"Ambil buku atau peta, tunjuk satu tempat, kumpulkan informasi, kumpulkan kebernian, and you will be there to explore those place", begitulah kira-kira inti dari petikan percakapan Nadine Chandrawinata dan Duma Riris Silalahi di acaranya Hidden Paradise yang ditayangkan oleh Kompas TV, kata-kata itu selalu menginspirasi saya untuk tidak ragu menjelajahi setiap tempat yang saya anggap menarik, although I should alone to go that place. Yah, walau pengalaman menjelajah saya masih sedikit dan masih "bau kencur", but I promise one day I will exploring the beauty of Indonesia :)
Berbekal buku Situs-Situs Marjinal Jogja dan informasi yang saya dapat dari blognya Mas Wijna dan Mas Wijanarko saya kumpulkan beberapa informasi mengenai keberadaan candi yang tidak jauh dari Kota Jogja ini. Candi Gebang, yak mungkin bagi sebagian orang di Jogja lebih mengenal nama Candi Gebang sebagai nama sebuah perumahan dibandingkan dengan keberadaan bangunan candi itu sendiri. Berbekal informasi dari blog dan GPS konvensional alias nanya sana-nanya sini akhirnya saya dapat menemukan bangunan candi yang satu ini, dan memang benar sih setelah saya bertanya kepada beberapa orang dan sempat nyasar, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui keberadaan candi ini, namun lebih familiar dengan keberadaan kompleks perumahannya -__-
Bagaimana cara untuk menuju Candi Gebang? Sebenarnya cukup mudah untuk menemukan keberadaan Candi Gebang ini, saya sarankan lebih baik Anda menggunakan kendaraan pribadi untuk dapat lebih mudah menuju lokasi. Secara administratif, Candi Gebang terletak di Desa Gebang, Kelurahan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Cukup gampang-gapang susah mencari lokasi candi ini. Dari arah Gejayan ambil saja jalan ke utara sampai dengan ringroad, lalu belok ke timur arah menuju kampus UPN di daerah Condong Catur. Setelah JIH (Jogja International Hospital) agak pelankan saja laju kendaraan sampai Anda menemukan baliho besar bertuliskan "Perumahan Candi Indah" lalu belok saja ke kiri lurus ikuti jalan sampai menemukan sebuah jembatan. Dari jembatan tersebut belok saja ke arah kanan di gang pertama setelah jembatan, tak perlu khawatir karena ada papan petunjuk ke Candi Gebang. Dari gang setelah jembatan itu ada pertigaan kecil, jika ke kanan ke arah perumahan, ambillah jalan ke arah kiri melewati jalan setapak yang kiri kanannya adalah ladang penduduk, lurus ikuti jalan, belok ke kiri sedikit sampai bertemu kembali dengan jalan halus lalu belok ke kanan, lurus saja sampai mentok, lalu belok ke arah kanan melewati jalan yang terbuat dari pavin. Ikuti saja jalan pavin tersebut hingga tibalah Anda di Candi Gebang.
Parkirkan saja kendaraan Anda di dekat pos satpam yang menjaga Candi Gebang tersebut. Retribusi yang harus dibayarkan untuk memasuki candi ini sebesar Rp 2.000,00 per-orang. Menurut saya kompleks Candi Gebang ini lebih terawat dan rapi dibandingkan dengan kompleks candi-candi marjinal lainnya yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Ketika saya berkunjung ke sini, terdapat beberapa pekerja yang sedang membersihkan bangunan candi dari lumut, ada pula yang sedang membersihkan area taman dan memotong rumput. Di sudut-sudut taman juga disediakan bangku untuk duduk dan sejenak mengistirahatkan kaki sambil memandang candi.
Candi Gebang merupakan candi yang bercorakkan agama Hindu, hal ini dapat kita lihat dari arca-arca yang ada di candi tersebut. Ada arca Ganesha yang berbentuk seperti gajah, lalu ada pula arca Nandiswara, serta yoni yang terletak di dalam relung candi. Bangunan candi ini kecil dan tidak memiliki tangga untuk masuk ke dalam relung candi. Hanya sayang ketika saya berkunjung, arca Nandiswara yang konon kepalanya hilang ini ditutupi dengan sebuah kaos dalam -_- saya tidak tahu apa maksudnya tersebut. Bangunan candi ini menghadap ke arah barat, jadi memang jadi kurang leluasa untuk mengambil gambar dari depan candi karena sedikit menyisakan ruang dan medannya yang menurun agak curam di bawah.
