Melihat bongkahan batu yang terpahat sedemikian rupa hingga membentuk sebuah maha karya bernilai sejarah tinggi akan menimbulkan decak kagum bagi siapa saja yang melihatnya. Di balik keeksotisannya, arca ini memiliki cerita pilu karena keberadaannya seolah dibiarkan begitu saja.
Sinar matahari pun tidak terasa begitu terik menyinari karena mendung yang menggelayuti awan hari siang hari ini. Saya mendaatkan mandat dari seorang teman yang penasaran akan keberadaan Candi Ijo, sebuah candi yang terletak di perbukitan paling tinggi di antara candi-candi lain yang tersebar di daerah Jogja. Selesai menjelajahi Candi Ijo, saya pun teringat akan keberadaan Arca Gupolo yang terletak tidak jauh dari kompleks candi ini. Saya pun bergegas mencari infomasi dari petugas yang berjaga di candi tentang keberadaan Arca Gupolo ini.
Arca Gupolo terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Jalur yang dilalui untuk dapat menuju Arca Gupolo memang searah dengan jalur menuju Candi Ijo, namun tidak sampai mendaki ke bukit. Keberadaan Arca Gupolo ini memang sedikit tersembunyi. Lokasinya berada di tengah-tengah hutan di antara pemukiman penduduk. Tak perlu khawatir tersasar, cukup bertanya saja kepada penduduk setempat, mereka akan senang hati memberikan petunjuk arah kepada Anda. Saya sendiri kurang begitu ingat patokan jalan untuk menuju lokasi Arca Gupolo ini, yang saya ingat susuri jalan menuju Candi Ijo sampai menemukan gapura Desa Sambirejo. Lurus sedikit hingga menemukan gang ke arah kanan, belok saja lalu susuri jalan tersebut hingga menemukan industri pengolahan batu di kiri jalan yang dikelola oleh penduduk. Tinggal meminta izin saja kepada penduduk setempat untuk menitipkan kendaraan Anda, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni bukit yang sudah dibangun jalan setapak namun sedikit licin.
Arca Gupolo merupakan kumpulan dari tujuh buah arca dengan kondisi yang berserakan. Mereka diletakkan dengan jarak yang saling berdekatan. Arca Gupolo yang paling terkenal merujuk pada sebuah arca yang berdiri gagah dengan ukuran cukup besar yakni mencapai tinggi sekitar dua meter yang dijuluki Agastya. Arca ini mengenakan pakaian dengan motif bunga-bunga yang terlihat samar serta membawa senjata yang bernama trisula yang masih terlihat cukup jelas. Senjata trisula ini merupakan perlambang dari Dewa Siwa. Sedikit rancu memang jika arca Agastya ini diberikan sebutan sebagai Arca Gupolo. Sepengetahuan saya sebutan "gupolo" ini merujuk pada arca besar penjaga pintu masuk menuju candi. Di sebelah arca yang besar tersebut terdapat sebuah arca perwujudan Dewa Siwa dalam posisi duduk bersila. Arca tersebut memang dalam kondisi yang memprihatinkan sehingga detailnya kurang bisa kita lihat. Di sekeliling kedua arca besar tersebut terdapat beberapa arca kecil dengan posisi duduk bersila dengan kondisi yang lebih memprihatinkan. Beberapa arca sudah dipenggal kepalanya dan sudah hilang detail ukirannya. Legenda yang beredar pada masyarakat setempat menyebutkan bahwa Gupolo dahulu merupakan maha patih atau perdana menteri dari Raja Ratu Boko, ayahanda dari Roro Jonggrang. Sementara di dalam mitologi Hindu, Maha Resi Agastya digambarkan sebagai seorang resi yang sangat sakti dan cukup disegani.
Keberadaan Arca Gupolo ini memang seolah dilupakan dan tidak mendapatkan perhatian. Menurut penuturan penduduk setempat, dahulu Situs Arca Gupolo ini diberikan bangunan atap pelindung untuk melindungi arca. Bangunan atap tersebut terbuat dari seng. Namun karena faktor waktu dan cuaca, atap ini pun akhirnya rusak, ang terlihat kini tinggallah konstruksi bangunan patok penyangga di beberapa sisi dekat arca. Ada hal yang unik dari patok penyangga ini karena terdapat tulisan di dalamnya, di antaranya menggunakan bahasa Belanda di dalam tulisannya. Ya, mungkin saja dahulu bangunan penyangga ini merupakan bantuan hibah dari pemerintah Belanda.
Keunikan lain dari Situs Arca Gupolo ini adalah keberadaan sumur yang bersebelahan dari lokasi arca. Sumur ini merupakan sumber mata air jernih yang hingga saat ini masih dimanfaatkan airnya oleh penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan MCK. Sumber mata air ini tidak pernah kering, walaupun musim kemarau melanda. Lokasi Situs Arca Gupolo ini berada di tengah-tengah lahan kapur yang cukup tandus, sehingga dengan adanya sumber mata air bersih di sumur ini sangat membantu memenuhi kebutuhan air bersih penduduk setempat. Berada di tengah-tengah hutan, menjadikan Situs Arca Gupolo ini selain memiliki udara yang cukup sejuk, juga memiliki pemandangan bukit yang cukup menarik di antara sela-sela lebatnya daun-daun yang tumbuh rindang.
masih ada pagar pembatasnya kan? terakhir saya ke sana pas musim hujan jalannya licin banget. Tapi kata temen saya suasana di sana lumayan mistis, padahal perasaan saya nggak.
ReplyDeletemasih ada kok mas pagar baret gitu buat pembatasnya
Deletemenurutku suasananya biasa aja sih ga mistis2 amat :D