Sunday, December 14, 2014

Agrowisata Kebun Teh Tambi

Menikmati secangkir teh hangat di pagi hari menjadi "ritual" wajib bagi sebagian orang sebelum memulai hari. Tapi apakah pernah terpikir, bagaimana proses pembuatan teh, mulai dari pemetikan hingga tersaji menjadi secangkir minuman hangat yang nikmat?



Kabut tipis perlahan datang menyambut kami yang sedang asyik menikmati sarapan pagi di area gazebo Agrowisata Tambi. Pagi ini kami diajak menikmati wisata tea plantation di area perkebunan teh Tambi. Usai menikmati sarapan, kami pun mengikuti instruksi seorang pemandu lokal untuk berjalan menuju hamparan perkebunan teh di terletak belakang bangunan.


Pemandangan hamparan tanaman teh terbentang luas bak permadani hijau yang memanjakan pandangan mata setelah kami melewati pintu gerbang. Kami pun diajak menuju hamparan perkebunan teh yang terlihat hijau segar. Dengan cukup atraktif, si pemandu lokal pun mempraktikkan bagaimana cara memetik daun teh yang benar. Beliau menjelaskan kepada kami, bagian daun teh mana saja yang boleh dipetik. Daun teh yang dipetik adalah bagian pucuk ditambah dua atau tiga helai daun muda. Bagian pecco, yaitu bagian pucuk daun yang belum mekar adalah jenis daun terbaik untuk diolah menjadi teh karena memiliki kualitas yang prima dan memiliki nilai jual yang tinggi, dibandingkan dengan bagian pucuk daun teh yang lain.


Beliau juga menjelaskan jika dalam proses memetik pucuk daun teh ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika salah dalam memetik pucuk daun, maka akan menghambat pertumbuhan pucuk-pucuk daun baru. Hal ini akan berpengaruh pula terhadap jumlah produksi teh itu sendiri. Pertumbuhan pucuk daun teh baru membutuhkan waktu sekitar 12 sampai 40 hari, tergantung dari proses pemetikan daun teh itu sendiri, apakah menggunakan teknik manual dengan tangan ataupun mekanik dengan bantuan mesin.

Perawatan tanaman teh pun tergolong mudah. Untuk tanaman teh yang sudah berumur lebih dari 50 tahun, perawatan cukup dilakukan dengan cara membersihkan lumut yang menempel pada batang menggunakan sabut kelapa setiap empat tahun sekali. Untuk tanaman teh yang sudah berkurang produktivitasnya, biasanya dilakukan pemangkasan total untuk menumbuhkan cabang baru agar produktivitas kembali meningkat.


Pemandu kami pun kembali mengajak menyusuri perkebunan, menyambangi para pekerja yang sedang memetik pucuk-pucuk daun teh. Kami pun dipersilahkan untuk mencoba praktik langsung bagaimana memetik pucuk daun teh yang benar. Pekerja di perkebunan teh Tambi ini rata-rata sudah menggunakan alat sederhana untuk memetik daun teh. Hal ini dirasa lebih cepat dibandingkan menggunakan tangan kosong. Kami pun cukup antusias untuk mencoba peralatan tersebut, beberapa dari kami ada yang mencoba memanggul keranjang yang digunakan untuk mengumpulkan daun teh, sebagian lainnya sibuk memainkan shutter kamera untuk mengabadikan momen-momen yang sayang jika terlewatkan.

Untuk menjaga kualitas, daun-daun teh yang telah selesai dipetik biasanya akan langsung dikirim ke pabrik untuk proses pengolahan. Dari proses pemetikan daun segar menuju pengiriman ke pabrik pengolahan tidak boleh lebih dari lima jam karena akan merusak kualitas dari daun teh itu sendiri. Bagi saya, perjalanan menikmati kebun teh Tambi ini menjadi sebuah pengalaman baru yang menyenangkan, karena saya dapat belajar langsung bagaimana proses pemetikan daun teh yang benar untuk menghasilkan minuman teh yang berkualitas untuk disajikan.

