Jogja memang identik dengan kuliner khasnya yang fenomenal yaitu gudeg, yang berbahan dasar dari nangka muda yang diberi bumbu berwarna cokelat yang memiliki cita rasa manis. Yap, kuliner Jogja memang rata-rata memiliki rasa yang dominan manis pada setiap masakannya. Di Jogja sendiri memang ada satu wilayah di dekat Kraton yaitu daerah Wijilan yang dijadikan sebagai sentra gudeg. Namun, selain di Wijilan sendiri masih ada beberapa lokasi warung gudeg yang memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya adalah gudeg Bu Djuminten yang cukup legendaris di Jogja. Konon kabarnya warung gudeg ini mulai buka sejak tahun 1926.
Warung gudeg bu Djuminten ini berlokasi di daerah Kranggan, salah satu wilayah pecinan di Jogja, tepatnya di Jalan Asem Gede no. 4 / Jalan Kranggan no. 69 Jogja. Untuk mencari warung ini tidak sulit kok, walau agak sedikit masuk gang. Ancer-ancernya dari tugu Jogja ambil saja jalan ke utara, masuk saja gang pertama di sebelah kiri jalan arah ke pasar (arah ke barat), lurus sampai menemukan perempatan, lalu belok ke kanan lurus saja sampai menemukan perempatan lagi. Nah, warung gudeg Bu Djuminten ini terletak pas di pojokan perempatan jalan, bangunan warungnya memiliki warna cat yang khas yaitu warna hijau.
Apa saja keistimewaan dari gudeg Bu Djuminten ini?
Nah, menurut saya ada dua hal yang menjadi keistimewaan warung gudeg yang satu ini, selain dari rasa gudegnya sendiri, juga dari tempatnya yang memiliki suasana khas bangunan tempo dulu yang hingga kini masih dipertahankan keberadaannya. Oke, mari kita mulai mereview warung gudeg yang satu ini :)
Saya mulai dari tempatnya ya ! Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, tempat ini memiliki corak bangunan kuno khas, memiliki pintu dan jendela kaca yang lebar serta tembus pandang, sehingga sirkulasi udara terus terjaga, memberikan pencahayaan yang cukup, dan juga memberikan kesan luas bagi ruangan. Keunikan lain adalah interior ruang yang terdapat tulisan "sugeng rawuh" pada bagian dinding atas lapak gudeg, seolah-olah memberikan sambutan kepada tamu-tamu yang datang berkunjung, serta tulisan "matur nuwun" pada bagian dinding pintu keluar. Tulisan ini tidak menggunakan huruf latin lho, melainkan menggunakan aksara Jawa alias huruf Jawa yang semakin memberikan nuansa Jawa yang cukup kental.
Lanjut, setelah sekilas membahas mengenai tempat, mari kita bahas mengenai rasa gudeg di warung satu ini. Gudeg yang dijual di warung Bu Djuminten ini termasuk gudeg basah. Untuk icip-icip kali ini saya memesan nasi gudeg+suwiran+telur. Ciri khas dari warung gudeg ini adalah campuran areh pada gudegnya yang manis gurih. Menurut saya rasa gudeg yang dicampur areh ini manis dan gurihnya pas. Keistimewaan lainnya adalah sambal goreng krecek untuk campuran dalam sajian gudeg. Pedasnya tidak terlalu pedas dan juga masih ada tekstur sambal uleg di dalam penyajiannya. Entah ini disengaja atau tidak, biasanya sambel goreng krecek sudah tidak terlihat tekstur sambal ulegnya, namun di warung ini tekstur sambal ulegnya masih jelas terlihat. Suwiran ayamnya cukup gurih, telurnya juga tidak terlalu manis dalam pemberian bumbunya. Over all in my opinion saya memberi penilaian 8/10 untuk gudeg yang satu ini. Menurut saya yang menjadi kekurangan menu ini adalah porsi nasinya yang kecil. Oke, tapi tidak masalah kok, karena gudeg ini rasanya memang pas dan tidak membuat eneg. Untuk satu porsi gudeg yang saya pesan ini dibandrol dengan harga Rp 13.000,00 per-porsinya. Tak perlu khawatir kocek Anda terkuras, di warung ini terdapat beberapa pilihan menu gudeg dengan bermacam lauk, harganya mulai dari Rp 6.000,00 untuk seporsi nasi gudeg polos.
Bagaimana dengan pilihan menu minuman? Selain es teh, es jeruk dan sejenisnya, ada beberapa minuman menarik yang disajikan di sini, mungkin sedikit tidak lazim ditemukan di warung-warung gudeg, yaitu adanya menu beras kencur, es tape, dan tape anget. Menurut saya, minuman es tape maupun tape anget ini lebih lazim ditemukan di warung-warung angkringan. Untuk harga minuman dibadrol dari harga Rp 500,00 sampai dengan Rp 3.500,00 saja per-gelas.
