Setelah selesai menyusuri koleksi barang-barang yang dipamerkan di Museum Perjuangan Yogyakarta, jalan-jalan di bangunan bulat ini kita lanjutkan ke bagian ruang bawah tanah yang digunakan sebagai Museum Sandi. Museum Perjuangan dan Museum Sandi ini memang menempati satu buah bangunan, hanya saja untuk koleksi barang-barang di Museum Perjuangan menempati ruangan di atas, sedangkan Museum Sandi berada di ruang bawah tanah. Untuk masalah tiket tenang saja, karena tiket masuk Museum Perjuangan sebesar Rp 2.000,00 ini sudah termasuk tiket terusan masuk Museum Sandi Yogyakarta ini.
Hmm karena memang suasana museum yang sepi dan saya berjalan-jalan sendiri di ruang ini cukup membuat saya kurang nyaman juga sih, jadi saya kurang memperhatikan secara detail dari museum ini. Secara garis besar, apa saja yang dapat kita saksikan di Museum Sandi ini? Koleksi yang ada di Museum Sandi ini antara lain adalah :
- barang-barang asli maupun replika dari mesin sandi, meubeler, tag, sepeda, patung tokoh yang berperan dalam sejarah persandian di Indonesia, serta etalase barang-barang keseharian pelaku sejarah sandi
- dokumen-dokumen berupa buku kode, lembaran kertas, dan sebagainya
- gambar-gambar berupa foto, peta yang menjelaskan napak tilas sandi, lukisan kegiatan sandi di dalam perundingan
- diorama yang menggambarkan suasana kegiatan kurir sandi
- ada pula fasilitas multimedia yang yang berteknologi touchscreen, ada pula fitur semacam permainan sandi di dalam fasilitas ini yang disebut dengan permainan kripto (cryptogame)
Secara garis besar, koleksi barang-barang di Museum Sandi ini menerangkan mengenai sejarah persandian di Indonesia termasuk sejarah ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, selain itu museum ini menerangkan mengenai sejarah persandian dunia. Dalam perkembangan sejarahnya, ilmu persandian ini terbagi menjadi dua sistem yaitu
- Sistem Kriptografi Klasik yang terdiri dari Caesar, Cipher, Albert Disc, Cardan Grille, dan Vigenere
- Sistem Kriptografi Modern yang terdiri dari Alogaritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hellman, RSA dan Rijndael (AEL)
Di Museum Sandi ini juga kita akan mendapatkan ilmu tentang sejarah peralatan sandi yang pernah digunakan di Indonesia, baik itu peralatan buatan dari luar negeri, maupun peralatan buatan dari Indonesia itu sendiri. Hmm ngomong-ngomong saya tidak terlalu memperhatikan isi dari koleksi museum ini, hanya saja ada sebuah batu yang boleh dikatakan seperti prasasti ketika memasuki ruangan ini yang berbunyi : "Ingatlah bahwa : kekhilafan satu orang saja cukup sudah menyebabkan keruntuhan negara" - dr. Roebiono Kertopati, hmm mungkin inilah slogan yang sangat dipegang teguh oleh orang yang bekerja pada Lembaga Sandi Negara.
No comments:
Post a Comment