Malam pun semakin larut, namun acara penjelajahan museum di Kota Probolinggo pun belum berakhir. Kali ini para peserta diajak berkeliling ke sebuah gedung tua di kawasan Jalan Suroyo. Dari bagian depan nampak pesawat udara kuno, lokomotif tua, serta tank yang dipajang di halaman. Inilah Museum Probolinggo, salah satu wahana pengenalan sejarah Kota Probolinggo.
Museum Probolinggo merupakan salah satu wahana wisata yang cukup baru di Kota Probolinggo. Museum ini diresmikan pada tahun 2009 dengan menempati sebuah gedung tua yang dahulu bernama Gedung Panti Budaya. Dahulu bangunan ini merupakan sebuah gedung serba guna, kemudian dialihfungsikan sebagai museum sebagai wahana untuk memperkenalkan perkembangan sejarah Kota Probolinggo.
Museum Probolinggo memiliki koleksi yang cukup menarik di dalamnya. Di bagian pertama ruangan Museum Probolinggo ini kita akan menemui beberapa replika arca yang biasa kita temui di candi. Penemuan arca-arca ini barangkali mengacu pada bangunan Candi Jabung yang terletak di daerah Paiton barangkali. Entahlah, koleksi arca-arca tersebut mengacu pada penemuan arca di candi mana saya kurang paham.
Pada ruangan berikutnya kita akan melihat beberapa koleksi barang-barang kuno yang ditemukan di sekitaran Kota Probolinggo. Ada beberapa senjata yang digunakan oleh masyarakat Tengger di masa silam, ada pula beberapa peninggalan seperti guci dan keramik dari Tiongkok, alat musik kecapi, KWH meter di jaman perusahaan listrik yang dikelola oleh Belanda, sepatu dari China yang khusus digunakan oleh kaum perempuan agar memiliki bentuk kaki yang ramping, ada pula naskah-naskah kuno tersimpan rapi di dalam Museum Probolinggo ini.
Di bagian ruang berikutnya, kita akan melihat koleksi mata uang kuno dan bangku sekolah kuno peninggalan jaman Belanda yang sekilas bentuknya mirip seperti bangku yang digunakan untuk tempat duduk jamaat di gereja. Menurut penuturan pemandu museum, dahulu Kota Probolinggo akan dijadikan sebagai kota pendidikan di daerah Jawa Timur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun, setelah ada beberapa pertimbangan, akhirnya Belanda memindahkan pusat pendidikan di Kota Malang. Mungkin karena Malang memiliki udara yang cukup sejuk menjadikan pertimbangan bagi Belanda untuk memindahkan pusat pendidikan ke kota tersebut.
Pada ruangan berikutnya lebih banyak ditampilkan diorama dan patung-patung yang menggambarkan kebudayaan yang ada di Kota Probolinggo. Ada kendaraan tradisional yang digunakan oleh masyakarat Probolinggo yang mungkin sampai sekarang masih digunakan, misalnya saja dokar (semacam delman yang ditarik oleh seekor kuda) dan ciker (gerobak kayu yang ditarik oleh dua ekor sapi). Ada pula patung yang menggambarkan kebudayaan tradisional dari Kota Probolinggo, di antaranya adalah Jaran Bodhak/Jaran Kencak atau bisa disebut dengan kuda menari, yaitu kuda yang diberi hiasan kemudian diberi iringan musik agar kuda tersebut berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik. Diperlukan latihan khusus memang begi kuda-kuda yang dipersiapkan sebagai kuda kencak ini. Budaya tradisional lain yang tak kalah menarik adalah karapan kambing yang biasa dilakukan oleh masyarakat Probolinggo.
Selain itu, di ruangan ini juga ditampilkan batik Tenggeran, beberapa patung yang menggambarkan kebudayaan Arab dam kebudayaan China. Sebagai sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa, tak heran jika penduduk Kota Probolinggo cukup multikultural. Selain suku Jawa, Kota Probolinggo juga dihuni berbagai suku dan ras, di antaranya Madura, Arab, dan China.
Museum Probolinggo memang memiliki koleksi-koleksi yang terkesan sederhana. Walaupun memiliki display yang sedikit kaku, namun museum ini memiliki nilai edukasi yang cukup tinggi, terutama bagi mereka yang ingin mengenal sejarah Kota Probolinggo secara singkat. Bagi Anda yang menyukai wisata museum dan sejarah, tak ada salahnya mengunjungi museum ini ketika Anda sedang plesir di Kota Probolinggo :)
keterangan :
Museum Probolinggo buka setiap hari dari pukul 08-00 - 15.00 WIB
tiket masuk gratis
Museum Probolinggo merupakan salah satu wahana wisata yang cukup baru di Kota Probolinggo. Museum ini diresmikan pada tahun 2009 dengan menempati sebuah gedung tua yang dahulu bernama Gedung Panti Budaya. Dahulu bangunan ini merupakan sebuah gedung serba guna, kemudian dialihfungsikan sebagai museum sebagai wahana untuk memperkenalkan perkembangan sejarah Kota Probolinggo.