Tea Factory Tour
Usai melihat langsung proses pemetikan pucuk-pucuk daun teh, kami pun diajak menuju pabrik pengolahan teh yang masih berada satu kompleks di Agrowisata Tambi ini. Semerbak harum aroma teh sudah menyeruak ke dalam indra penciuman ketika memasuki pintu gerbang. Ini adalah pengalaman pertama saya berwisata mengunjungi pabrik untuk melihat langsung proses pengolahan sebuah produk. Produk Teh Tambi mungkin tidak terlalu popoler di pasaran, khususnya pasaran Indonesia. Pabrik ini memang lebih terkonsentrasi menghasilkan teh untuk pangsa pasar ekspor. Selain itu, pabrik teh Tambi juga mensuplai bahan teh untuk pabrik-pabrik berskala nasional yang menghasilkan beberapa produk teh dengan merk yang kita kenal di pasaran.


Proses pengolahan daun teh terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah proses pelayuan. Daun-daun teh yang sudah dipetik kemudian dimasukkan ke dalam mesin-mesin khusus untuk mengurangi kadar air. Proses pelayuan ini memakan waktu sekitar 18 jam. Proses selanjutnya adalah proses penggilingan. Di ruangan ini daun-daun teh yang sudah dilayukan kemudian digiling. Setelah digiling, tahap selanjutnya adalah tahap oksidasi untuk mendapatkan warna, rasa, serta aroma teh yang diinginkan. Usai tahap oksidasi, proses berikutnya adalah pengeringan daun teh untuk mengurangi kadar air guna menghasilkan teh yang berkualitas. Tahap selanjutnya adalah proses sortir dan pengemasan. Sebelum dikirim kepada pemesan, teh hasil pemrosesan ini dilakukan uji kualitas oleh ahli yang sudah profesional. Teh hasil pengolahan di Pabrik Tambi ini diambil sampelnya untuk kemudian disimpan di kotak chop sample setelah dilakukan proses uji kualitas. Chop sample ini biasanya disimpan selama enam bulan dan berfungsi sebagai “barang bukti” apabila ada komplain dari konsumen yang memesan teh produksi Tambi ini. Petugas akan meniliti dan mencocokan ulang kualitas teh yang dikirim dengan sampel yang telah disimpan.


Selain menikmati keindahan alam, Agrowisata Tambi juga menyuguhkan wisata edukasi yang menyenangkan. Kita dapat belajar tentang proses pengolahan teh, mulai dari pemetikan dauh teh hingga tersaji menjadi minuman teh yang berkualitas. Bagi Anda yang sedang singgah di Kota Wonosobo, silahkan untuk mampir menikmati keindahan Kebun Teh Tambi. Selain menikmati wisata edukasi melalui program tea plantation and tea factory di agrowisata ini, Anda pun dapat membawa buah tangan berbagai jenis produk teh hasil produksi Agrowisata Tambi ini.

disclaimer :
Tulisan ini dibuat dalam rangka acara Familiarization Tour Blogger / #FamTripJateng yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan mengundang beberapa travel blogger pada tanggal 4-5 Desember 2014

Untuk informasi mengenai pariwisata Jawa Tengah bisa klik di sini
social media account : twitter @VisitJawaTengah 

4 comments:

  1. Wah serasa baca wikipedia! Penjelasannya komplit kayak buku pelajaran hahaha..

    Eh, lha ndi foto foto kita??

    ReplyDelete
    Replies
    1. huahahaha iya ki kebiasaan nyekripsi kemarin jadi kebawa ke tulisan blog #eh
      ditunggu postingan selanjutnya ya mas bro
      ada fotomu yang paling hits pokok e :)))

      Delete
  2. baca ini jadi pengen minum teh anget sambil ngemil tempe kemul !

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, tempe kemul di Dieng emang paling sip buat cemilan :D

      Delete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com