Sebagai kota dengan julukan "Sunrise of Java", Banyuwangi banyak memiliki spot untuk menikmati terbitnya matahari di pagi hari. Pantai Cacalan misalnya, akses lokasi yang mudah serta dekat dengan area kota menjadikan pantai ini sebagai pilihan untuk menanti terbitnya matahari di Bumi Gandrung ini.
Rasa letih ini masih belum benar-benar pulih setelah lelah menempuh perjalanan selama hampir sehari semalam menuju Kota Banyuwangi. Saya tiba di Bumi Blambangan kiranya hampir tengah malam, lanjut bersih-bersih diri di penginapan, lalu beristirahat merebahkan badan.
Namun, suara samar-samar adzan Subuh kembali membangunkan. Jarum jam di tangan masih menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Saya harus segera bergegas, mencuci muka dan bersiap menanti kabar dari Pak Ari, driver angkot yang akan saya gunakan jasanya untuk mengantar rombongan menuju Pantai Cacalan pagi ini.
Pak Ari pun on time, tiba tepat waktu sesuai dengan perjanjian tadi malam. Pukul 04.15 pagi kami berangkat bersama dari penginapan, sembari berkejaran dengan semburat orange yang tampak mulai menyala di ufuk timur cakrawala.
Perjalanan Menuju Pantai Cacalan
Pantai Cacalan berada tak jauh dari Kota Banyuwangi, kurang lebih sekitar lima kilometer ke arah Pelabuhan Ketapang. Rute jalan melewati Pasar Kampung Arab - Supermarket Hardy - hingga melewati pertigaan lampu merah Sukowidi, lalu lurus hingga menemui pom bensin di sebelah kiri. Dari pom bensin ini tinggal ambil jalan putar balik lalu kita akan menemui gapura bertuliskan "Pantai Cacalan".
Lokasi pantai ini tidak terlalu jauh dari jalan raya utama penghubung Pelabuhan Ketapang - Banyuwangi kota. Dari arah gapura, tinggal ikuti jalan masuk kira-kira satu kilometer, maka kita akan tiba di pantai.
Untuk bisa menuju Pantai Cacalan cukup mudah. Bisa menggunakan kendaraan pribadi, maupun menggunakan angkot. Tapi, jika menggunakan angkot, kalian harus berjalan kaki dari arah gapura masuk melewati Jalan Lundin. Yak, Lundin merupakan salah satu perusahan galangan kapal yang ada di Kota Banyuwangi.
Lokasi perusahaan galangan kapal ini berada satu arah menuju Pantai Cacalan. Tak jauh kok jarak antara jalan raya ke pantai ini. Ya, kurang lebih jalan kaki sejauh satu kilometer, kalian sudah tiba di pesisir pantai Cacalan.
Cuaca Cerah Namun Tiba-Tiba Mendung Datang
Kami beruntung, tiba di lokasi pada saat langit sedang bersih-bersihnya, tak terhalang awan mendung yang dari tadi nampak menggelayut di atas cakrawala. Turun dari kendaraan kami pun langsung berhamburan menuju bibir pantai untuk mencari spot pengambilan gambar.
Sayang, tak berapa lama kemudian tiba-tiba awan mendung datang menutupi matahari yang akan keluar dari peraduan. Sedikit kecewa memang, karena kami tidak bisa mengambil momen matahari terbit. Tak apalah, toh kami masih bisa menikmati semburat orange yang nampak samar-samar terpancar di atas awan.
Kami melanjutkan kegiatan mengambil gambar sembari menikmati hembusan angin laut dan suara ombak yang terasa syahdu. Belum banyak pengunjung yang datang, hanya rombongan kami dan beberapa penduduk lokal yang berjalan lalu-lalang menikmati suasana pagi di Pantai Cacalan.
Fasilitas Pantai Cacalan
Boleh dibilang, Pantai Cacalan ini merupakan destinasi wisata yang baru saja dibuka dan dikelola dengan serius oleh kelompok sadar wisata masyarakat di sana. Geliat Pantai Cacalan mulai terasa pada awal tahun 2017 di mana Pantai Boom mulai ditutup aksesnya karena sedang dilakukan pembangunan pelabuhan kapal pesiar.
Hampir serupa dengan pantai-pantai yang ada di Kota Banyuwangi yang menghadap Selat Bali, Pantai Cacalan memiliki pasir hitam dengan ombak yang tenang. Pemandangan hamparan Pulau Dewata yang dibatasi oleh Selat Bali nampak terlihat seperti sepelemparan batu saja.
Ombak tenang menjadikan Pantai Cacalan cocok untuk wisata keluarga. Anak-anak dapat bermain air dengan relatif aman sambil bermain pasir di sepanjang pantai. Tapi ingat, kita harus selalu waspada dan hati-hati ya saat bermain di laut!
