Dinginnya udara pegunungan di kala fajar memang membuat betah bagi siapa saja untuk berlama-lama menikmati empuknya kasur berbalut dengan hangatnya selimut yang tebal. Namun, di kala fajar inilah geliat kehidupan di kawasan Bromo dimulai. Orang rela datang jauh-jauh ke Bromo untuk dibangunkan di kala fajar demi menikmati indahnya matahari terbit di ufuk timur sana.
Dinginnya udara Bromo memang membuat siapa saja malas untuk beranjak dari peraduan. Udara pagi ini memang serasa kurang bersahabat. Angin bertiup cukup kencang, ditambah dengan kabut yang sesekali berdatangan. Sweater dan jaket yang saya kenakan pun seolah masih belum bisa menahan dinginnya udara yang menerpa ke seluruh badan. Tujuan kami pagi ini adalah ingin melihat sunrise di Bukit Punuk Sapi, yang berlokasi di sekitaran Lava View Lodge, tidak jauh dari penginapan kami di Bromo Permai. Untuk menuju ke sana kami pun harus berjalan kaki melewati jalan setapak. Perjalanan ini pun menempuh waktu kurang lebih 30 menit. Medan yang kami lalui pun tidak terlalu terjal, karena sepertinya jalan setapak tersebut sudah cukup sering dilalui oleh orang.
Di Bukit Punuk Sapi ini terletak di sebelah timur Gunung Batok dan Gunung Bromo. Lokasinya tidak setinggi Penanjakan 1 yang menjadi spot favorit para wisatawan untuk menanti terbitnya matahari di Kawasan Bromo. Namun, jalan setapak yang sesekali menanjak dipadukan dengan hamparan perbukitan yang ditumbhi oleh rerumputan liar yang masih alami memberikan nuansa tersendiri bagi saya. Suasananya pun lebih tenang jika dibandingkan dengan Bukit Penanjakan yang pernah saya datangi sebelumnya.
Sayang, semesta belum berpihak kepada kami pagi itu. Ketika kami sampai di Bukit Punuk Sapi, awan mendung pun berarak datang. Tak ada pancaran sinar matahari karena tertutup oleh awan. Ah sayang, sunrise yang kami nantikan ternyata tak kunjung datang. Hanya pemandangan hamparan rerumputan yang menutupi kawasan perbukitan yang menjadi pengobat kekecewaan. Tak apalah, saya pun juga tak berharap banyak untuk mendapatkan pemandangan sunrise yang sempurna di bulan Februari yang notabennya masih musim penghujan.
Tuhan menciptakan musim hujan agar manusia menghabiskan pagi dengan meringkuk dalam selimut. :D
ReplyDeletehahaha apalagi kalau sedang di area pegunungan, tidur pagi serasa lebih nikmat :))
Delete