Sunday, May 15, 2016

Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi

Terkadang terlalu memiliki ekspektasi lebih ketika mengunjungi sebuah lokasi wisata dapat menimbulkan rasa kecewa. Lokasi yang tidak sesuai dengan gambar-gambar fotogenik dan rangkaian kata-kata apik nan ciamik yang ada di katalog promosi wisata atau blog-blog yang bertebaran di dunia maya misalnya. Benar kata orang bilang, lebih baik nikmati saja perjalanan yang kamu lakukan, jangan berekspektasi lebih tentang lokasi yang akan kamu datangi agar kamu benar-benar bisa menikmati perjalanan itu sendiri.

Tahun 2016 ini menjadi perjalanan kedua saya kembali mengunjungi Pantai Pulau Merah atau dikenal dengan sebutan Red Island yang berada di Kabupaten Banyuwangi setelah kunjungan pertama saya di tahun 2015 lalu gagal karena tiba di Pantai Pulau Merah kemalaman. Di tahun 2016 ini saya pun kembali lagi ke sini, menuntaskan rasa penasaran saya akan pesona Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi ikon pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Adanya promosi wisata yang gencar serta branding yang kuat, membuat pantai ini ramai oleh kunjungan wisatawan yang bertandang ke Banyuwangi. Pantai Pulau Merah berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi. Untuk menuju ke pantai ini dibutuhkan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari daerah Jajag. Akses jalan sudah dibangun cukup baik, namun akses transportasi umum masih relatif sulit. Cara terbaik menuju ke sana adalah menggunakan kendaraan pribadi, menyewa mobil, atau menggunakan jasa ojek motor dari Terminal Jajag.


Jasa ojek dari Terminal Jajag menjadi pilihan saya untuk menuju Pulau Merah ini. Nominal yang harus saya bayar memang cukup mahal, Rp 75.000,00 untuk sekali perjalanan, tapi menurut saya sepadan dengan jarak tempuh yang harus dilewati. Sore itu saya cukup was-was saat memulai perjalanan dari Terminal Jajag. Sepanjang perjalanan saya dibuat ketar-ketir dengan kondisi cuaca sore itu. Awan mendung menggelayut di langit, disertai rintik hujan gerimis yang turun membasahi sebagian perjalanan kami. Untung saja dewi fortuna masih memihak kepada kami. Cuaca pun berangsur-angsur cerah hingga kami tiba memasuki kawasan Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah terasa makin meriah karena kedatangan kami bertepatan dengan acara gathering salah satu merk motor yang mengundang para rider dari Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Perasaan ketar-ketir kembali menyelimuti. Kami khawatir tidak mendapatkan penginapan di sini, karena kami datang on the spot, tidak melakukan pemesanan kamar terlebih dahulu. Tapi untung, kami masih mendapatkan satu kamar kosong di Homestay Panjul yang berlokasi tidak jauh dari pintu masuk Pantai Pulau Merah.


Selesai membereskan urusan kamar dan meletakkan barang-barang, saya bersama kawan segera bergegas menuju Pantai Pulau Merah. Suasana di sekitar pantai sangat meriah karena ada panggung musik lengkap dengan acara hiburan untuk para rider yang datang di acara gathering salah satu merk motor tersebut. Suasana di tepi pantai pun terasa kian riuh oleh orang-orang yang menantikan tenggelamnya matahari di ufuk barat sana. Pantai Pulau Merah digadang-gadang menjadi salah satu pantai terbaik di Banyuwangi. Selain memiliki pemandangan alam yang menarik, ombak di pantai ini juga memiliki grade yang bagus untuk kegiatan olahraga selancar atau surfing. Ombak di Pantai Pulau Merah memiliki grade yang sama seperti di Pantai Kuta Bali, sehingga aman digunakan oleh surfer pemula maupun yang profesional. Karena kualitas ombaknya yang bagus inilah maka Pantai Pulau Merah dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan event International Surf Competition.


Dari kejauhan saya melihat beberapa orang yang sedang menikmati olahraga selancar, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan lokal yang bermain pasir dan ombak yang mulai surut menjelang senja. Saya pun bergegas berjalan menuju pulau karang yang menjadi ikon Pantai Pulau Merah ini. Sayang, baru sebentar menikmati suasana di Pantai Pulau Merah, gerimis pun perlahan turun dari langit. Gerimis rintik-rintik perlahan menjadi deras. Saya pun berlari ke sebuah warung tenda milik penduduk di tepian sana. Kami berteduh di sana sambil memesan segelas kopi sambil berbincang mengenai perjalanan yang kami lakukan. Mood saya pun mulai turun. Antara lelah dalam perjalanan dan rasa gemas akan cuaca yang kurang mendukung ketika berada di Pantai Pulau Merah ini. Saya hanya duduk terdiam di warung tenda yang menghadap laut sambil menatap nanar langit yang terlihat sedikit kemerahan di ufuk barat, namun hujan masih saja terus merapat.



Beberapa pengunjung masih terlihat bermain-main di pantai sambil hujan-hujan. Perlahan-lahan hujan mulai reda seiring dengan segelas kopi yang tandas alam tegukan saya. Seperti sebuah kejutan atas doa-doa yang saya rapalkan, hujan pun berhenti dan berangsur-angsur langit cerah diiringi matahari tenggelam perlahan ke peraduan. Seolah sebuah berkah, kami duduk di warung di mana posisi kami tepat memandang lurus matahari tenggelam. Pemandangan sore itu semakin terasa istimewa karena adanya dua buah perahu yang sedang bersandar seolah mengapit mengiringi tenggelamnya matahari yang pulang ke peraduan. Saya tak perlu beranjak dari tempat ngopi, karena pemandangan matahari tenggelam benar-benar ada di depan mata saya. Pemandangan senja yang menjadi pelipur lara akan perasaan kecewa dan lelah saya. Kami tak ingin berlama-lama di warung kopi. Usai mengambil beberapa gambar matahari tenggelam, kami pun memutuskan untuk kembali ke pantai sambil menikmati gurat senja. Berkas-berkas cahaya senja memantul apik di pasir pantai yang basah oleh ombak, membuat suasana senja semakin dramatis rasanya.



Semua orang terlihat girang menikmati suasana senja. Para pengunjung sibuk dengan kamera dan ponsel mereka, seolah tak ingin ketinggalan momen untuk mengabadikan pemandangan dan foto diri saat menikmati senja. Beberapa fotografer profesional sibuk memainkan kamera dan menggeser tripod mereka untuk mendapatkan sudut pandang yang menarik. Sedangkan saya, berjalan kaki sambil mengamati tingkah laku mereka dan menahan rasa gatal akibat gigitan nyamuk yang liar ! Hari pun mulai gelap, saya pun bergegas kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan menata kembali barang-barang. Sebuah senja yang berkesan di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi akhir bulan Maret lalu.

2 comments:

  1. Apakah sebutan pantai merah itu karena jika senja datang air laut menjadi berwarna merah akibat pantulan senja?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada beberapa versi cerita kak, salah satunya itu
      versi lain karena di sekitar pantai dan pulau kecil tersebut banyak mengandung kandungan emasnya

      Delete

Disclaimer

all photos and articles in this blog copyright by Andika Hermawan
if you want to use any photos and articles in this blog please contact me for further information
feel free to ask me :)

another social media account :
twitter @andikaawan
instagram @andikaawan
email : dikahermawandika@yahoo.com