Pokdarwis dan warga setempat pun cukup mengambil peran dalam pengembangan wisata di Pantai Cacalan. Beragam fasilitas pun dibangun untuk menunjang kegiatan pariwisata.
Ada area parkir kendaraan, deretan warung makan, mushola dan sarana MCK. Di pinggir pantai pun dibangun sarana ayunan kayu untuk tempat berfoto pengunjung. Payung pantai untuk tempat berteduh, bangku kayu dan juga arena bermain anak untuk menambah kenyamanan pengunjung.
Di dekat area warung makan juga terdapat kolam ikan air tawar. Pengunjung, terutama anak-anak dapat berinteraksi bersama ikan-ikan tersebut dengan memberi mereka makan. Kegiatan memberi makan ikan bisa menjadi alternatif kegiatan yang menarik bagi anak-anak bukan?
Deretan Pohon Nyiur yang Mengalihkan Perhatian
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati angin pantai, tiba-tiba ada kejadian yang cukup menghebohkan terjadi pada kelompok saya. Drone salah seorang teman nyangkut, hilang entah ke mana dan tidak bisa terdeteksi.
Akhirnya kami pun berpencar bersama mencari drone yang hilang. Saya ikut menyusuri pantai dan deretan kebun kelapa yang tumbuh subur di sepanjang pantai. Cukup lama kami semua mencari drone yang hilang tersebut.
Untungnya drone tersebut berhasil ditemukan. Kami semua lega dan kembali beraktivitas menikmati pemandangan Pantai Cacalan. Terpaan angin pantai yang lembut, hangatnya sinar mentari yang lembut serta deretan pohon kelapa yang nampak kemerahan karena terpaan sinar matahari pagi semakin membuat suasana di Pantai Cacalan ini terasa syahdu.
Selain menjadi wisata keluarga, Pantai Cacalan ini cocok didatangi oleh para penggemar fotografi, terutama bagi mereka yang gemar hunting foto di pagi hari. Jika cuaca mendukung, foto sunrise di pantai ini cukup ciamik diabadikan melalui lensa kamera.
Ah, kami sudah puas berkeliling Pantai Cacalan. Lalu kami menghampiri warung makan yang berada tak jauh dari area pantai. Menikmati ecangkir kopi dan sarapan mie menjadi penutup perjalanan menyusuri Pantai Cacalan pagi ini.
Rasa letih ini masih belum benar-benar pulih setelah lelah menempuh perjalanan selama hampir sehari semalam menuju Kota Banyuwangi. Saya tiba di Bumi Blambangan kiranya hampir tengah malam, lanjut bersih-bersih diri di penginapan, lalu beristirahat merebahkan badan.
Namun, suara samar-samar adzan Subuh kembali membangunkan. Jarum jam di tangan masih menunjukkan pukul 03.30 dini hari. Saya harus segera bergegas, mencuci muka dan bersiap menanti kabar dari Pak Ari, driver angkot yang akan saya gunakan jasanya untuk mengantar rombongan menuju Pantai Cacalan pagi ini.
Pak Ari pun on time, tiba tepat waktu sesuai dengan perjanjian tadi malam. Pukul 04.15 pagi kami berangkat bersama dari penginapan, sembari berkejaran dengan semburat orange yang tampak mulai menyala di ufuk timur cakrawala.
Perjalanan Menuju Pantai Cacalan
Pantai Cacalan berada tak jauh dari Kota Banyuwangi, kurang lebih sekitar lima kilometer ke arah Pelabuhan Ketapang. Rute jalan melewati Pasar Kampung Arab - Supermarket Hardy - hingga melewati pertigaan lampu merah Sukowidi, lalu lurus hingga menemui pom bensin di sebelah kiri. Dari pom bensin ini tinggal ambil jalan putar balik lalu kita akan menemui gapura bertuliskan "Pantai Cacalan".
Lokasi pantai ini tidak terlalu jauh dari jalan raya utama penghubung Pelabuhan Ketapang - Banyuwangi kota. Dari arah gapura, tinggal ikuti jalan masuk kira-kira satu kilometer, maka kita akan tiba di pantai.
Untuk bisa menuju Pantai Cacalan cukup mudah. Bisa menggunakan kendaraan pribadi, maupun menggunakan angkot. Tapi, jika menggunakan angkot, kalian harus berjalan kaki dari arah gapura masuk melewati Jalan Lundin. Yak, Lundin merupakan salah satu perusahan galangan kapal yang ada di Kota Banyuwangi.
