Keberadaan Candi Dwarawati ini memang kurang begitu dikenal oleh wisatawan yang berkunjung di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Candi Dwarawati memang tidak seterkenal seperti Kompleks Candi Arjuna yang ramai oleh kunjungan wisatawan. Candi ini nyaris sepi dari kunjungan wisatawan karena lokasinya yang sedikit tersembunyi di antara kompleks perkampungan warga dan juga deretan perkebunan kentang. Saya sendiri pun baru mengetahui candi ini setelah diajak survei oleh teman saya yang merupakan mahasiswa jurusan Arkeologi.
Menurut sejarah, Candi Dwarawati ini sebenarnya merupakan sebuah kompleks bangunan percandian seperti di Kompleks Candi Arjuna. Dahulu terdapat bangunan Candi Pandu, Candi Margasari, Candi Margasari dan juga Candi Dwarawati. Namun sayang, ketiga bangunan candi yang lain sudah tidak berbentuk lagi, tinggal tersisa bangunan Candi Dwarawati yang kemudian dipugar pada tahun 1980 untuk mengembalikan bentuk bangunannya yang berantakan ketika ditemukan. Candi Dwarawati merupakan kompleks candi yang berada di bagian timur Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di wilayah Bukir Perahu. Secara administratif, candi ini berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Candi Dwarawati memiliki dimensi ukuran panjang 5 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 6 meter. Pada bagian dinding luar candi terdapat bangunan relung candi dengan bentuk melengkung dan meruncing pada bagian atasnya. Relung inilah sebagai tempat untuk meletakkan arca. Namun sayang, relung-relung tersebut yang seharusnya diisi dengan arca Ganesha, Agastya, dan Dewi Durga ternyata dalam keadaan kosong, entah dicuri atau malah diamankan di Museum Kailasa? Hal unik lainnya dari candi ini adalah kesan seolah-olah candi ini memiliki bangunan bertingkat karena kemiripan antara bangunan bagian atap candi dengan bagian tubuh candi. Selain itu pada bagian atap candi terdapat ukiran-ukiran cantik di sekitar relungnya. Satu hal lagi yang disayangkan, bagunan atap candi ini entah di mana, hilang tidak menyatu dengan bagian candi lainnya, atau mungkin ditumpuk di sekitar candi, karena terlihat beberapa batuan candi yang berserakan.
Sangat disayangkan memang jika benda-benda peninggalan bersejarah semacam ini hanya dibiarkan begitu saja tanpa mendapatkan perhatian untuk dilestarikan. Saya hanya membayangkan jika candi ini memiliki bentuk yang utuh alangkah indahnya bangunan ini. Di kompleks Candi Dwarawati ini tidak ada petugas yang berjaga. Pengunjung bisa bebas masuk ke dalam candi kapan saja. Ya, mungkin saja penduduk yang tinggal di sekitar kompleks candi inilah yang ikut serta menjaga dan merawat keberadaan bangunan Candi Dwarawati ini.
Lokasinya yang dikelilingi oleh perbukitan dan hamparan perkebunan kentang, menjadikan kompleks Candi Dwarawati ini memiliki udara yang cukup sejuk. Sayang, sore itu udara mendung dan kabut mulai turun, jadilah kami kurang mendapatkan pemandangan alam yang mengelilingi Candi Dwarawati ini. Ya, dan lagi-lagi kekurangan informasi mengenai keberadaan candi ini menjadikan pengunjung kurang mendapatkan edukasi yang memadai mengenai sejarah Candi Dwarawati ini. Semoga pihak yang terkait segera menambah fasilitas seperti papan pengumuman yang berisi mengenai cerita singkat sejarah berdirinya candi, kapan ditemukan hingga tahapan pemugaran. Adanya fasilitas tambahan informasi semacam itu akan membuat pengunjung mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai sejarah peninggalan bangsa dari masa lalu.
No comments:
Post a Comment