berfungsi sebagai “barang bukti” apabila ada komplain dari
konsumen yang memesan teh produksi Tambi ini. Petugas akan meniliti dan
mencocokan ulang kualitas teh yang dikirim dengan sampel yang telah disimpan.
Selain menikmati keindahan alam, Agrowisata Tambi juga
menyuguhkan wisata edukasi yang menyenangkan. Kita dapat belajar tentang proses pengolahan teh, mulai dari pemetikan dauh teh hingga tersaji menjadi minuman
teh yang berkualitas. Bagi Anda yang sedang singgah di Kota Wonosobo, silahkan untuk mampir menikmati keindahan Kebun Teh Tambi. Selain menikmati
wisata edukasi melalui program tea
plantation and tea factory di agrowisata ini, Anda pun dapat membawa buah tangan berbagai jenis produk teh hasil produksi Agrowisata Tambi ini.
disclaimer :
Tulisan ini dibuat dalam rangka acara Familiarization Tour Blogger / #FamTripJateng yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan mengundang beberapa travel blogger pada tanggal 4-5 Desember 2014
Untuk informasi mengenai pariwisata Jawa Tengah bisa klik di sini
social media account : twitter @VisitJawaTengah
Wah serasa baca wikipedia! Penjelasannya komplit kayak buku pelajaran hahaha..
ReplyDeleteEh, lha ndi foto foto kita??
huahahaha iya ki kebiasaan nyekripsi kemarin jadi kebawa ke tulisan blog #eh
Deleteditunggu postingan selanjutnya ya mas bro
ada fotomu yang paling hits pokok e :)))
baca ini jadi pengen minum teh anget sambil ngemil tempe kemul !
ReplyDeleteiya mas, tempe kemul di Dieng emang paling sip buat cemilan :D
Delete