Masih belum banyak literatur yang membahas mengenai Candi Gebang ini, dari papan keterangan mengenai candi ini disebutkan bahwa Candi Gebang dibangun sekitar tahun 730 sampai dengan 800 masehi. Candi Gebang sendiri pertama kali ditemukan pada bulan November tahun 1936 oleh seorang penduduk yang mencangkul tanah untuk mencari batu yang tanpa sengaja menemukan arca Ganesha. Pada tahun 1937 sampai 1939 Candi Gebang dilakukan pemugaran oleh Dinas Purbakala (Oudheid Dients) yang dipimpin oleh Dr. Van Ramondt pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Ada satu hal yang menarik yang terpampang di papan keterangan mengenai Candi Gebang ini, yaitu "Saat ini kita sebagai generasi penerus sudah seharusnya untuk turut menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang sangat berharga ini".
Hmmm sebagai generasi penersus seharusnya kita harus mempertahan dan melestarikan peninggalan sejarah yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi ini, syukur-syukur jika kita mau untuk mempelajari kembali sejarah yang kita miliki di Indonesia ini.
Parkirkan saja kendaraan Anda di dekat pos satpam yang menjaga Candi Gebang tersebut. Retribusi yang harus dibayarkan untuk memasuki candi ini sebesar Rp 2.000,00 per-orang. Menurut saya kompleks Candi Gebang ini lebih terawat dan rapi dibandingkan dengan kompleks candi-candi marjinal lainnya yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Ketika saya berkunjung ke sini, terdapat beberapa pekerja yang sedang membersihkan bangunan candi dari lumut, ada pula yang sedang membersihkan area taman dan memotong rumput. Di sudut-sudut taman juga disediakan bangku untuk duduk dan sejenak mengistirahatkan kaki sambil memandang candi.
Candi Gebang merupakan candi yang bercorakkan agama Hindu, hal ini dapat kita lihat dari arca-arca yang ada di candi tersebut. Ada arca Ganesha yang berbentuk seperti gajah, lalu ada pula arca Nandiswara, serta yoni yang terletak di dalam relung candi. Bangunan candi ini kecil dan tidak memiliki tangga untuk masuk ke dalam relung candi. Hanya sayang ketika saya berkunjung, arca Nandiswara yang konon kepalanya hilang ini ditutupi dengan sebuah kaos dalam -_- saya tidak tahu apa maksudnya tersebut. Bangunan candi ini menghadap ke arah barat, jadi memang jadi kurang leluasa untuk mengambil gambar dari depan candi karena sedikit menyisakan ruang dan medannya yang menurun agak curam di bawah.
Masih belum banyak literatur yang membahas mengenai Candi Gebang ini, dari papan keterangan mengenai candi ini disebutkan bahwa Candi Gebang dibangun sekitar tahun 730 sampai dengan 800 masehi. Candi Gebang sendiri pertama kali ditemukan pada bulan November tahun 1936 oleh seorang penduduk yang mencangkul tanah untuk mencari batu yang tanpa sengaja menemukan arca Ganesha. Pada tahun 1937 sampai 1939 Candi Gebang dilakukan pemugaran oleh Dinas Purbakala (Oudheid Dients) yang dipimpin oleh Dr. Van Ramondt pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Ada satu hal yang menarik yang terpampang di papan keterangan mengenai Candi Gebang ini, yaitu "Saat ini kita sebagai generasi penerus sudah seharusnya untuk turut menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang sangat berharga ini".
Hmmm sebagai generasi penersus seharusnya kita harus mempertahan dan melestarikan peninggalan sejarah yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi ini, syukur-syukur jika kita mau untuk mempelajari kembali sejarah yang kita miliki di Indonesia ini.
Saya sering lewat dareah gebag & lihat papan nama candi ini, tapi sampe sekarang belum pernah mampir kesana hehe..
ReplyDeletemonggo mampir dan nikmati keindahan candi Gebang hehehe :D
DeleteAku sering naek TJ 3B, lebih dekat turun di JIH apa Ada halte stikes guna Bangsa ya mas?
ReplyDeleteLebih deket turun di halte Stikes Guna Bangsa kak, saranku sih kalau mau ke sana bisa pakai jasa ojol (ojek OL) karena jalan masuk ke arah candi dari daerah ringroad masih lumayan jauh
Delete