Penjelajahan saya mengeksplorasi keindahan candi-candi yang ada di Yogyakarta berlanjut ke Candi Sewu, candi yang bercorakkan agama Budha yang berada satu kompleks dengan Candi Prambanan. Jika dilihat dari lokasinya yang dekat dengan Candi Prambanan yang bercorakkan agama Hindu, dapat diasumsikan bahwa dahulu antara agama Hindu dan agama Budha dapat hidup dalam sebuah keselarasan dan keharmonisan.
Candi Sewu merupakan candi Budha terbesar kedua setelah Candi Borobudur dan telah terdaftar sebagai salah satu dari warisan dunia (World Heritage) oleh UNESCO. Secara administratif, Candi Sewu terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Perjalanan menuju candi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Untuk memasuki candi ini terdapat dua buah pintu masuk, yang pertama melalui pintu masuk Candi Prambanan, yaitu dengan membeli tiket masuk Candi Prambanan, setelah puas mengelilingi candi tersebut, kita dapat menggunakan jasa kereta mini yang akan mengantarkan kita berkeliling sampai Candi Sewu dengan membayar obgkos tiket tambahan sebesar Rp 5.000,00 per-orang.
Cara kedua yaitu melalui pintu masuk belakang, dengan terlebih dahulu kita melapor kepada petugas keamanan dan membayar retribusi sebesar Rp 5.000,00 per-orang. Untuk kali ini saya memilih masuk lewat pintu belakang karena lebih dekat dan lebih murah, karena saya memang tidak berminat mengunjungi Candi Prambanan, jadi itung-itung irit bayar ongkos tiketnya.
Dilihat dari sejarahnya, Candi Sewu ini dibangun oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno. Candi Sewu selesai dibuat sekitar tahun 714 Saka atau 792 Masehi, berdasarkan penemuan Prasasti Manjusrigrha yang ditemukan di dekat candi perwara yang menjelaskan tentang perayaan Prasada, Wajrasana Manjusrighra pada tahun tersebut.
Dilihat dari latar belakang keagamaannya, Candi Sewu termasuk candi yang bercorakkan agama Budha, hal ini terlihat dari karakter candi Budha yang terdapat di Kompleks Candi Sewu yaitu dapat dilihat dari arca-arca yang ditemukan di candi ini dan juga bentuk atap bangunan candi yang berbentuk stupa yang merupakan ciri khas cari bangunan candi Budha.
Bangunan yang ada di kompleks Candi Sewu sendiri terdiri dari 249 bangunan candi, yaitu 1 buah bangunan candi induk, 4 pasang candi Apit, dan 240 Candi Perwara (candi pengiring). Bangunan candi induk terdapat di tengah-tengah kompleks dikelilingi oleh bangunan Candi Apit dan Candi Perwara. Selain itu terdapat 4 pasang patung Dwarapala yang berada di keempat sisi pintu masuk halaman kedua.
Di Candi Sewu memang tidak ada jasa guide atau pemandu, tapi jangan khawatir karena di sisi depan candi terdapat sebuah papan yang menjelaskan mengenai Candi Sewu secara garis besar, menurut saya informasi yang disampaikan di papan tersebut cukup jelas dan menambah pengetahuan kita mengenai keberadaan candi Sewu ini.
Saya juga masih bingung mengapa candi ini dinamakan Candi Sewu, atau mungkin memang benar jumlah bangunannya yang seribu buah candi? Atau hanya karena jumlah candinya yang banyak dan susah untuk dihitung sehingga dinamakan Candi Sewu? Entahlah yang jelas candi ini memiliki pesona tersendiri bagi saya. Bagi Anda yang tertarik menjelajahi candi-candi, monggo sejenak mampir dan nikmati pesona Candi Sewu ini.
pas datang ke candi ini gak dapat langit cerah, jadi belum sempat posting.
ReplyDeletetetap smangat mas
pas ke sana kemarin juga langitnya tidak terlalu cerah sob
ReplyDeletetapi masih bisa diakalin dikit hehehe