Bagi Anda yang ingin membawa gudeg ini sebagai oleh-oleh juga disediakan gudeg dalam kemasan kendil serta kemasan kotak box. Untuk harga gudeg kendil mulai dari Rp 100.000,00 sampai dengan Rp 150.000,00. Untuk kemasan kotak atau box mulai dari Rp 25.000,00 sampai dengan Rp 60.000,00. Untuk perbedaan harga ini tergantung dari jumlah lauk yang dipilih di dalam setiap kemasannya.
Oh iya, gudeg ini konon katanya tidak membuka cabang di manapun di kota Jogja, hanya ada satu cabangnya di Jakarta. Saya masih bingung apakah ada hubungan antara gudeg Bu Djuminten dan gudeg Yu Djum yang terkenal seantero Jogja yang memiliki beberapa cabang itu? Entahlah, sepertinya tidak ada hubungannya karena logo pada gudeg yang berbeda fotonya.
Bagi Anda yang gemar berburu gudeg, monggo mampir ke warung gudeg Bu Djuminten yang ada di sebelah barat pasar Kranggan ini untuk mencicipi gudeg arehnya yang manis legit :)
Lanjut, setelah sekilas membahas mengenai tempat, mari kita bahas mengenai rasa gudeg di warung satu ini. Gudeg yang dijual di warung Bu Djuminten ini termasuk gudeg basah. Untuk icip-icip kali ini saya memesan nasi gudeg+suwiran+telur. Ciri khas dari warung gudeg ini adalah campuran areh pada gudegnya yang manis gurih. Menurut saya rasa gudeg yang dicampur areh ini manis dan gurihnya pas. Keistimewaan lainnya adalah sambal goreng krecek untuk campuran dalam sajian gudeg. Pedasnya tidak terlalu pedas dan juga masih ada tekstur sambal uleg di dalam penyajiannya. Entah ini disengaja atau tidak, biasanya sambel goreng krecek sudah tidak terlihat tekstur sambal ulegnya, namun di warung ini tekstur sambal ulegnya masih jelas terlihat. Suwiran ayamnya cukup gurih, telurnya juga tidak terlalu manis dalam pemberian bumbunya. Over all in my opinion saya memberi penilaian 8/10 untuk gudeg yang satu ini. Menurut saya yang menjadi kekurangan menu ini adalah porsi nasinya yang kecil. Oke, tapi tidak masalah kok, karena gudeg ini rasanya memang pas dan tidak membuat eneg. Untuk satu porsi gudeg yang saya pesan ini dibandrol dengan harga Rp 13.000,00 per-porsinya. Tak perlu khawatir kocek Anda terkuras, di warung ini terdapat beberapa pilihan menu gudeg dengan bermacam lauk, harganya mulai dari Rp 6.000,00 untuk seporsi nasi gudeg polos.
Bagaimana dengan pilihan menu minuman? Selain es teh, es jeruk dan sejenisnya, ada beberapa minuman menarik yang disajikan di sini, mungkin sedikit tidak lazim ditemukan di warung-warung gudeg, yaitu adanya menu beras kencur, es tape, dan tape anget. Menurut saya, minuman es tape maupun tape anget ini lebih lazim ditemukan di warung-warung angkringan. Untuk harga minuman dibadrol dari harga Rp 500,00 sampai dengan Rp 3.500,00 saja per-gelas.
Bagi Anda yang ingin membawa gudeg ini sebagai oleh-oleh juga disediakan gudeg dalam kemasan kendil serta kemasan kotak box. Untuk harga gudeg kendil mulai dari Rp 100.000,00 sampai dengan Rp 150.000,00. Untuk kemasan kotak atau box mulai dari Rp 25.000,00 sampai dengan Rp 60.000,00. Untuk perbedaan harga ini tergantung dari jumlah lauk yang dipilih di dalam setiap kemasannya.
Oh iya, gudeg ini konon katanya tidak membuka cabang di manapun di kota Jogja, hanya ada satu cabangnya di Jakarta. Saya masih bingung apakah ada hubungan antara gudeg Bu Djuminten dan gudeg Yu Djum yang terkenal seantero Jogja yang memiliki beberapa cabang itu? Entahlah, sepertinya tidak ada hubungannya karena logo pada gudeg yang berbeda fotonya.
Bagi Anda yang gemar berburu gudeg, monggo mampir ke warung gudeg Bu Djuminten yang ada di sebelah barat pasar Kranggan ini untuk mencicipi gudeg arehnya yang manis legit :)
No comments:
Post a Comment