Lokasi perusahaan galangan kapal ini berada satu arah menuju Pantai Cacalan. Tak jauh kok jarak antara jalan raya ke pantai ini. Ya, kurang lebih jalan kaki sejauh satu kilometer, kalian sudah tiba di pesisir pantai Cacalan.
Cuaca Cerah Namun Tiba-Tiba Mendung Datang
Kami beruntung, tiba di lokasi pada saat langit sedang bersih-bersihnya, tak terhalang awan mendung yang dari tadi nampak menggelayut di atas cakrawala. Turun dari kendaraan kami pun langsung berhamburan menuju bibir pantai untuk mencari spot pengambilan gambar.
Sayang, tak berapa lama kemudian tiba-tiba awan mendung datang menutupi matahari yang akan keluar dari peraduan. Sedikit kecewa memang, karena kami tidak bisa mengambil momen matahari terbit. Tak apalah, toh kami masih bisa menikmati semburat orange yang nampak samar-samar terpancar di atas awan.
Kami melanjutkan kegiatan mengambil gambar sembari menikmati hembusan angin laut dan suara ombak yang terasa syahdu. Belum banyak pengunjung yang datang, hanya rombongan kami dan beberapa penduduk lokal yang berjalan lalu-lalang menikmati suasana pagi di Pantai Cacalan.
Fasilitas Pantai Cacalan
Boleh dibilang, Pantai Cacalan ini merupakan destinasi wisata yang baru saja dibuka dan dikelola dengan serius oleh kelompok sadar wisata masyarakat di sana. Geliat Pantai Cacalan mulai terasa pada awal tahun 2017 di mana Pantai Boom mulai ditutup aksesnya karena sedang dilakukan pembangunan pelabuhan kapal pesiar.
Hampir serupa dengan pantai-pantai yang ada di Kota Banyuwangi yang menghadap Selat Bali, Pantai Cacalan memiliki pasir hitam dengan ombak yang tenang. Pemandangan hamparan Pulau Dewata yang dibatasi oleh Selat Bali nampak terlihat seperti sepelemparan batu saja.
Ombak tenang menjadikan Pantai Cacalan cocok untuk wisata keluarga. Anak-anak dapat bermain air dengan relatif aman sambil bermain pasir di sepanjang pantai. Tapi ingat, kita harus selalu waspada dan hati-hati ya saat bermain di laut!
Pokdarwis dan warga setempat pun cukup mengambil peran dalam pengembangan wisata di Pantai Cacalan. Beragam fasilitas pun dibangun untuk menunjang kegiatan pariwisata.
Ada area parkir kendaraan, deretan warung makan, mushola dan sarana MCK. Di pinggir pantai pun dibangun sarana ayunan kayu untuk tempat berfoto pengunjung. Payung pantai untuk tempat berteduh, bangku kayu dan juga arena bermain anak untuk menambah kenyamanan pengunjung.
Di dekat area warung makan juga terdapat kolam ikan air tawar. Pengunjung, terutama anak-anak dapat berinteraksi bersama ikan-ikan tersebut dengan memberi mereka makan. Kegiatan memberi makan ikan bisa menjadi alternatif kegiatan yang menarik bagi anak-anak bukan?
Deretan Pohon Nyiur yang Mengalihkan Perhatian
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati angin pantai, tiba-tiba ada kejadian yang cukup menghebohkan terjadi pada kelompok saya. Drone salah seorang teman nyangkut, hilang entah ke mana dan tidak bisa terdeteksi.
Akhirnya kami pun berpencar bersama mencari drone yang hilang. Saya ikut menyusuri pantai dan deretan kebun kelapa yang tumbuh subur di sepanjang pantai. Cukup lama kami semua mencari drone yang hilang tersebut.
Untungnya drone tersebut berhasil ditemukan. Kami semua lega dan kembali beraktivitas menikmati pemandangan Pantai Cacalan. Terpaan angin pantai yang lembut, hangatnya sinar mentari yang lembut serta deretan pohon kelapa yang nampak kemerahan karena terpaan sinar matahari pagi semakin membuat suasana di Pantai Cacalan ini terasa syahdu.
Selain menjadi wisata keluarga, Pantai Cacalan ini cocok didatangi oleh para penggemar fotografi, terutama bagi mereka yang gemar hunting foto di pagi hari. Jika cuaca mendukung, foto sunrise di pantai ini cukup ciamik diabadikan melalui lensa kamera.
Ah, kami sudah puas berkeliling Pantai Cacalan. Lalu kami menghampiri warung makan yang berada tak jauh dari area pantai. Menikmati ecangkir kopi dan sarapan mie menjadi penutup perjalanan menyusuri Pantai Cacalan pagi ini.
No comments:
Post a Comment