Museum Probolinggo memiliki koleksi yang cukup menarik di dalamnya. Di bagian pertama ruangan Museum Probolinggo ini kita akan menemui beberapa replika arca yang biasa kita temui di candi. Penemuan arca-arca ini barangkali mengacu pada bangunan Candi Jabung yang terletak di daerah Paiton barangkali. Entahlah, koleksi arca-arca tersebut mengacu pada penemuan arca di candi mana saya kurang paham.
Pada ruangan berikutnya kita akan melihat beberapa koleksi barang-barang kuno yang ditemukan di sekitaran Kota Probolinggo. Ada beberapa senjata yang digunakan oleh masyarakat Tengger di masa silam, ada pula beberapa peninggalan seperti guci dan keramik dari Tiongkok, alat musik kecapi, KWH meter di jaman perusahaan listrik yang dikelola oleh Belanda, sepatu dari China yang khusus digunakan oleh kaum perempuan agar memiliki bentuk kaki yang ramping, ada pula naskah-naskah kuno tersimpan rapi di dalam Museum Probolinggo ini.
Di bagian ruang berikutnya, kita akan melihat koleksi mata uang kuno dan bangku sekolah kuno peninggalan jaman Belanda yang sekilas bentuknya mirip seperti bangku yang digunakan untuk tempat duduk jamaat di gereja. Menurut penuturan pemandu museum, dahulu Kota Probolinggo akan dijadikan sebagai kota pendidikan di daerah Jawa Timur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Namun, setelah ada beberapa pertimbangan, akhirnya Belanda memindahkan pusat pendidikan di Kota Malang. Mungkin karena Malang memiliki udara yang cukup sejuk menjadikan pertimbangan bagi Belanda untuk memindahkan pusat pendidikan ke kota tersebut.
Pada ruangan berikutnya lebih banyak ditampilkan diorama dan patung-patung yang menggambarkan kebudayaan yang ada di Kota Probolinggo. Ada kendaraan tradisional yang digunakan oleh masyakarat Probolinggo yang mungkin sampai sekarang masih digunakan, misalnya saja dokar (semacam delman yang ditarik oleh seekor kuda) dan ciker (gerobak kayu yang ditarik oleh dua ekor sapi). Ada pula patung yang menggambarkan kebudayaan tradisional dari Kota Probolinggo, di antaranya adalah Jaran Bodhak/Jaran Kencak atau bisa disebut dengan kuda menari, yaitu kuda yang diberi hiasan kemudian diberi iringan musik agar kuda tersebut berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik. Diperlukan latihan khusus memang begi kuda-kuda yang dipersiapkan sebagai kuda kencak ini. Budaya tradisional lain yang tak kalah menarik adalah karapan kambing yang biasa dilakukan oleh masyarakat Probolinggo.
Selain itu, di ruangan ini juga ditampilkan batik Tenggeran, beberapa patung yang menggambarkan kebudayaan Arab dam kebudayaan China. Sebagai sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa, tak heran jika penduduk Kota Probolinggo cukup multikultural. Selain suku Jawa, Kota Probolinggo juga dihuni berbagai suku dan ras, di antaranya Madura, Arab, dan China.
Museum Probolinggo memang memiliki koleksi-koleksi yang terkesan sederhana. Walaupun memiliki display yang sedikit kaku, namun museum ini memiliki nilai edukasi yang cukup tinggi, terutama bagi mereka yang ingin mengenal sejarah Kota Probolinggo secara singkat. Bagi Anda yang menyukai wisata museum dan sejarah, tak ada salahnya mengunjungi museum ini ketika Anda sedang plesir di Kota Probolinggo :)
keterangan :
Museum Probolinggo buka setiap hari dari pukul 08-00 - 15.00 WIB
tiket masuk gratis
Ini pas dirimu berkunjung juga di malam hari ya? Barengan sama Museum Dr Moh Saleh ?
ReplyDeleteIya mas, aku berkunjung ke Museum Probolinggo juga malam hari setelah berkunjung ke Museum Dr Moh Saleh
Delete